Italian Bound (8) : Terbang
Kapan kamu bisa kuat kalo dirimu ngga dapet keyakinan dari hatimu dengan ketulusan Bil
Udah lama ya ngga nulis soal keseharian ? Ah elah kadang mikir bakal
ngebosenin ngga ya. Tapi anyway setiap tulisan yang aku tulis yang paling
pertama adalah ku tujukan ke diriku sendiri jadi terasa kalo memang suatu hari
nanti aku baca, semoga dari ketulusan
hati diri sendiri.
Setiap hari di satu mingguku berjalan campur aduk, nah di Minggu yang akan
aku ceritakan ini, kiranya bermula di hari 46 aku disini. Emang feeling too lazy nihh nulisnya baru di DAY-67, nothing too
late to share. Gejolak feeling-ku banyak sekali pasti, minggu ini juga Sumpah
Pemuda ke-89 berada. How it feels ? Haru membuncah karena si Abang Rafi anak
YES dia yang having idea buat collect video kita anak-anak Gelora Garuda Muda
lalu Gema Sumpah Pemuda ternyata ngga sunyi di setiap negeri, InsyaAllah.
Minggu ini juga aku ke-inget, seberapa ber-progress Bila belajar bahasa ?
Seberapa melaju aku get into the life
here. Hidup dimana pun memang selalu membawa kita tertuju ke diri kita
sendiri, pilihan-pilihan dan keyakinan pada akhirnya mengalir ke diri kita sendiri
bukan lagi bergantung ke orang lain.
Sampai pada jurnal hari ke-49 aku buka di buku harianku, ternyata aku
pernah menulis begini :
"Kapan kamu bisa kuat kalo dirimu
ngga dapet keyakinan dari hatimu dengan ketulusan Bil"
Ternyata memang dibalik kesulitan selalu hadir banyak kejutan. Aku having
fun makan sushi di depan bus station sama Casian, Alice, Gloria dan si temen
Casian yang kuliah di Bologna juga kejutan, if
you’re an exchange student might be having two or three close friends is the
butterflies life, haha lebay ya ? But, sesederhana itu bahagianya anak
exchange, surely.
Apa lagi kejutan manisnya ya ?
Ada yang menyapa dengan manis di negeri yang dingin dengan karakter
orang-orang yang lumayan tertutup juga sebuah kebahagiaan yang sederhana. Jadi begini
ceritanya di suatu sore hari Kamis sewaktu karate aku kebetulan digabung sama
adek-adek imoet yang kelas kecil. Uhh betapa mantab-nya gerakan mereka tanpa
ragu tendang dan mukul sana sini sesuai intruksi, tiba-tiba malaikat kecil
berambut pirang senyum,
“Filipina ?”
“No, sono Indonesiana”
“Moslemah ?”
“Sì, Io Moslemah anche perché questa hijab :)”
“Anch’io (Me too)”
Aaaa senang sekali dekk imut, terimakasih. Namanya Katti. Sederhana kan bahagianya ?
berlanjut dia nanya dimana sekolahku, rumahku lalu sampai disenyumin dan
disalamin terus setiap selesai kalo saling liat. Dia juga punya kembaran !
Hal sederhana lainnya adalah sewaktu Alice nulis di bukuku in India. Damai dalam bahasa India,
karena dia Returnee Short Program ke India.
Kejutan yang lebih mengejutkan adalah jalan-jalan di GUNUNG LAGI MASYA
ALLAH:))
Sabtu yang cerah dan masih aja terhembus semilir dinginnya angin Belluno. Aku
jalan berasa di tengah padang rumput lalu lewat Via Casso. Kampung kecil ini
sangat tua, berdempetan banget kanan kiri. Sudah sepi sekali, orang-orangnya
berpindah ke Ponte Nelle Alpi atau Longarone. Dempetan rumahnya barangkali
semakin menghangatkan di kala salju tebal menghantam di masa lampau. Damai ?
Iya sangat. Apalagi setelah mungkin sedih liat pohon yang banyak tumbang karena
angin besar dan daun yang sempurna banyak yang jatuh ke tanah.
Aku mau coba climbing pokoknya nanti bakal diajarin Tomasso sama Papà
Aurelio. Suatu waktu nanti. Langit senjanya pink sejuk, gembala-gembala kambing
banyak berkeliaran dengan lonceng yang bakal bunyi kalo gerombolan itu jalan. Kemana
Minggu-ku bermuara ? Here we go,
TRE CIME DI LAVAREDO
Jangan lupa kesini. Jangan lupa ke Alto Adige. Jangan lupa liat megahnya
danau Auronzo, kota panjang dan menyejukkan hati di Italy.
Aku selalu salah kostum, dan baru benar-benar tau kalo ke gunung bukan ke
kota sewaktu udah siap di mobil, heu. Bayangan dinginnya ternyata terlampau
salah. Di Tre Cime di Lavaredo adalah kali pertama Nabiladinta liat SALJU. Bisa
dibayangin heboh dan noraknya kaya apa ? Nah kaya begitu, betul sekali, anak
tropis begini adanya.
Mobil udah mau terbang dan gerak ngga keruan sewaktu sampe di lokasi ini. Apalagi
badan kecil ini ? untung alam masih baik dan memperbolehkan saya hidup terus. Angin
terbesar yang pernah menghampar wajah gimana tornado ya ? hamparan gunung dan
banyak pendaki juga tourist dari mancanegara yang bawa kamera dan lensa
gede-gede. Karena dua rius emang ini, dolomiti yang asing dari dulu, yang Cuma bisa
diliat di video sejak kecil. And see ?
You made it Nabila.
Bahkan batu yang berdentuman jatuh dari gunung yang ujungnya hampir runcing
dari jauh juga aku denger. Bermanja ria solat dhuhur di gunung, liat tanda yang
membekaskan kalo dulu ini lokasi perang Austria VS Italy. Anyway, bermilyar
tahun yang lalu Tre Cime di Lavaredo adalah di bawah laut.
Banyak banget sisa sel yang udah membatu, masya Allah Papà sampe mukulin batunya yang keras dan gede tapi
akhirnya juga kita tinggalin karena host-parentsku udah punya yang lain. Nature
Lover Addict banget nih, ingin :(
Terhantam, Terbentur, ((belum sampai terlebur alhamdulillah))
Anginnya sebesar apa ngga pernah bisa dibayangin lagi, sampe merah semua ini muka. Sewaktu mau ke Rifugio buat makan siang mau balik ke lain sisi adalah suatu ketidak mungkinan you know. Karena kalo kita ke arah sana anginnya bisa nerbangin ke bawah.
Ya sudah.
Finally makan siang di dekat danau yang syahdu. Minum teh ala French Press yang lucu dan eropa banget. Pulang disambut pohon tumbang yang bikin rusak rumah di jalan.
"Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan ?"
Ditulis ketika salju perlahan turun, hampir sempurna menyelimuti gunung-gunung dengan selimut putih.
Belluno, 13-14 November 2017
Ulima Nabila Adinta
0 komentar