Bukan Cuma Perempuan yang Beratanggungjawab Atas Dapur
Hari-hari
di rumah aja gini ada satu hal yang bikin aku cukup kesal. Tulisan ini juga bentuk sambatan, setelah mengalami pribadi dan liat live instagram Mbak Kalis sehari sebelum Ramadan kemarin.
“Ya
nek masak tugase perempuan lah! Jal mosok Bapak masak yo wagu mbak,” ujar
adekku yang paling kecil, Dek Gibran.
Mangkel
banget rasanya, tapi ya gimana dia masih anak SMP yang selama ini terdampak
stereotip menyebalkan yang intinya mengatakan kalau masak dan dapur itu tugas
perempuan. Adekku satu ini juga yang paling ngeyelan dan sering komplain kalau
lauknya nggak sesuai yang dia inginkan.
Padahal aku dan dua adekku yang lain ya
berusaha nrimo wae lah sak anane. Akhirnya yaudah maklum aja kalo adekku
masih begitu hiks. Semoga nanti ketemu jalannya menemukan pengertian.
Kasus-kasus
kecil kaya gini bikin aku mikir wah gimana ya besok kalau aku punya anak. Gimana
caranya biar anakku memandang gender itu lebih adil, melepaskan
konstruksi-konstruksi sosial tentang laki-laki maupun perempuan yang kebanyakan
menyebalkan.
Sesederhana,
nggak papa kok kalau laki-laki suka warna pink. Emang ada yang nentuin warna
milik jenis kelamin apa? Atau nggak papa kok laki-laki nggak suka kopi, lah
emang kenapa lha wong makanan kan juga tidak bergender.
Aku selalu
ngebayangin gimana cara aku mendidik anakku besok di tengah masyarakat yang
masih sangat misoginis begini, gimana caranya bilang bahwa kita semua punya
kuasa besar atas tubuh kita. Perempuan juga boleh dong pergi sendirian, boleh
dong berpakaian ‘seperti laki-laki’ lha balik lagi, emang pakaian juga ada
jenis kelaminnya?
Huh aku
beneran kadang kesel banget kalo pas aku lagi pingin pake celana tentara,
jaketnya Bapak, masih ada aja yang komen. “Cah wedok kok koyo cah lanang
klambine.”
Aku selalu
percaya kalau perjuangan perempuan demi membebaskan dirinya dari
belenggu-belenggu sosial yang memenjarakan ini harus terus diupayakan. Big
respect buat para lelaki yang mendukung perjuangan para kaum perempuan,
para lelaki yang tau kalau bukan cuma perempuan yang bertanggung jawab atas
dapur rumah tangga :(((.
Semangat
ya kalian semua!
Jadi
kepikiran hal ini soalnya tadi habis liat postingannya mas Kurniawan Gunadi,
merayakan ulang tahun pernikahan dengan berpesan ke kita semua.
“Kalau
kita benar-benar memahami bahwa berumah tangga adalah sebuah fase yang besar
sekali pengaruhnya. Maka, kita tidak akan sembrono dalam mempersiapkan diri. Tidak
juga gegabah, apalagi tak punya pendirian.”
Hey calon
suamik ku siapa pun nanti, tolong dong baca ini :(
Tapi
aku gatau sayange jodohku sama siapa besok, hehe.
Selamat
terus bertumbuh dan belajar ya all, ayo jangan mau ditindas -- sama annoying-nya ketika bilang "loh cowok kok ngga bisa nyetir?" atau "masa cewek nggak bisa masak"! (kayak kesel banget gitu ya aku ngomongnya, haha hehe)
Have
a great Ramadan everyone,
Temanggung,
6 Mei 2020
0 komentar