Italian Bound (5) : Kota Raja dan Pegunungan Biru

Because AFS turning you into different life in the world but please, still being your truly self even you live in another earth

Ciao.

Anyway ini akan jadi cerita yang panjang. Gapapa ya ? Oke.

Diabadikan di dekat Piazza Castello, Torino Centro

Jadi aku diberi miracle lagi buat mengalami tranformasi kecil berjarak 6 jam dari Longarone menuju Torino yang berarti "Sapi Kecil" dalam bahasa Italy. Dari pegunungan menuju kota besar bergedung tinggi menjulang. Aku menikmati, hampir seluruh nafasku di tranformasi ini. Karena itu, setiap aku bertranformasi aku semakin takjub dengan perjalanan dan belajar, rasanya kata "Luar Biasa" ngga akan pernah cukup buat mengungkapkan pengalaman spiritual maupun fisik. Maka jangan sungkan beri hati yang tulus di setiap nafas perjalananmu ya (?) Aku juga masih belajar kok.

--

Lucky me, ketika Sabtu sebagai tanda weekend aku mengurus izin biar bisa pergi dari sekolah jam 11. Karena host-parents ku jemput ke sekolah, dengan backpack yang sudah siap sedia dari rumah. Aku jadi semakin paham perlahan sistem sekolah di Italy, soal izin maupun pembelajarannya. Lalu, aku masih berjaket cukup satu keluar gerbang sekolah. You know ? Kerasa banget dinginnya kalo udah di luar gedung.

Akhirnya perjalanan dimulai dengan mobil mini yang putih bukan mobil merah yang gede punya hostparents. Sampai aku melewati sebuah big forest, hutan lebat di sebuah bukit. Aku tau karena setiap ada sesuatu yang baru Mamma selalu beri tau. Tapi liat dari jalan dan agak jauh. Anyway juga banyak banget terowongan yang panjang di banyak jalan.

Apa aja yang aku lewatin ?

Mulai dari Regione Del Veneto sampai Lombardia lalu Romagna paling terakhir Piemonte (where Torino is). Kita berhenti lunch tepat waktu sampai Verona, kota Romeo and Juliet. Aku makan pizza kotak tiga slices. It just enough buat perut kecil Bila. Nah karena selepas lunch biasa seduh kopi pas di kedai di Mall itu juga, ada KOPI JAWAAA , Caffè Java. Haha, bangga kan ya sayangnya penjualnya sensi dan ngga ngebolehin foto.



Lalu perjalanan berlanjut, dan yang aku lihat hanya ladang jagung, kiwi, sawah padi karena lewat pinggiran. Sampai di Brescia ada daerah atau Frazione yang berakhirnya -iere- kaya Sentiere dan lainnya disitu. Milan juga aku lewati, but sayang lewat pinggir aja kapan kapan mampirnya. Enam jam cukup melelahkan tapi menyenangkan, di sela perjalanan juga aku ambil video terbaik buar Pelantikan IPM 1617 yang udah mau purna :'). Ngga kerasa, dan 8 Oktober tepat setahun setelah aku resmi jadi Ketua Bidang Organisasi.

Ahh dan akhirnya pas sampe Torino aku ketemu host sisterku IRENE RETURNEE INDIA 9 TAHUN LALU. She's so nice, sweet and Lucu bangettt. Ramahnya minta ampun, she really know how being exchange student that's why in the first week I called her to share how was my feeling. Just called ajaa karena dia kerja dan kuliah di Torino. Berkunjung sebelum dia bertugas ke Haiti.



-

Apa yang aku lakuin malem itu ?

Keliling dong ya sambil jalan kaki, liat kota besar Italy yang berbentuk square atau Piazza-Piazza yang menjulang dengan arsitektur bangunan yang berseni dan menyimpan sejarah. Jadi dulu Torino adalah ibukota pertama Italy that's why banyak bangunannya yang kaya kerajaan. Rajanya juga punya rumah (re: bisa dibayangin kan rumah raja ya istana buat kita hehe) bukan cuma satu. Piazza yang aku inget adalah Piazza Castello tepat ada di Torino Centro,



Ada juga Piazza yang kalo kita lihat ke salah satu sisi Big Station of Torino kelihatan. Rame sekali, aku merasakan gimana keluarga di Italy benar-benar membangun kehangatan satu sama lain terutama waktu malam, Just For Family Time please dear. Banyak anak kecil, aku seneng banget, kaya ngga pernah nemu di Belluno maupun Longarone. Cerita Irene selepas dari India dia dateng ke Torino, ini sepi bagi dia ngelihat kalo di India super duper crowded dibanding ini.











Because AFS turning you into different life in the world but please, still being your truly self even you live in another eart

Dia adalah pengamen yang warbyasaaahh suaranya, cekrek📷

Setelah makan di Café deket penginapan, aku makan Mozzarella yuhuuu ayamm fav ala Italy be lyk. Di Café aku lihat adek bayi unyu sekali, makan sendiri di mejanya dengan dibalut tissue di badannya haha. Karena di negeri barat manusia udah dilatih  makan sendiri sejak balita. Ohya aku belum cerita penginapanku, ini minimalis sekali. Aku ada di lantai tiga di ujung kanan. Dari luar emang keliatan ngga berwarna dan flat. Tapi dalemnya beuuh, minimalis sederhana pas aku sukak. Kalo liat keluar langsung sungai dan jembatan besar. Ada dua kasur salah satu kasur gabung dengan ada dapur kecil meja makan dan kamar mandi. Eitss tapi ini bersih banget, alat masaknya juga nyaris lengkap.

Dimana biasanya masyarakat Torino tinggal ?

Ya di rumah lah ya haha. Tapi bentuknya kaya semacam apartemen atau big building tapi tetep di sebut rumah. Mengingat dulu ini kota sebuah pusat kerajaan. Jadi banyak gedung dengan banyak jendela yang menandakan itu rumah penduduk, di tengah big building ada chiostro atau taman besar di tengahnya. Kota ini padat sekali, banyak penduduk dari penjuru dunia membangun hidup disini.

Nah kanan kiri ini adalah kumpulan rumah


Malam itu, aku persiapkan tubuhku untuk hari Ahad, entah mau dibawa kemana ini. Yang jelas, biasanya selalu lebih menakjubkan dari yang dibayangkan.

-

Tentang Bardonecchia, Torino Italy

Yass siapa sangka aku kira bakal masih di bangunan gede. Eh ternyata ke gunung lagi gunung lagi. Daerah ini adalah perbatasan menuju Prancis. Heuu, andai bisa langsung kesana. Bahkan ini FAST WAY. I will, InsyaAllah doakan ya. Naik gunung lagi-lagi.

Aku kira bukan ndaki ternyata ndaki. Sangat sepi tempatnya, berjajar gunung-gunung cantik. Biru rupawan putih memikat karena salju di sisi kiri dari penglihatanku juga dari gunung yang aku naiki. Di balik sisi gunung itu tepat Prancis berada. Anginnya gede dari atas karena aku naik berawal dari padang. Semakin ke atas banyak tahan nafas, sejujurnya ini sama kaya ndaki gunung di Indonesia. Entah kenapa nafasku lebih berat karena dingin, sekali. Sampai di suatu titik ada tiga sapi tersebar. Ada bongkahan es besar, waaaa.



Sapi, kambing dan rusa bebasnya makan rumput di gunung dan jadi sebuah pemandangan biasa. Tapi di Bardonecchia lebih sering sapi. Banyak kotoran yang mengering disini. Dengan kesadaran penuh tepat sebulan aku berada di bumi Italy, di tanah gunung Italy. Aku tangkap beberapa protet dan rasanya bahagia bisa pasang wallpaper bukan dari gambar download tapi hasil.jepretan sendiri berkat mata real ngelihat. Praise to Allah :)

Aku sempat merebahkan diri di rumputnya. Merefleksi, menikmati bahwa syukur adalah pucuk terakhir dan ngga akan pernah habis dari setiap perjalanan. Sewaktu pranzo (re: lunch) di gunung dan akan beranjak turun. Lihat pake teropong ada dua orang di puncak, when I could be there and very strong (?)

Ngga lupa buat koleksi daun yang berubah ke orange. Ini jadi hobi baruku di autumn. Entah apa nanti di winter lalu beranjak spring. Bentuk untuk meninggalkan bekas dan mengabadikan nuansa.




-

Tentang San Michele, gereja di atas  bukit.

Jarak antar San Michele adalah sama. Kalo ditarik garis jadi dipanggil, "Spiritual Line".



Wah barang syukur macam apa yang bisa aku haturkan ke Sang Penguasa. Tubuhku terbawa lagi angin lewat host parents ku menuju San Michele. Ini gereja sakral di masa lampau ada juga di Irlandia, UK, Prancis lalu Italy ada dua di Pulia selain di Torino. Jarak antar San Michele adalah sama. Kalo ditarik garis jadi dipanggil, "Spiritual Line".




San Michele ini tepat berada di atas bukit dan aku menjelajahi setiap sudutnya. Benar-benar sejarah tersisa dengan epik sekali. Didukung sama view di sekitarnya yang bergunung-gunung, cerita di masa lampau lalu bagaimana manusia ngga pernah mau hidupnya tanpa bekas untuk masa depan. Jadilah bangunan dan cerita peradaban masa itu terkenang disini. Karena diburu waktu dan Papá sekaligus Irene nunggu di mobil kita pulang, dan yaaahh jalan macet tapi. Badanku kaya berontak buruan dapet kasur haha.

Pulang, ngga sempet muter Torino yang bagian kota dan ramai.

Ditutup dengan pasta, bahan yang ambil di rumah Irene dulu.

Tubuh yang lelah telah kalah dengan penasaran menyergah tentang Kota Torino. Besok aku bakal jalan sama Irene sedang Papá Mamma ada pertemuan buat Farmacia. But tiba-tiba Irene sakit, jadi aku minta izin ke Papá Mamma biar aku keliling sendiri, diizinin loh ! Berbekal peta Kota Torino. Aku penasaran sama toko buku internasional eh ternyata berbahasa Italy semua, you will Bil kalo dah lancar.




-

Sampai aku menyudahi keliling di Piazza Castello tepat di center. Mamma dah keburu telpon, waktunya pulang ke Irene. Need some lunch, perjalananku terselesaikan dengan menemukan asian market kecil lalu beli Indomie 6 bungkus (aja) haha.


Kembali,
Selamat malam Longarone sedihnya sambil disambut pipis kucing di kasur :(


Nabiladinta 10°
22 Oktober, 2017







0 komentar