Ramadhan Kareem #5: Brownies dan Kopi Susu Tetangga

9April 2022Ada beberapa hal yang menyenangkan di tengah perasaan yang cukup gusrah-gusruh menunggu kepulangan informan. Ada perasaan ingin pulang ke pangkuan Bapak dan Ibu. Hari ini perasaan itu muncul tanpa permisi. Beberapa ketakutan hinggap (lagi) pelan-pelan. 

Hari-hari di Pamulang aku habiskan diam di rumah, mengerjakan tugas, menulis jurnal, dan bersiklus sama; buka dan sahur bersama di rumah dengan kudapan wajib es buah, teh panas, dan gorengan yang dimakan sama kuah pecel dan lontong oncom/sayuran, cara makan khas Betawi. Syukurnya, ada sebuah interaksi menyenangkan yang menutupi hal-hal tersebut, yaitu berkunjung ke rumah baru Kak Abid, Kak Shira, dan putri mungilnya Shahia di Taman Serua. Kalau dari google maps, kurang lebih 3.5 kilometer dari rumah Pamulang.

Aku dijemput Brilliant, sampai di rumah mereka kami harus menunggu kedua kakak panutan kami beli bahan kue. Hujan disertai angin besar ke arah selatan datang tanpa tanda, di beberapa jam kemudian langit cerah, menyisakan aroma petrikor dari tanah rumput di halaman depan. 

Dari perpindahan rumah mereka ini aku belajar, kalau kita benar-benar tidak bisa memegang kendali perihal masa depan. Pasalnya rumah kontrakan mereka tepat di depan rumah Kak Rama, aku masih nggak habis pikir kalau semuanya lucu, sempit, dan dunia suka bikin kejutan. Sesederhana karena hebatnya pertemanan yang bahkan tanpa ikatan darah. Maka, aku selalu percaya satu hal; bahwa pertemuan antar manusia itu nggak pernah ada yang sia-sia.

Aku dan Brilliant bergantian main sama Shahia, diselingi Shahia yang main sama anak-anak kecil di komplek perumahan. Shahia kamu harus tau, kalau kamu sungguh beruntung dikelilingi saudara dari mana-mana. Perangaimu yang betah dengan siapa saja serta nggak mudah rewel bikin kamu disayangi banyak orang. Termasuk aku Nabila :)

Sayangnya Brilliant harus pulang lebih dulu. Bersiap ke Menteng buat merayakan ulang tahun kakaknya sekeluarga. Jadi tinggal aku seorang yang memutuskan buat buka puasa di rumah Kak Abid. Tawaran ini mahal karena pada akhirnya aku bisa punya intimate conversation dengan Kak Shira dan Kak Abid sembari menengok proses pembuatan brownies "Nah! Buat Kamu" yang aromanya sampai ke kerongkongan. Belum lagi momentum Kak Abid membuat adonan buka puasa yang bercampur banyak bahan makanan semacam kentant, wortel, daun bawang, kari, dan beragam rempah yang nggak aku ingat semua.



Di sela itu, aku mungkin cukup menyebalkan karena banyak tanya (hehe). Bertanya apa namanya, isinya, dan cara memasaknya. Kudapannya buat aku semakin merasa kelaparan, "Berbaring dulu Nabila," tawaran Kak Shira berkali-kali. Masalahnya berbaring menjelang berbuka itu rasanya aneh kak haha, bukan persoalan aku jaim dan merasa nggak enak. Jadi lebih baik aku ngobrol sama kalian berdua.

Minuman melegakan yang aku suka adalah teh panas yang dicampur kayu manis dan cengkeh. Selain itu, akhirnya aku mencecap brownies yang udah dikudap sebagian besar anak IPM Banten, atau beberapa senior IPM yang singgah ke Jakarta, "Ini Nabila brownies yang pingin kamu rasain," siap grak Kak Abid! 

This hospitality warms my heart.

Di waktu berbuka kami membicarakan banyak hal, mulai dari ocehanku soal PKPTMU, makanan ala keluarga Kak Abid, bahkan sampai lumpia enak depan PP Dahlan Jogja. Ba'da isya' kami berpacu ke Pasar Kita buat beli di kedai kopi TUKU yang Kak Shira kepoin. Aku pakai motor Brilliant sama Aisyah adik Kak Rama yang bakal bawa pulang motornya. Shahia yang lucu digendong Kak Shira, mungil banget kamu nak di tengah Ayah Bundamu kalau di motor.


Di TUKU aku pesan "kopi susu tetangga", cuma Kak Shira yang pesan coklat. Ramai dan renyah di tengah ingar bingar suasana Pasar Kita. Aku banyak belajar dari kesederhanaan dan ketenangan Kak Abid Kak Shira. Terima kasih banyak! Semoga di lain kesempatan kalian bisa main ke Temanggung. Menjelang pukul 10 malam kami pulang, antar aku lebih dulu ke Perumahan Al Falah Pamulang.

The intimate conversation can lead you to the unexpected.

Pamulang, 9 April 2022
23.50

0 komentar