#7 Writing Challenge: Favorite Movie
Danggg! LITTLE WOMEN (2019).
"...women, they.. they have minds, and they have souls, as well as just hearts.”
Jujur,
sebenernya banyak banget favorite aku (hehe) walaupun aku bukan orang yang film addict banget, tapi siapa sih yang
nggak suka nonton. Let me pick one!
Film mahakarya
Greta Gerwig yang berdurasi 2h 4m ini sudah ingin kutonton sejak liat trailer-nya
pasca nonton JOKER di XXI. Namun, baru dapet kesempatan nonton setelah dapet
giveaway Netflix dari Mbak Ayunda cantik :))
Semenjak
ikut kelas english literature di
Italia aku jadi lebih aware sama
konten yang dilestarikan sastrawan-sastrawan bertahun-tahun lalu, karena di kelas
juga sering nonton haha tapi literature-literatur yang berlatar belakang
Kerajaan Inggris. Little Women (2019) ini punya tempat spesial di hati para
penikmat literatur dan rakyat Amerika Serikat. Greta Gerwig sungguh meramu
kisah ini dengan amat epik nan apik dari kisah klasik karya Louisa May Alcott,
buku yang terinspirasi dari kisah hidup penulis sendiri.
Film ini
adaptasi ketiga, Greta Gerwig edan pisan, alurnya maju-mundur tapi nggak bikin
bingung. Permainan kontras warna, pengaturan plotnya, dan momennya bintang
lima.
Little
Women (2019) ini bercerita tentang kakak beradik perempuan dari Keluarga March,
girls power! Mereka adalah Meg, Jo,
Amy, dan Beth. Sedangkan Ayah mereka pergi perang, jadilah seorang Ibu yang
merawat mereka. Tumbuh dengan sangat keren, karena masing-masing dari mereka
punya bakat. They’re all just sooo
talented women. Hidup di masa perang sangat nggak mudah, mereka berjuang
melawan stigma terhadap perempuan. Dicekam kemiskinan. Ibu Mermee mereka super
woman banget, I adore her!
Hidup
bertetangga sama Keluarga Lawrence, cucu mereka Laurie akhirnya bersahabat sama
putri-putri March. Kedua keluarga ini pun saling mengisi. Nuansa romantic dan
humor serta pesannya dapet banget.
Mungkin udah banyak yang mengulas lebih rinci soal film ini. Tapi yang ingin aku highlight adalah sebagai perempuan di masa mana pun kita harus empowering each other, hand in hand together. Karakter Jo yang paling aku suka, karena aku suka nulis ya Jo ini bener-bener bisa kasih suntikan magis ke seorang ‘aku’. Ayo semangat belajar nulis Bila! Dia sungguh yang paling ngotot dan nggak ingin menikah karena menikah di masa itu dinarasikan sebagai seorang yang nggak berdaya dan keputusan jatuh kepada seorang laki-laki ya untuk menopang ekonominya. Jadi kalau kamu perempuan kaya, nggak menikah itu nggak papa.
Idealisme Jo ini menyakitkan dan perih
banget rasanya, dia nggak memungkiri kalau merasakan kesendirian.
“You know, I just- I just feel… I just feel
like women, they.. they have minds, and
they have souls, as well as just hearts,”
“And they’ve got ambition and the’ve got
talent, as well as just beauty. And I’m so sick of people saying that love is
just all a woman is fit for. I am so sick of it.”
“But I’m- I’m so lonely.”
Kata Jo
ke ibunya sambil bicara gemes dan menahan tangis.
Jo
ini mirip Kartini versi barat.
Hebatnya,
putri-putri March ini bakatnya macam-macam dan saling mengisi serta merayakan
hobi mereka bersama, saling menyayangi dan berakhir pada resolusi manis setiap
kali mereka harus berhadapan dengan konflik. Independensi perempuan diuji. Pada
akhirnya, segala perjuangan berat dan terjal pasti akan membuahkan ketidak
sia-siaan. Percaya ini.
Satu hal
yang aku belajar banget adalah ketegasan stance
mereka, terutama Emy dalam menyikapi hati dan cintanya, ketulusan dalam
mencintai. Kalau kata Fafat di chat kita setelah aku nonton filmnya, well ini
karena Fafat udah nonton juga, gini,
Makanya cinta tu cinta aja. Jangan cinta
engga engga.
Ketawa
banget aku Fat, he he he.
Couldn’t talking more about this film
because it is so well-filmed. TOP!
Setiap
peran di film ini mengajarkan Nabiladinta pelajaran kehidupan. So far, this is
my fav one, but actually, generally speaking I love all films that I’ve
watched. Menyimak kisah lain di dunia ini sungguh menguatkan, menginspirasi
diri sendiri biar bisa membangun kisah terbaik setiap harinya.
Selamat
malam!
I am alone but not lonely,
Warmest hug,
nabiladinta.
Temanggung,
7-8 Oktober 2020
0 komentar