On Earth We're Briefly Gorgeous
"Shifts in the narrative would occur—the past never a fixed and dormant landscape but one that is re-seen. Whether we want to or not, we are traveling in a spiral, we are creating something new from what is gone." (Ocean Vuong in a novel "On Earth We're Briefly Gorgeous")
Satu dari sekian banyak hal yang aku syukuri dari pandemi ini adalah aku bisa punya waktu buat baca buku lebih banyak, meskipun kenyataannya banyak bosennya. Ya kan? Siapa yang ngerasain hal yang sama. Banyak mungkin, haha.
Baca novelnya Ocean Vuong adalah salah satu cara break the negativities, it's kinda mood booster.
Setiap harinya kita melakukan hal-hal baru atau mungkin mirip seperti hari kemarin. Tapi nggak akan sepenuhnya sama, karena waktu berjalan dan kita semua sama-sama sedang dalam perjalanan to creating a history. Dalam perjalanan belajar di hampir 3/4 semester dua ini aku bener-bener belajar banyak hal tentang perjalanan, mulai dari matkul Multikulturalisme-nya Mbak Suzie. If I could tell you the truth, she's the one who makes this semester remarkable.
Mbak Suzie selalu mengajak kita memikirkan identitas kita sendiri, atau how to deal with our life, how to understand who are they, where are they coming from, it is not as easy breezy as our mind could directly think about other people in the world we live in. Karena banyak pelajaran di dunia antropologi selalu mengajarkan untuk peduli ke kaum-kaum marginal.
Kalau udah gitu, aku selalu ngerasa this is exactly what I suppose to learn dan semakin yakin bahwa pilihanku nggak salah. Belajar antropologi berarti juga meningkatkan world view kita, beneran deh, aku kadang menyesali perbuatan-perbuatan atas pikiranku yang kadang suka memikirkan hal-hal negatif dari orang lain di luar dari diriku hanya karena belum mengenalinya. Belajar antropologi juga berarti belajar melihat dunia.
To me it means.. I have to know more who I am. Belajar mengenal masa lalu, apa aja elemen-elemen yang membangun aku hingga aku bisa jadi Nabila seperti sekarang ini. Sama banget kaya apa yang aku obrolin sama Mirza malem ini.
"Iya kan kita jadi lebih belajar mengerti dan punya perspektif baru dalam melihat dunia," kesimpulan aku sama Mirza yang kurang lebih begitu bunyinya.
Membaca dan mengenali cerita orang lain juga bisa jadi salah satu caranya, makanya aku selalu percaya, membaca buku adalah satu hal penting yang nggak boleh ditinggalin selagi masih punya waktu dan nikmat panca indera yang masih waras.
Supaya bisa,
"Creating something new from what is gone."
Good night,
Temanggung, 28 April 2020
0 komentar