chamomile tea dan sihir pemberi kehangatan

Beberapa tahun lalu aroma chamomile tea yang selalu terjajar di deretan rak di dapur rumah di Italia bikin aku sedikit sangsi,”Teh kok rasanya kayak bunga begini,” kataku dalam hati.

Penolakanku atas banyak aroma dan rasa di banyak hidangan di Italia mula-mula aku tolak mentah-mentah. Sampai pada akhirnya chamomile tea jadi sumber ketenangan yang nggak bisa dengan mudah aku cari, lantas di masa tahun pertama perkuliahan Bunda Ety mempertemukan Nabila lagi dengan teh oleh-oleh dari Turki, nggak aku sangka ternyata ini chamomile. 

Rasanya kayak aku ketemu Mamma Linda lewat dimensi lain, ingat masa-masa aku nangis sesenggukan di rumah atas bukit Desa Igne. Lalu, Mamma dengan penuh kehangatan, sengaja bikinin aku chamomile tea atau hot chocolate sesekali dan sekedar duduk di samping aku buat dengerin aku nangis. Versi hot chocolate ini jadi lumayan susah buat aku menerima menu cafe di Indonesia yang seringkali mengecewakan. 

Bagi sebagian orang, aroma chamomile mungkin terkesan aneh dan biasa aja. Tapi nggak buat aku, malam ini rasanya memori kesedihan ini kembali lagi. Bertumpuk dan nggak bisa bebas berkelana lalu hilang lewat air mata. 

Sisa chamomile dalam satu tea bag ini nggak bikin aku menunda buat menyeduhnya lagi.

Pertanyaan tentang kenapa dan bisa-bisanya hal ini terjadi kembali menguap tanpa tabir. Beragam kejutan soal relasi ini bikin aku menahan kesedihan dalam banyak rupa, buka catatan lama soal refleksi self-audit dan podcast soal pertemanan abadi juga nggak bisa menenangkan. 

Lagi-lagi, emang bener people come and go. Mengamini empat kata bahasa Inggris ini rasanya sulit buat aku. Sulit buat nge-nggak-papa-in relasi yang tiba-tiba sedikit pudar tanpa tau sebab. Sekuat-kuat kita menjaga, emang banyak kuasa yang tanpa kendali diri. Kalau rasanya pingin pergi lagi dan punya kehidupan dengan misi yang padat serta terjadwal sampai waktu momen kesedihan itu datang, kita hanya perlu menerima dan memberi waktu.

Kali ini aku beneran ngerasa payah dan chamomile tea jadi saksi tersetia lima tahun belakangan untuk nabila yang patah tumbuh hilang berganti. Semoga segala hal baik segera terjadi lagi dan bisa dinikmati sama-sama, ya.

Jogja, 10 Desember 2022 (22:41)

0 komentar