Hei Bandung !
Jangan lupa Bil. Tenang. Jangan takut sendiri, banyak orang baikk kok. Bukannya kamu suka berjalan. Take it easy dear
Tentang Bandung dan segala penghamparannya :))
Tentang perjalanan yang tiada habisnya, tentang kamu yang selalu mengurungku dalam sela perjalananku. Hei jangan anggap segalanya kebetulan tanpa kuasa Tuhan ya (?)
Dalam perjalanan mencari kepercayaan dengan kenekatan, nekad yang bermartabat ya. Sesederhana itu, malam jumat lalu 20/04 aku mulai resah. Sepertinya aku merindukan bentuk rumah yang bisa membuatku tidur lelap tanpa tendensi. Dengan yakin aku pulang ke rumah temanku di sebuah gang bernama Arjuna sekitar Wirobrajan, si Rara teman seperjuangan di pertukaran pelajar, she’s so welcome to everyone. Walhasil, “Ra aku bingung.” Kalimatku pertama kali karena aku ditimpuk dengan segudang persoalan untuk segera diputuskan. Allah itu adil, selalu mendatangkan kabar baik tapi bebarengan dengan kabar yang cukup merisaukan.
Jadi,
Malam itu aku dirundung gembira dan gelisah dengan kabar dari Orang ke 2 di Tanah Air yang bersedia men-support bocah amatir ini tapi dari yayasan terpenting di Tanah Air bagi anak bangsa, ia juga harus memutuskan hal besar. Malam itu juga Bumi Pasundan membayangi karena tawaran Orang Pertama di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, organisasi yang kugandeng sejak beberapa tahun lalu. Bagiku, ketika kamu bisa memperjuangkan dirimu bersama membantu orang lain kenapa tidak kaan, meskipun di sisi lain ada yang harus berani kau tinggalkan ‘sementara’ tumpukan tugas organisasi yang aku yakin, pun yang lain ‘ada’ aku toh juga pergi atas nama perjuangan yang semoga tanpa henti.
Aku mengusahakan dengan sekuat tenaga, semalam itu. Atas percakapan sore di Bulan Maret bersama teman di beberapa kali perjalananku, kami bermimpi tentang BANDUNG kuyy. Finally,you’ll getting the moment sooner. Just take it, but also take it easy dear. Segudang pertanyaan membanjiri di dua halaman formulir yang aku belum berfikir bagaimana hidup-ku di Bandung dengan penginapan yang sudah habis tentunya, dengan tidak ada saku di kantong. How ? as walker I should stand up, belive that ‘banyak kok oranga baikk’
Pagi. Momenku yang akhirnya dapet izin bolos legal langsung dari Direktur dan Wadir III Kesiswaan. Momenku yang akhirnya berkenalan dengan Mama-nya temenku si jurnalis pertama I mean, komandan Pers Mu’allimaat untuk menjalin rahim nantinya di Bandung.
Siang. Belum juga aku mendapat kepastian, di tengah tugasku untuk membantu jalan dialog pelajar yang kami undang dalam ajang PELAJAR BERDISKUSI, sebut saja PERKUSI. Lalu se-jam sebelum kamu diberi tahu harus berangkat Bil, kamu baru tau. How wonder I am, well prepare tanpa kepastian will getting lucky kaan :’). Aku memburu, melaju dengan gas di gang sempit asramaku supaya aku bisa dengan cantik mengabadikan momen nantinya.
Perjalananku ke Bandung cukup menggelisahkan, ku sebut Travel Galuh ini roda empat yang mampat. Beberapa jam memakan waktu di dalam kota. Tanpa sadar, JAS IPM sebagai identitas dan salah satu senjata ampuh atas kepergianku tertinggal. Hiks:’( . Mbaa Linta sebagai motivator keberangkatanku, directly I tell her. Beruntung kau Bil, travel masih tertambat sementara di Jalan Diponegoro, markas travel sejagad barat Tugu. Alhamdulillah. Any one helps me, dengan catatan 5.30 menuju maghrib masih di Pusat Belanja Ramai Mall, dengan keajaiban 5.50 sudah bisa bersanding dengan ‘Galuh’-ku yang sudah tanpa sabar bertambat meluncur menuju lampu hijau yang siap nyala padahal harus ambil Jas di Gedung PP Dahlan. Tarik nafasss, lega super lega untung ada manusia super baik. Terimakasih-ku sampai lupa sudah ke berapa kali ya ? untung Prank yang kamu tawarkan kamu batalkan di tengah risau dalam. Sooo menegangkan bareng gerimis tanpa henti petang itu. Terimakasih baikk :))
Super risau lagi, tanda tangan bermaterai harus di kirimkan dalam waktu sejam. Untung ada teman lagi yang super baik, bersedia mensedekahkan kuotanya buat kirim email. Terimakasih baikk. Aku sempat menangis tergugu di tengah perjalanan, karena banyak kerisauan dan kekhawatiran atas bulan-bulan ke depan. I am struggling, Allah helps. Alhamdulillah.
Merapat di Kebumen atas roda travel yang rewel ditemani segelas Teh Panas yang aku seduh. Satu jam lebih perjalanan, sembari diingatkan temanku untuk jangan lupa bersyukur sama yang beri nikmat buat beranjak katanya mumpung masih bernafas. Ternyata di jawab dengan mengobati rewelnya roda travel di Bumi Cilacap. Sudah setengah jam berganti hari. Ambil wudhu. Rumah Bapak Bengkelnya menyediakan ruang dengan tulus. Bermunajat. Beberapa jam harus menunggu lagi sampai pagi setelah beranjak subuh ku jalankan. Tarik nafasss. Innalillahi. 3 tiga jam lagi acara mulai.
Hamdalah. Temanku yang super baik tanpa lelah jadi ‘reminder’ makanku, yang aku lumayan ngeyel yang bagiku sulit minta supir berhenti karena kesiangan, terlewat kesia-siaan 5 jam tanpa diharapkan. Karena aku sadar, rasa-rasanya aku juga jadi penumpang rewel dan banyak request, ngga mau duduk di tengah cowo, merisaukan minta undur berangkat karena jas, eh minta berhenti makan. Kata temenku, “Udah nggupuhi supir minta tunggu bentar, duduk aja susah, ban rusak, bandung masih jauh, minta mampir beli makan lagi. Sekarang, aku kasihan sama supirnya. Wkwk,” enak ajhaaa, aku kecil sendiri jadi wajar banyak maunya. Hmm. Katanya lagi, “Kecil minta dikasihani, Besar minta apa nanti. Eh.”
Sabarrr. Bandung tetap menanti kok :’) , di tengah megang perut dan saran untuk tidur ku abaikan. Bagiku kalau lewat jalan yang belum pernah tak lewati sayang kalau tidur. Walhasil waktu dhuha sudah mau berakhir, mobil berhenti di warung yang ternyata mahal bagi orang desa Temanggung yang singgah lama di Jokjaa. Demi perut, okaayy. Jeda beranjak, terimakasih Allah. Allah Maha Baikk 😊
Jalan Garut dan sekitarnya penuh damai, rasa-rasa penat di kota berhasil buat Nabiladinta ambil jeda. Menanjak dan gunung cukup melugukan. Welcome Bandung, ada yang istimewa dan beda dari terowongan di daerah Nagreg Bandung, masih so pinggir jauh dari kota. Jalan TOL berkat long weekend jadi penghibur berlama di Travel Galuh. Walhasil sampai di Bandung Creative City Forum langsung disuruh presentasi, tanpa babibu dan tampilkan dengan apa adanya aku ceritakan apa itu IPM, so short time to explain well dan menjadi pencair suasana dengan ice breaking ala-alaan kuu.
Jalan Garut dan sekitarnya penuh damai, rasa-rasa penat di kota berhasil buat Nabiladinta ambil jeda. Menanjak dan gunung cukup melugukan. Welcome Bandung, ada yang istimewa dan beda dari terowongan di daerah Nagreg Bandung, masih so pinggir jauh dari kota. Jalan TOL berkat long weekend jadi penghibur berlama di Travel Galuh. Walhasil sampai di Bandung Creative City Forum langsung disuruh presentasi, tanpa babibu dan tampilkan dengan apa adanya aku ceritakan apa itu IPM, so short time to explain well dan menjadi pencair suasana dengan ice breaking ala-alaan kuu.
0 komentar