Dari Lereng Sindoro


“Tak jak ikut open2 yooo mau gak.”

Pesan WA Mbak Nadia 13 Desember tahun lalu, yang aku nggak menyangka kalau ajakan ini setidak-tidaknya menambah sekian persen perspektif nabiladinta mengenai satu hal, Tanah.

Satu hal yang disadarkan deden Mirza kurang lebih di akhir kelas 12 yang sesederhana dia bagiin konten youtube-nya Asumsico tentan “Kembali ke Tanah” bareng Rara Sekar dan Ben Laksana. They both are my favorite couple!

____

Oke, kembali lagi.

Gagasan sederhana yang dikolaborasikan sama berbagai pihak sama Mas Panji, Mbak Sisca dan kerabat lainnya yang aku nggak kenal semuanya mengantar pada misi suci mereka: Kembali ke Tanah. Mereka merintis Kebon Jiwan yang ada di Desa Medari, lereng Sindoro.



Well, iya relate banget kan sama apa yang dilakukan sama Rara dan Ben yang di instagram mereka buat tagar #rarabenhomegarden. 


Teman-teman KebonJiwan ini bener-bener bisa menularkan misi kebaikan mereka lewat Opén-Opén (re: bahasa jawa) untuk welcome ke siapa pun setiap hari Minggu selama 10 kali. Beruntungnya aku perdah dua kali bersemayam bareng mereka.

Mungkin, cerita aku ini akan terlihat among losing karena aku sender mash pengecut belum berani mulai bertanam, kalah sama sekian ribu ego untuk satu keinginan besar menanam.

Doakan ya teman-teman.

Serius, Opén-Opén yang digarap mas dan mbak ini bukan Hanna sekedar kita gotong royong merawat tanah. Selain siapa pun yang berkeinginan untuk megawatt tanah, kebonjiwan juga terbuka lebar untuk siapa pun yang mau belajar. Opén-Opén yang digarap uituk terakhir kalinya jadi unforgettable moment banget buat aku. 

Aku jadi punya kesempatan buat memasak apa yang mereka tanam, kita masak oseng sawi, goreng tempe, dan bikin lotis.



Tentang sejarah bambu di Indonesia, alam dan pohon, penjualan produk ikan pari, menjadi seorang smart buyer, dan relasi manusia terhadap alam pun sebaliknya.

Aku berkesempatan ngobrol sama kakak Antro UI 2014 yang maaf banget kak aku lupa namanya huhu. I gained knowledges, I have opened some doors. Obrolan ngalor ngidul yang membawa aku menemukan sesuatu hal. Belum lagi, di tengah gerimis yang lalu hujan deras menerjang kita tetap asyik ngobrol di dalam sauna. Sesuai dengen apa yang mereka lakukan.

It just WOW. Baru kali ini selama aku hidup di Temanggung, aku menemukan space & place yang menunjang ide-ide kita, yang menjadi tempat kita untuk berbagi.

Dari lereng Sindoro, aku banyak belajar perihal tanah, manusia, dan masa depan bumi.

Terimakasih atas oleh-oleh benih dan pengalamannya.


Temanggung, 18 Maret 2020


Salam,


nabiladinta



0 komentar