Elhufaz Kampung Dua Menara
Traveling – it leaves you speechless, then turns you into a storyteller.” – Ibn Battuta
Tidak sengaja dari balik kaca mobil, Surakarta |
Happy Muharram Day 1438 H
Bismillah. Mulai menata diri. Hijrah tetap menjadi pangkuan sejati. InshaAllah
Bismillah. Mulai menata diri. Hijrah tetap menjadi pangkuan sejati. InshaAllah
Kota Jogja sedang sibuk dengan banyak spekulasi, ekspektasi, dan segala hal tentang ketetapan. Tanpa ragu, teman saya mengajak ke Tawangmangu untuk menyelami 'Antara Cinta dan Cita-Cita' di Ma'had Tahfidzul Qur'an Isykarima bersama Habiburrahman El Shirazy. Saya menggangguk. Saat kejenuhan datang keluar kota menjadi salah satu solusi. Melihat desa, sawah, pohon, terasering, yang lebih menyadarkan arti kedamaian. Kedamaian tanpa peduli takdir yang semakin mencekam. Cukup sejenak. Aku lebih banyak merenung, seperti menyadari lagi semesta diatas Kuasa Tuhan. Terimakasih Allah ❤
Tidak sengaja. Car Free Day Kota Surakarta membuat kami membelok arah jalan yang sangat merdesa. Terasering Sawah dan Gunung Lawu menjadi pesona romantis tersendiri. Lebih banyak jalan berkelok. Selayaknya hidup jalan berkelok akan lebih mendewasakan. Tanpa harus selalu mencari jalan pragmatis dan serba instan. Kebetulan juga saya duduk di sisi terdepan kendaraan kami. Hamdalah.
Masjid Bilal bin Rabah tepat di kiri kami. Canggung memang, Ikhwan yang selalu ghadzul bashar jarang kami temui di kota. Ini alasan kami, melihat dunia baru yang mungkin banyak berbeda. Kang Abiq sapaan akrab Habiburrahman El Shirazy membuat kami semakin menyadari makna cita-cita dan cinta, tentang bagaimana hidup harus mengambil langkah tepat tanpa terdesak walaupun sekali-kali. Kami semakin memantaskan diri bagaimana seharusnya berada di tengah-tengah mereka. Yang mungkin lebih agamis?
Sesekali pun saya menyempatkan waktu berkelana bareng anak MAK yang stereotipnya sangat alim dan paling berbeda di angkatan kami. Bukannya kita memang harus berada dimana saja? Karena dimana saja kita tetap berjuang tanpa memandang golongan kanan, tengah maupun kiri.
Nuansanya pun berbeda. Ikhwan dan akhwat terpisah dua bangunan ditambah ada tabir penghalang. Rata-rata pun mereka bercadar. Dan masa tanya-jawab khusus akhwat dibolehkan tapi via sms. Unik. Subhanallah.
Sampai perjalanan pulang, hujan deras tetap menemani kami dengan alunan musik kesukaan kami. Seperti perpaduan alam dan karya manusia. Saya selalu suka hujan, menikmati rintik dalam setiap detik waktu yang berjalan. Menikmati sunnatullah dalam setiap hembusan nafas. Traveling is always bring me to another world under the destiny. Thanks Allah ❤
Sesekali kami mengabadikan perjalanan dalam lensa kamera. Tanpa melupakan apa yang tertangkap lensa alami manusia. Terimakasih
Manusia merdeka selalu menyadari antara ekspektasi dan spekulasi. Bertahan dengan segala kemungkinan. Lalu tetap bergerak tanpa berpangku tangan.
Dibalik kaca mobil, dalam perjalanan |
Semoga dalam setiap Muharram ku selalu punya cerita perjalanan tersendiri.
Big appreciation to Fullah, Sarah, Amel, Rozana, as twin Dita Dina, and Atun who wants to accompany me in this marvelous journey.
Terimakasih Elhufaz Kampung Dua Menara a.k.a Ma'had Tahfidzul Qur'an Isykarima :)
Tawangmangu - Yogyakarta
Selamat berhijrah. Tahun Baru Islam 1438 H
Selamat berhijrah. Tahun Baru Islam 1438 H
Anyway sekarang juga Hari Batik Nasional. Semoga budaya tetap memperkaya Indonesia :)
Mendung di Solo |
Cahaya yang berselip diantara rintik |
0 komentar