#1 Writing Challenge: Describe Your Personality

 Hello World!

Sekitar tiga minggu lalu  tiba-tiba sekali aku menemukan challenge yang amat menantang di TL twitter. Yaiyalah menantang Bil namanya juga challenge, tapi sengaja aku tunda sampai di tanggal 1 Oktober biar “30 Days Writing Challenge” ini bisa runtut dan lebih terukur dalam hitungan bulan. 

Mungkin ada tema di hari-hari tertentu yang akan aku ubah, I think it’s too personal (hehe) ada privasi-privasi tertentu yang sengaja aku simpan sendiri. Hari pertama ini bertajuk Describe Your Personality. Kalau bicara tentang personalitas, ini mungkin salah satu cara untuk mengenali diri seorang Ulima Nabila Adinta lebih dalem. Bagiku, mengenali diri itu nggak bisa cuma sekali atau dua kali, karena seharusnya terjadi setiap hari.

It’s all about identity. Every individual carries multiple identities: family, religion, ethnicity, region, nationality, gender, language, etc.

Di dalam periode perjalananku tumbuh dan mendewasa sampai usia 21 tahun ini, banyak banget pergolakan batin atau pun peperangan kehidupan yang udah aku lewatin. Aku seorang anak sulung dari empat bersaudara. Datang dari keluarga yang biasa-biasa saja dan juga seorang yang biasa-biasa saja. Yang aku tau, lahir di Temanggung adalah suatu bentuk syukur tanpa jeda. Menjadi seorang perempuan sulung, aku merasa pernah ada di titik yang ‘sangat egois’ dalam lingkaran terkecil ke adik-adikku. Karena Bapak dan sahabat-sahabat SD yang dulu gemar membaca KKPK aku tumbuh menjadi seorang gadis yang candu membaca Ada titik-titik hidup tertentu yang membentuk seorang 'aku'.

Banyak orang bilang, seharusnya aku lahir menjadi seorang laki-laki, haha. Emang sifat yang ke-laki-laki-an dan ke-perempuan-an itu paten ya? Lantas kalau aku punya identitas seksual sebagai seorang perempuan apakah nggak boleh untuk melakukan sesuatu yang kebanyakan laki-laki lakukan? Tentu nggak kan. Bapak dan Ibu nggak pernah membedakan perlakuan ke aku dan adik-adikku. Kata ‘mampu’ ya ukuran kemampuan diri, bukan soal kamu perempuan atau laki-laki. Aku seseorang yang punya kebebasan tapi juga nggak jarang mempertanyakan kebebasan.

Kalau ditanya suka apa, aku hobi melakukan yang aneh-aneh seperti misalkan mengoleksi batu dan pasir. Jadi kalau kamu dari negara mana gitu, mau bawain aku oleh-oleh dibawain batu pasir aja aku dah seneng. Apalagi dikirimin postcard hehe. Mengabadikan memori dan momentum adalah hobi abadiku, sesederhana menulis random dan menyimpan foto yang sekedar screenshoot-an remeh atau pap-an teman. Mengeksplorasi bumi dan segala isinya adalah skill yang sedang aku tingkatkan setiap harinya, biar bisa menjelajah sama kamu suatu hari nanti, kan ya? 

Mahasiswa yang nggak maha-maha amat seperti aku ini udah betah nongkrong di kelas-kelas antropologi sembari membaca karya-karya etnografi. Bicara topik-topik yang menggedor-gedor dan memporakporandakan pikiran. Gemar bercerita, berkawan dan berceloteh ria di akun sosmed dari penting sampai nggak penting. Namanya juga nabiladinta, merayakan hal kecil itu penting banget meskipun sekedar bikin senyum-senyum sendiri aja (hehe)

Bercita-cita jadi orang kaya, sebenernya motivasinya biar bisa terus merayakan hobi dan lagi-lagi biar bisa jalan-jalan bareng kamu.

sending love,

nabiladinta.

Temanggung, 1 Oktober 2020



0 komentar