#Ramadhan Kareem #8: Rutinitas Tahunan 6A Jomblo Berkarya

29 April 2022—Rutinitas tahunan yang berusaha banget nggak aku tinggalkan adalah buka bersama teman-teman sekelas SD. Sebenarnya kami punya rutinitas tahunan yang dijaga; kumpul tahun baru, bebakaran Idul Adha, dan buka bersama Ramadan. Tapi yang suka paling bisa dan banyak yang dateng sejauh ini Ramadan.

Tahun baru semakin sulit ketemu titik temunya. Apalagi tahun depan yang mungkin semakin beda ritme dan masuk babak baru kehidupan: lulus dan bekerja atau lainnya.

Pertemanan yang mungkin bertahan paling banyak sukanya mentok 10 orang ini bikin aku menyadari banyak hal soal fase perjalanan, berteman dari sejak lulus TK sampai kita udah se-puber ini. Coba bayangkan betapa banyak fase hidup yang kita jalani dan setiap ketemu sekali di suatu tahun, kita menghindari membicarakan pencapaian atau betapa pahitnya kehidupan. 

Awalnya dimulai dari pertemanan genk perempuan yang cukup banyak drama pas SD lalu bercampurnya pertemanan laki-laki dan perempuan ini mungkin bisa dibilang bermula dari cukup ngidenya aku ngajak temen-temen ndaki bukit di hari Minggu. Ditemani Ibu dan diantar pakai mobil pick up pakdhe. Aku masih nggak habis pikir, di usia kelas 6 SD bisa-bisanya aku ngide dan mengatur perjalanan kelompok, mulai dari ngajak random H-1 lalu iuran uang bensin, syukurnya aku didukung Ibu yang berjiwa muda dan mau-maunya mendampingi kami yang masih kecil-kecil itu.

Lambat laun, setelah lulus kami selalu berusaha menyempatkan waktu bertemu. Entah sekedar kumpul di rumah Alya, menjenguk keluarga salah satu teman yang sakit, dan bergantian mengurus buka bersama. Yang masih nggak bisa dipikir adalah bisa-bisanya yang masih awet pacaran seperti Alya dan Yuma, meskipun jangan ditanya pasti berliku dan putus nyambung. Dari sekian perjalanan hidup mereka yang aku tau udah kesana-kemari, bisa-bisanya bertambatnya ke temen SD. 

Aku di bukber kemarin dibilang si paling nostalgia. Haha

Entah kenapa aku bisa mengingat detail banyak hal, bahkan beberapa bunyi percakapan tahun-tahun silam. Beberapa kakak kelas atau adek kelas SD suka kadang heran sama betapa akrabnya kelasku, bahkan kelas 6B dan 6C yang nggak bisa se-solid kami. Hehe yaelah ya emang kita keren. Bisa seapa-adanya ini dan dramanya cukup waktu SD aja bestie. Catch up dan membicarakan banyak hal sama mereka terasa selalu relate dan bisa saling mendengarkan. Nggak flexing, nggak pamer, dan bikin makin overthinking loh ya!

Bukber hari kemarin kami habiskan di Warung Kemebul Kebonsari, Temanggung. Rintisan usaha baru Indra setelah sempat berlayar naik kapal kesana kemari. Dia sosok yang gigih dan supportif. Dulu kami sempat ke rumahnya pas SD sewaktu diundang makan-makan bersama. 

Sebelum cerita ini ditutup, yang lucu dari bukber kemarin adalah ngetawain betapa bodoh dan super drama bin alay-nya kami dulu. Menyadari beberapa peristiwa pembully-an dan suasana yang masih sangat kompetitif di jaman itu. Mungkin sekarang SD bisa hadir dengan wahana yang lebih menyenangkan dan nggak se-kompetitif dulu. Jiwa ngebandingin dan minder pas SD bisa dibilang ngeri banget kalo salah masuk SD atau gurunya nggak supportif dan mengayomi. 


Jadi ya begitulah yaa. Namanya juga anak SD. But anyway I am beyond grateful for having this circle of friendship in my lovely hometown Temanggung <3 

Temanggung, 30 April 2022










0 komentar