Jadilah Gung! Terdengar Bergaung – Gaung

Jadilah Gung! Terdengar Bergaung – Gaung

Ya. Gung Gamelan. Aku Gadis Jawa yang sejak Spetember tahun lalu menapaki tahun ke 17, usia simbolis kematangan seseorang, katanya. Karena katanya itu aku tidak mau berlaku biasa saja di usia simbolis ini. Gadis yang murni Jawa bagian tengah dari kota tembakau tepat di kota Parakan, kota penuh sejarah dan terekam dalam banyak naskah perjuangan bahkan lebih populis dibanding Temanggung sebagai kabupatennya. Menjadi berbeda seperti sugesti sejak aku mulai sadar berfikir dan merasa. Judul catatan kecil ini salah satu cuplikan sastra yang membuat Gadis Jawa ini jatuh cinta, karya Pramoediya yang semakin membuatku semakin candu membaca.

Mengingat kakungku dari ibu yang mengabdikan dirinya sebagai Sang Dalang yang tidak pernah sunyi, murid langsung dari pencipta lagu Gambang Suling.

Well, pastinya alunan Gung Gamelan juga menjadi favorit kakungku yang selalu mengirinya di setiap pertunjukan wayang dari desa ke desa sampa hotel berbintang di ibu kota. Menjadi cucunya aku jadi berharap, bisa mewarisi tentang apa yang berhasil Mbah Kakung gaungkan lewat Gung-Gungnya dulu. Seperti gagahnya Wrekudara atau Arjuna yang beliau tuturkan lewat cerita pewayangan. Mbah kakung berbicara melalui Sastra Jawa-nya yang sangat melekat, melalui tangannya yang tidak berhenti menyejarahkan seni.
Dan aku ? cucunya yang sudah terlanjur jatuh cinta dengan sastra. Bukan berarti aku bermimpi menjadi Sastrawati Ketje, Jatuh cinta tidak pernah memilih kepada siapa akan terpaut, ya kan ? it just where our hearts want to go.

Aku memang tidak bisa sepenuhnya bisa mewarisi dan meneruskan titah Mbah Kakung sebagai Dalang ulung tapi semoga aku mewarisi petuah-petuah bijak lewat cerita pewayangan seperti romantisme Rama dan Sinta. Berkreasi lewat dunia yang aku terlanjur geluti sehebat miniatur Ayam Jago Raksasa hasil tangan Mbah Kakung yang bau lem perekat antar rangkanya masih tercium hangat sampa sekarang, dan coretan gambar Ayam Jagonya di satu sisi dinding rumah masih ada, Bila nggak pernah lupa Mbah Kakung !
Gung yang terus berirama menyejukkan hati yang mendengar, berputar pada melodinya yang bergaung-gaung.


Jadilah Gung ! Terdengar Bergaung-Gaung

0 komentar