#5 Writing Challenge: Single and Happy
It is hard to tell, really huhuhu
But seriously speaking, I am happy!
Senada
sama lirik lagunya Oppie Andaresta, I’m
single and very happy.
Di usia
yang dibilang bukan anak kecil lagi, topik soal beginian sedang
hangat-hangatnya. Tapi entah aku yang memang belum berani menjalin ‘sesuatu
yang serius’ atau gimana ya, being single
is FUN. Atau barangkali aku masih belum berani keluar dari ‘konstruksi
sosial’ yang melanggengkan sesuatu yang kalau perempuan mulai duluan itu wagu.
Sungguh,
memporak-porandakan konstruksi sosial ini nggak mudah. Walaupun demikian, mau
sulit atau mudah ya stance tetaplah
harus jelas. Nggak dipungkiri juga datang rasa hampanya, membanding-bandingkan
dengan teman-teman yang sekedar ‘telihat bahagia’ dan bersanding dengan
seseorang lalu punya one call away
yang pasti.
Tapi tetap,
tidak semudah itu juga ferguso. Nggak
semua hubungan terlihat hanya manisnya aja, kan.
Lama-lama
juga terbiasa, serius jadi terbiasa dan jadi penikmat cerita sahabat-sahabat
sendiri juga udah kebahagiaan tersendiri, tapi juga sedih banget kalau lihat
sahabat sendiri patah hati yang aku nggak tau harus berbuat apa, karena
pengalaman sampai patah sepatah-patahnya ya belum pernah (eh semoga juga jangan haha). Mungkin rasa yang
pernah aku rasain, galau cemburu mungkin tapi berujung berusaha sekuat tenaga
untuk tetap bisa menenangkan diri dan menormalkan kembali gelombang perasaan. Jadi
tetap menyambut hari ke depan dengan tenang dan happy, let yourself go…
Kata seorang
temanku di sela menasihati, ya stance
kamu harus jelas Nabila jangan mau cari aman. Harus berani ambil keputusan.
Menyukai
seseorang memang bukan pekerjaan mudah, berteman dengan semuanya tanpa pandang
bulu juga bukan pekerjaan mudah buat semua orang. Everyone has their own way and limit, you shouldn’t judge everyone else’s
decision, we should support each other in any way we can ok?
Seorang
aku yang terbiasa nggak papa sendiri jadi betulan menempa, karena pergi
sendirian jaman aku masih jadi anak madrasah itu aneh banget bagi kebanyakan
temanku, mereka terbiasa ada yang menemani untuk sekedar jajan atau jalan
kemana gitu. Ini konteksnya pertemanan ya. Sedangkan aku, ya biasa aja, sendirian bukan berarti nggak ada
teman (hehe). Dalam banyak kesempatan aku juga terbilang sering pergi
gerombolan atau sekedar quality time sama
beberapa teman.
It is a short definition of single and happy,
for me.
You just have your own time and life if you’re
alone, you can manage everything on your own. You have your own freedom with
nobody ruins you. A whole new world, ini
lebay tapi nggapapa memang kadang begitu rasanya.
Sedikit
disclaimer, walaupun aku pernah merasa sedih banget dan nangis sendirian jatuh
dari motor tengah malam di jalan dekat sawah-sawah dan tiba-tiba mikir, “Walah
kalo kayak gini rasanya pingin punya doi yang langsung bisa nolongin.”
Akhirnya
bangkit sendiri karena memang nggak ada orang yang bisa nolongin, yaiyalah
tengah malam. Tapi akhirnya ada dua teman cowokku bantuin, thankyou men that’s how friend is.
Ha ha
ha, dasar Nabila.
Tapi itu
sementara aja. So, being single is ok, I am happy tho. At the end, it’s a choice ya.
Good
night,
nabiladinta.
Temanggung,
5 Oktober 2020
0 komentar