Bandung Tanpa Mendung

Atas nama Kota Kembang dan segala yang berkembang
Atas nama kawula muda dan perjuangannya
Atas nama sebuah pertemanan

Kawanku,
Kita muda dan akan selalu muda
Kita kaya dan akan selalu kaya
Dengan segala apa yang kita punya
Dengan segala siapa yang kita kenal
Tetaplah merasa kaya

Kawanku,
Detik waktu berjalan sejak hembusan nafas mu ku dan kita bertemu
Bersama tawa kata yang menakjubkan
Atas kita yang tanpa henti memberi makna
Tentang kamu aku kita
Dan tempat kita bermelodi dengan mereka
Mereka yang kita semai dengan tulus
Mereka yang bisa jadi siapa saja sedapat kita tertuai dengan makna
Tersemai tanpa henti

Kawanku,
Percaya tidak percaya
Aku belajar dengan kamu
Aku melihat tentang mu
Aku tertawa karena galak canda
Aku tertampar karena malu
Malu belum menjadi apa apa
Malu belum berbuat banyak hal
Malu menjadi sok besar
Malu menjadi sok menakjubkan

Saatnya bernada dengan aksi
Bukan kata buaian ilusi
Kataku terserah padamu
Tentang malam ini dan detik tak terbatas
Tentang apa yang ada padamu
Jangan lupa untuk menyemai tanpa henti

Kataku terserah padamu
Jangan lupa ingat aku
Aku selalu ingat apa yang ada padamu

dunia dan orang lain tidak akan bisa diminta supaya berhenti menyiasati kita
kecuali merubah diri kita sendiri sehingga tidak bisa diperdaya olehnya

maka cuci dulu mukamu, biar terlihat segar. cuci dulu lukamu, biar tak ada kuman. cuci dulu harapanmu, biar tak ada onar.

Salam punggawa tawa
Pejalan rindu


Ulima Nabila Adinta
Bandung Creative City Forum
Bandung, 23 April 2017
9.23 pm

0 komentar