Syekh Maza, Mufti Perlis Malaysia
Seperti ceritaku dan janjiku beberapa hari lalu. Ini sebuah cerita di senja Sik Kedah menuju Negeri Perlis. Yang semuanya adalah tanpa praduga !
Selamat Menikmati ! Semoga Menginspirasi !
***
3 Juni 2017 / 8 Ramadhan 1438 H
"Aku pingin ke Kedai Buku, buku apa ya yang bagus di Malay, " aku mencuat di grup bersama dua orang temanku, jadi kita bertiga saling mendorong untuk menulis minimal 15 jurnal di bulan suci ini.
" Syekh Maza Bil, tanya ke Pak Lung mu," kata seorang teman yang juga pernah ke Malaysia.
"Siapa itu ?" aku semakin dibuat penasaran.
"Mohd Asri Zainul Abidin, Mufti Perlis. Tanya o ke Pak Lung mu."
***
4 Juni 2017 / 9 Ramadhan 1438 H
Eh kebetulan siang itu selepas mengajar Pak Lung ada di Office Pejabat Rumah Gemilang. Jadilah kami mengobrol sejadi-jadinya. Selalu ada obrolan dari hal ringan sampai yang ringan seputar Islam. Pak Lung Sohhimi sangat tau kiprah Buya Hamka sedang aku dan Umma yang orang Indonesia agak sedih tidak tau menau banyak soal beliau. Untuk mengobati rasa penasaranku akhirnya aku menanyakan terkait siapa Syekh Maza atau Mohd Asri Zainul Abidin yang merupakan Mufti Perlis itu. Perlis, negeri di atas Kedah. Tanpa babibu Pak Lung menceritakan sekilas kiprah beliau.
Syekh Maza ini salah satu pembaharu di Malaysia yang banyak ditentang golongan tua karena menerabas adat, misalkan berdoa sendiri-sendiri dengan tidak berjamaah selepas sholat. Banyak umat Islam yang sudah membaca pemikiran-permikiran beliau tapi mereka tetap befikir sedikit kolot dalam menjalankan syari'at. Kalau kata temanku,
" Beliau moderat, dituduh wahabi, dan dihujat juga. Tapi cemerlangsss," sekilas penjelasan temanku.
Yup. Mufti Perlis yang beda, syukur banget bisa beli bukunya, at least. But the reality say more anyway. Jadi Pak Lung cerita kalau sering ada majelis dari beliau di bulan Ramadhan ini. Letak Perlis itu kurang lebih dua jam dari Sik Kedah. Dan beliau mau ngajak kita ke majelis beliau, wawaaa. Masih mau ditanyain dulu tapi sama adik Pak Lung yang di Alor Setar. Poinnya bukan cuma bisa ketemu beliau tapi juga menjelajah sampai Negeri Perlis kan bakal jadi something sekali di perjalanan ke Tanah Melayu ini.
Spontan temanku yang beri informasi singkat soal Syekh Maza ini gemes dan menitipkan salam dari pengagum di negeri seberang. Okay , I will !
***
7 Juni 2017 / 12 Ramadhan 1438 H
"Okeey, nanti kawan-kawan tulis ya dibuku. Dan coba tulis besok nak jadi apa sesuai kata bahasa Arab yang sudah kakak kasih," kataku kala mengajar bahasa Arab terkait profesi, masih ada Akuntan yang aku masih belum nemu artinya. Tiba-tiba Pak Lung dateng ke surau, Umma yang langsung bergegas menemui beliau.
"Bil kita kehabisan tiket, baru ada sampai tanggal 20," sambil siap siap lari ke Office Pejabat dan aku harus fokus mengajar. Jadi agak risau Um, huh.
Menyisakan aku, akhirnya pun aku bilang ke budak-budak buat izin ke luar sebentar selama lima menit. Setelah sampai di Office Pejabat ada Akak Aziah, Umma, dan Pak Lung. Semuanya mesem-mesem. Kan jadi tambah bingung.
"Pak Lung gurau ke kalian. Pak Lung nak aja ke Perlis, bertemu Syekh Maza," kata Akak Aziah.
Hey. What super shock I am kaan. It was truly the one of funny thing in Jiran. Let's get Along !
"Pak Lung nak ambil Mak Lung dulu. Wafiq dan Fawzy nak diajak tak? Nanti kita bertolak pukul empat."
Wafiq dan Fawzy pun ikut. Berenam kami jadinya meluncur menuju Alor Setar. So sempit sekali di kereta alias mobil yang minimalis itu. Ternyata kita singgah untuk beranjak ke ashar di rumah Pak Su yaaayy! Pak Su sempat berhubungan dengan Syekh Maza sewaktu dulu di UIA. Waktu sampai rumah Pak Su atau Mak Su Azlina aku langsung coba kursi pijat listrik itu lagi. Rasanyaa huh enak banget, dimanjakan sebentar boleh lah ya. Aku dan keluarga itu seperti sudah kenal lama, tidak ada kesungkanan antara aku dan keluarga di rumah itu. Sampai aku minta air buat bekal kalau nanti berbuka juga. Mimpi apa aku sebelum ke sini, wherever I am gone I always get the word of family. From US - Malay - Indonesia
Semakin aku melihat seluk beluk Alor Setar. Sampai pada suatu jembatan yang disampingnya ada rel train, Mak Lung Phuziah cerita kalo yang nge-design itu adiknya beliau yang sekarang bagian engineering di Cirebon. Sebulan sekali beliau pulang ke Malaysia. Mampir dulu di Kedah Medical Center buat nemuin Kak Siti Sarah, si bungsu Sohhimi. Setelah sebelumnya kami berganti van yang lebih besar, yang muat untuk kami berenam. Alhamdullilah habis sudah riwayatku sempitan sama Umma, Wafiq dan Fawzy. Yaaayy!
Kami melewati pusat kota Alor Setar ! Banyak bangunan yang unik, ada pula kami temui Masjid India, Menara khas Alor Setar, toko-toko yang banyak berbeda daripada di Sik Kedah. Well, lebih macet juga pusat kota itu. Lebih banyak persimpangan pula. Tapi akhirnya kami berjalan lurus mengikuti alur yang kira-kira satu jam mencapai lokasi Syekh Maza. Oh ya, waktu berhenti di pom bensin Mak Lung belikan kami roti-roti dan minuman teh kemasan. Antisipasi kalau sebelum sampai adzan maghrib berkumandang.
Dalam suatu perjalanan aku tidak berhenti memperhatikan langit. Apalagi langit diantara perbatasan Negeri Kedah dan Perlis. Pada setiap langit di bagian bumi yang berbeda selalu terlihat berbeda pula. Kala itu sewaktu menerabas bawah jembatan panjang langit Perlis awannya terlihat kecil-kecil dengan warna langit senja merah-jingga-orange-biru yang bercampur aduk. Tapi tertata rapi. Tandanya menjelang berbuka !
Umma tetap stay dengan Google Maps sebagai penunjuk jalan bagi Pak Lung. Beberapa berbelok sampai juga di suatu masjid yang terlihat seperti di tengah desa dari jauh tapi waktu sampai banyak bangunan kota Perlis.
Adzan sudah menguap lebar ! Dengan terburu kami meluncur masuk ke halaman Masjid Tuanku Syed Putra Jamallulain. Banyak tenda putih dengan tenda kuning terpusat di depan. Sangkaku itu tenda milik pembesar Negeri Perlis, Raja dan Mufti ada disana !
Langsung ada Mak Cik bergamis hitam dan berjilbab hitam besar pula melambai kepada kami supaya segera ke arahnya. Akhirnya kami melewati kerumunan yang tenang menikmati buka puasa. Kami disambut dengan kotak putih makanan yang cukup besar dengan nasi India yang bertekstur panjang dan ayam renyah. Waw , akankah habis di perutku? Pertanyaan pertamaku. Suasana bikin rindu Indonesia kala itu, ingin segera memupuk rindu di Masjid terkemuka di Indonesia.
Yass ! Kami baru bisa face to face ke Syekh Maza setelah tarawih, maybe. Masjid itu salah satu yang sholat tarawih 11 rakaat di antara masjid lain yang biasa 23 rakaat. Aku ingat sekali, langit malam itu. Bulannya sudah mau melingkar rapi. Tanda pertengahan ramadhan mendekat, terlihat dari daun pohon kelapa di depan serambi masjid.
***
Ba'da tarawih terlihat di salah satu serambi dimana muncul setelah pintu keluar pembesar Perlis. Bak siaran pers tapi sederhana saja. Pak Lung Sohhimi bersiap hendak menyampaikan niat kami. Setelah usai, wawawaa warbyasaa sekali walhasil kami bisa mengobrol sebentar dengan beliau. Beliau pun tau Muhammadiyah, perbincangan singkat yang menggelegarkan. Berharap bisa dengan mantap mengudarakan islam yang rahmatan lil 'alamin tanpa takut hujatan karena memperjuangkan kebenaran hakiki. Murah hatinya beliau kami di-sangoni dengan 100 RM untuk berempat. Yeeeee ! What a super 'Berkah Ramadhan', dan hal fatal ((maybe)) aku, Umma, Wafiq dan Fawzy bisa-bisanya malah abai dengan Raja Muda yang berjubah hijau. Kami hanya fokus ke Syekh Maza ! Hey , so lol anyway. Pasal ini baru kami sadari sewaktu duduk manis di Van.
Yasudahlah.
Perjalanan di malam itu cukup menggetarkan banyak hati yang dirundung gelisah. Mengingat Ramadhan terus berlari dengan ibadah yang masih berjalan lamban. Tapi juga sumringah dan terdorong luar biasa karena bertemu Tokoh Islam di Negeri Jiran, yang santun sekali. Perjalanan malam itu diakhiri dengan perut yang sakit gara-gara dipasok makanan tanpa henti. Bukan karena rakus, tapi tak enak jika ku tolak begitu saja. Apalagi Pak Lung Sohhimi dan Mak Lung Puziah berbaik hati membelikan. Dududu
Semoga Card dari Mufti Perlis bisa memberi kebermanfaatan di lain hari. Menjalin -rahim- sesama muslim.
So sorry for long time
Diselesaikan di Temanggung,
27 Ramadhan 1438 H
Cari Blog Ini
POPULAR POSTS
Diberdayakan oleh Blogger.
Blog Archive
- Juni 2024 (5)
- Januari 2024 (1)
- Desember 2023 (1)
- September 2023 (1)
- Agustus 2023 (3)
- Februari 2023 (1)
- Januari 2023 (1)
- Desember 2022 (1)
- November 2022 (1)
- September 2022 (1)
- Agustus 2022 (3)
- Mei 2022 (3)
- April 2022 (10)
- Februari 2022 (1)
- Desember 2021 (2)
- November 2021 (1)
- Oktober 2021 (2)
- September 2021 (1)
- Agustus 2021 (2)
- Juli 2021 (3)
- Juni 2021 (2)
- Mei 2021 (1)
- April 2021 (2)
- Januari 2021 (2)
- Desember 2020 (2)
- November 2020 (1)
- Oktober 2020 (11)
- September 2020 (1)
- Agustus 2020 (2)
- Juli 2020 (2)
- Juni 2020 (1)
- Mei 2020 (19)
- April 2020 (7)
- Maret 2020 (2)
- Januari 2020 (1)
- Oktober 2019 (1)
- September 2019 (1)
- Agustus 2019 (1)
- Juli 2019 (1)
- Mei 2019 (1)
- Maret 2019 (1)
- Februari 2019 (2)
- Januari 2019 (1)
- November 2018 (1)
- Agustus 2018 (1)
- Mei 2018 (2)
- April 2018 (4)
- Maret 2018 (4)
- Februari 2018 (5)
- Januari 2018 (7)
- Desember 2017 (9)
- November 2017 (6)
- Oktober 2017 (6)
- September 2017 (7)
- Agustus 2017 (2)
- Juni 2017 (12)
- Mei 2017 (11)
- April 2017 (6)
- Maret 2017 (3)
- Februari 2017 (4)
- Januari 2017 (2)
- Desember 2016 (5)
- November 2016 (6)
- Oktober 2016 (6)
- September 2016 (5)
- Agustus 2016 (1)
- Juli 2016 (1)
- Juni 2016 (6)
- April 2016 (2)
- Februari 2016 (1)
- Januari 2016 (2)
- Desember 2015 (1)
- November 2015 (3)
- Agustus 2015 (1)
- Juli 2015 (1)
- Juni 2015 (4)
- Mei 2015 (1)
- April 2015 (2)
- Februari 2015 (6)
- Januari 2015 (3)
- Desember 2014 (4)
- November 2014 (14)
- Oktober 2014 (2)
- Agustus 2014 (3)
- Juni 2014 (12)
0 komentar