Kata Si Pendekar Benua

Tulisan ini dituliskan baru saja oleh temanku, sebut saja dia Si Pendekar Benua. Namaku untuknya yang selalu ku selipkan dalam doa. Seperti kataku kepadanya, Sebaik-baik pertemanan adalah saling mendoakan

Sok atuuh :)) 


Kereta Pasundan, Kiara Condong - Lempuyangan saat singgah di Stasiun Gombong

12.18, Bumi Gombong
-----------

Surga di Pasundan saat senja membersamai.

Tulisan ini di sampaikan siang saat bumi pasundan sedang bersedih dan risau. Usai perpisahan dengan perempuan yang singgah di buminya

Perempuan ku panggil "Anggrek" . Perempuan yang singgah secara tiba tiba hendak mengusaikan suatu urusan yang aku sendiri tak mengetahui urusan tersebut.
"Bumi pasundan di ciptakan saat Tuhan sedang tersenyum".

"Bagiku bandung itu dingin. Jika kamu tak setuju. Gapapa. Itu jadi milikku"

Anggrek meninggalkan jokja hendak bertugas nasional di suatu tempat yang dingin mengundang rindu siapapun termasuk aku. Yang pernah di buat rindu oleh bandung . Bukan karna bandung cantik. Manis ataupun anggun melainkan bandung itu bagaikan rasa yang memeluk tanpa usai, setiap tarikan oksigen dari bandung menghasilkan sebuah eksperimen yang tercampur aduk di dalam diri dan biasa ku sebut "Rindu"

Pasundan terimakasih. Telah membuat anggrek tersenyum. Membuat ia sadar bahwa hidup itu tak hanya berdedikasi di atas kertas dan coretan pena tapi adakala hidup itu harus memeluk alam tanpa tendensi

Anggrek itu suka banget dengan alam, orang yang baru dan suasana yang baru . Itu, membuat banyak kawan sebayanya iiri karnanya. Perempuan yang sibuk dengan dunia internasionalnya tapi tak lupa bahwa alam perlu di sibukkan. Rasanya, anggrek akan tertawa baca ini. Tak apalah, sebab biasanya senang itu terkadang datang saat senyum anggrek tertebar di perjalannnya hingga jokja.

Meski di jalannya, Anggrek sedang galau, risau, gelisah bahkan sampe ga bisa lagi nahan air mata. Sebab kepergiannya singgah ke pasundan meninggalkan banyak tugas bagi organisasinya dan tugas bagi dirinya yang di sampaikan oleh orang tuanya yang sedang santai di rumah sembari makan popmi dibelakang mobil ferari.

Bagiku, itu. Sudah biasa nampaknya di hadapi anggrek. Karna, nuansa bagi dirinya harus sibuk. Dan sibuk baginya itu asik.

Semoga pasundan menarikku pribadi untuk melaksanakan kompetisi asian games 2018, yang itu ga mungkin banget. Karna diriku masih sekolah dan masih telat makan siang
Semoga melalui tulisan ini lalu sampai kepada anggrek, dan anggrek menjadi ingat bahwa. Aku pernah menulis ini dan di bacanya di hadapan layar hapenya di atas kereta pasundan yang akan memulangkannya ke persingghannya yang baginya itu rumah kedua untuk menuai ilmu dan prestasi serta inspirasi.

Temanmu,
2017

Si Pendekar Benua

Bumi Jokja, 11.50

0 komentar