Jangan Lupa
Aku maunya jadi eksekutor. Eksekutor yang menggembirakan setiap waktu. Eksekutor yang ngga seperti benalu. Eksekutor bermartabat dan selalu memberi manfaat. Eksekutor yang berdiri di atas tanah dimana langit selalu dijunjung. Eksekutor yang tidak lupa bernafas.
Biar bisa tertawa selepas mereka. Biar bisa mereda selega-leganya. Biar bisa menikmati tanpa tapi. Jangan lupa, sesekali tarik nafas sekencang-kencangnya, lepaskan dengan tawa |
tentang mereka yang tidak berhenti membuat perseteruan antar kubu
yang tidak terlihat yang terus meng-intervensi tanpa menyadari
Aku mau jadi eksekutor tanpa henti, jadi smart driver yang sepenuh hati. Biar bisa menggembirakan, menyemai tanpa henti supaya tidak sunyi, supaya tidak ada kabut lagi. Beberapa hari ini banyak yang sedang tersulut amarahnya, sedang tersulut bara-nya, sedang tersulut segalanya sampai-sampai banyak bagiannya jadi kaya 'kabut'. Apa susahnya tenang ? Apa susahnya solve it slowly ? Aku terheran. Apa susahnya menyunggingkan senyum. Tenang - bernafas - tersenyum, dalam hitungan jam banyak kan yang membuat semuanya serba serampangan ?
Jangan lupa mengambil napas, teman-teman. Jangan lupa untuk minum,
jangan lupa makan. Jangan sungkan untuk mengambil jeda di tengah tugas yang mati satu tumbuh seribu. Di saat susah, ini bisa jadi sulit untuk dipercaya,
tapi aku akan katakan juga: kita tidak pernah sendirian.
Menangis sangat diperbolehkan, kawan-kawan
tapi iringi juga lah dengan doa.
Ya?
0 komentar