Dear pà, ma...


Hari ini rasanya kangen banget sama Mamma Linda dan Papà Aurelio.

Entah kenapa rasanya capek banget ya hidup di Indonesia. Nggak terhitung berapa banyak kekecewaaan dan keputusasaan yang menghadang tanpa permisi, malah malang melintang tanpa tanya dulu kapan mau menyeberang.

Di hari terakhir aku keliling Belluno dan segala penghamparan gunungnya tanggal 7 Juli 2018. Hampir tepat tiga tahun lalu, di suatu restoran kecil dekat sebuah danau. Mamma bilang,

"Vai l'università qua..." (kuliahlah di sini Nabila)

"Hmm non so mamma, vorrei tanto ma per me meglio se studio in Indonesia per undergraduate program" (hmm nggak tau mamma, aku pengen banget tapi kayaknya kalau buat S1 lebih baik aku di Indonesia dulu)

Dan saat itu sesungguhnya aku penuh keraguan, ketakutan, dan banyak perasaan nggak karuan.

Hal yang mungkin nggak pernah aku bayangkan selama aku hidup: takut balik ke negara sendiri.

Takut nggak punya temen. Takut hidup di asrama lagi.

Ngebayangin kembali itu rasanya sulit sekali, berapa ribu kali adaptasi lagi harus aku lewatin, dan itu sungguh nyata adanya. Masih belajar untuk nggak ngebandingin kehidupan aku di Italia dan Indonesia sampai sekarang. Betapa kasih sayang dan ketulusan orang-orang yang aku temui di Italia sama sekali nggak lekang oleh waktu, berbekas di jiwa, berjejak di dunia.

Beberapa bulan lalu sewaktu ngobrol kurang lebih tiga bulan di google meet sama Tita. Kita ngebayangin betapa kebahagiaan kecil dari pergantian setiap musim dan ngeliat mekar bunga di jalanan Italia utara amat sangat meneduhkan jiwa.

Sekarang, kita kadang lelah sendiri menghadapi sikap banyak orang di sekeliling yang nggak berhenti berkomentar dan melontarkan segala hal yang ingin sekali untuk nggak dipikirkan, tapi tetap kepikiran.

Kangen banget Ma,

Kata Mamma, "Kamu berhasil bertahan setahun ini Nabila dengan bekal zero di bahasa Italia dan nggak mengenal siapapun. Pasti kamu bisa lagi hidup di Indonesia, banyak orang yang sayang dan nunggu kamu, termasuk adek kamu yang lucu."

Aku sungguh nggak kuat dan cuma bisa balas nasihat Mamma dengan tangis sesenggukan yang datang dan pergi sampai rasanya nanar liat hidup begitu mendarat di Indonesia.

Hari ini aku sakit dan jatuh terbaring nggak kuasa di kasur. Aku jadi inget betapa sewaktu jadi seorang anak bungsu di Italia, punya privilege fasilitas kesehatan yang baik, hidup jadi anaknya seorang apoteker yang punya apotek satu-satunya di kota aku tinggal.

Kangen banget Ma,

My life in 2017-2018 was so peace. I've been crying for days. The world is indeed sick.

Berapa lama lagi aku bertahan untuk nggak peluk Mamma Papà?

"Rumah ini selalu jadi rumah kamu Nabila."

Dan Papà malah muter lagu John Denver - Leaving on a Jet Plane.

"Papà kenapa puter lagu itu?" Tangisku semakin kenceng.

Dan keesokan harinya aku bangun dengan nggak berdaya. Papà Mama siap antar ke Stasiun Conegliano dengan udah pakai baju batik, hadiah natal dari aku. I was crying again and again.

Papà berusaha nahan air matanya dan pergi sebentar, begitu balik ke tempat sarapan di stasiun.

"Non ti so dire tante cose Nabila," (aku nggak tau harus bilang apa Nabila)

Mata papà merah sekali dan nangis. Aku semakin menjadi. Sungguh, aku nggak percaya bisa bertahan hidup sampai sekarang dengan setiap hari ngebayangin Papà Mamma.

Kangen banget Pà, Ma...

I really want to come back to Italy. Tapi kalau pandeminya nggak kunjung mereda, kapan aku bisa terbang (?) Kalau pandeminya semakin kencang kapan di suatu pertengahan tahun aku bisa summer di Italia (?)

Setidaknya aku masih bermimpi, Papà Mamma nemenin aku nikah di sini. Jadi akan ada tiga pasang orang tua di pesta pernikahannya. I cant wait when the wedding day comes. Dan kedua orang tua biologis-non biologisku bertemu.

Maka, ayo dicoba lagi Nabila. Inget pesan Mamma, you survive! Kalau kata Kak Sari,

"Every exchange student is a long-life learner. You'll learn all those roller coaster phases in your life, your college life, your work, your future family, everytime!"

See you when I see you Pà, Ma. Please don't go till the time comes.


Vorrei ringraziarvi del vostro amore,

Temanggung, 4 Juli 2021

0 komentar