rindu peng (alam) an
Aku
tersipu, beberapa menit lalu teringat mendiang masa itu. Hampir empat
tahun lalu, kau tahu ? Aku begitu malu di tengah keramaian di saat aku
menjadi yang paling kecil, ya saat itu. Membuka kembali blog sahabatku,
ia instrukturku kala Leadership Basic Training atau sebut saja BATRA.
Tiba saatnya sudah ia merangkul hidupnya dan bertemu tulang rusuknya
yang tidak bukan adalah koordinator tim Batra. Aku tidak menyangka. Aku
berterimakasih. Aku bersimbah rindu dengannya, secarik postingan blognya
berhasil membuatku sontak menangis beberapa hari setelah batra, di awal
Januari. Masa itu ia menyadarkanku, makna manusia, hidup, dan berjuang.
Aku masih bocah sekali kala itu. Bocah yang sok tau, kepo dan merasa
benar, yang sedang menyelami idealismenya. Aku berterimakasih, yunda Rahmi .
rindu peng(alam)an
inilah perjalanan, teman
ada saatnya masing-masing kita memilih jalan yang berbeda. lantas berpisahtapi suatu saat kita akan bertemu pada persimpangan yang samainsyaAllah
tak perlu masukkan namaku di hatimu. nama Allah saja. Hingga hatimu tenang. rindu ini mengganggu bukan?. menemani gelisah ingin bertemu. hingga As shaf menjadi saksi sekaligus pengobat rindu. yang mengajarkan manusia tentang barisan yang teratur, seolah-olah seperti bangunan yang kokoh.
atas nama cinta dan perjuangan
semua ini terlalu mahal untuk sekedar dilupakan ya?
salam para mengepul ilmu dalam lumbung-lumbung yang terbatas
salam para langkah kaki kaki kecil pengukir sejarah
salam para hati-hati yang dirundung gelisah
karena agama, karena manusia, karena alam terus mengingatkan kita atas keSADARan hidup.
hidup...
selang waktu dimana kita menarik dan menghembuskan nafas
rindu itu membelenggu jika itu hanya katamu. tanpa ada keberanian untuk bertemu.
lama aku menyadarinya. bahwa skenario perjalanan kita mengharuskan kita untuk sering menyejerahkannya, merekamnya, lalu memainkan ulang dikepala. sementara setiap detik yang berjalan, kita seperti musafir tersesat di padang. berjalan dengan kompas masing-masing, tanpa ada usaha saling mencocokkan. sesekali kita bertemu. berusaha saling toleransi atas nama cinta dan perjuangan yang tidak boleh sia-sia. aku, kamu dan mereka sudah membayar mahal untuk perjalanan ini. kita pertaruhkan segalanya demi apa yang kita masing-masing rasa benar. dan mencintainya...
lantas kemudian cinta butuh dipelihara..
bahwa didalam sepak terjangnya yang serba mengejutkan, cinta ternyata masih butuh mekanisme agar mampu bertahan.
bagiku sekarang, cinta yang sudah dipilih perlu diikutkan di setiap langkah kaki, merekatkan jemari, dan berjalanlah bergandengan.
karena cinta adalah mengalami.
0 komentar