Seperti Roda Berputar

Dear semesta yang aku sayangi,

Ada banyak hal yang sudah terlewati. Ratusan kali bumi berotasi, sampai-sampai aku tidak sadar sendiri sudah sampai disini. Sampai-sampai aku tidak menyadari ada banyak hari terlewati tanpa menyisakan jemari.

Daaan plis Nabila come on, kemana aja kamu selama ini ?

Seperti roda berputar yang mungkin luput aku sadari, aku lebih banyak mengutuk takdir dan menangis sendiri. Lagi-lagi kenapa harus begini. Lalu suatu ruang romantis selepas kedua salam kusalami kepada Malaikat Raqib Atid pada suatu petang, aku menangis tersedu

Ada banyak orang yang super duper aku rindukan. Yang dekat terasa jauh, yang jauh terasa sangat melekat di nadi, tapi nyatanya ya tetap aja jauh.

Intinya sudah ribuan kali aku sesak sendiri, mengeluh sendiri- mungkin kalian juga gemas karena 8 bulan tetap belum bisa bikin Nabila totally move on. Move on dari Italy.

Boleh dibilang menangisku masih dalam batas wajar, belum sesesak ketika malam terakhir di rumah nun jauh disana. Iya, aku takut sekali bertemu semesta lain di khatulistiwa.

Sampai-sampai Mamma bilang, "Nabila kamu kenapa takut? Kamu berhasil bikin super good relations sama setiap orang disini. Inget kan, dulu kamu dateng tanpa bahasa sama sekali, kamu ngga kenal siapa pun."

"Inget, semua nunggu kamu di sana. Kamu udah bisa bahasamu, kamu dah kenal orang-orang disana. Kamu pasti bisa punya relations yang lebih baikk lagi."

Kiranya begitu, tafsiran singkat dari bahasa Italia.

Masih sambil menangis sesak, sesak, dan hanya sesak.

Aku buka lagi catatan-catatan lama. Surat dari Mamma. Katanya, aku masih dengan wajah yang sama, penuh rasa lelah seperti kali pertama aku sampai di Italia. È così la vita Nabila, dobbiamo vivere ogni giorno.

Terimakasih Mamma :)

Catatan kecil, akibat rindu akut Mamma yang setiap waktu berusaha memastikan aku baik-baik saja. Mamma yang rela bangun kapan pun di tengah malam, waktu tubuh sedang tidak bisa berkompromi.

Selamat siang semuaaa,
Terimakasih yang sudaa mau baca curhat mewek ala-ala ini~


di Jogja yang penuh teka teki,

Nabiladinta

0 komentar