obat malam itu <3 |
Untuk kesekian kalinya, aku jatuh lagi.
Bukan perihal jatuh harga diri, jatuh cinta apalagi.
Tapi ini jatuh dalam sesuatu yang lebih nyata, jatuh secara fisik.
"We all fall from time to time. With age, both the number of falls and the likelihood of injury increase. So, it's important to know what to do if you fall or if you see someone else fall."
Aku sengaja kutip dari sini, ditulis 2016 lalu. Iya bukan, we all fall from time to time, so it's natural. Apa yang kalian harapkan dari sebuah ketidak berdayaan? Apa yang kalian rasakan dan akan lakukan saat tiba-tiba dalam sekian kurun waktu tertentu ada kejadian berulang yang tidak pernah diharapkan?
Pertanyaan-pertanyaan menghujam membabi buta di benak seorang Nabiladinta, ya aku sendiri. Empat hari lalu di waktu pagi, aku jatuh lagi atas kebodohanku bangun kesiangan dan harus ngebut mengejar kereta yang gila woi setengah jam bukan waktu yang masuk akal buat kamu bersiap dan bergegas sejauh Condongcatur-Stasiun Tugu. Bodohnya aku, jatuh sendiri, mengerem sendiri, dan menghantam diri sendiri.
Karena kebodohanku, Mas Abyan jadi naik kereta seorang diri buat mewakili tim media PP IPM buat konsolidasi media muktamar besok Juli mendatang di Solo.
Karena kebodohanku, Mas Abyan jadi naik kereta seorang diri buat mewakili tim media PP IPM buat konsolidasi media muktamar besok Juli mendatang di Solo.
Empat sampai dua hari lalu aku masih panic attack and shocking atas segala hal yang terjadi dalam sekejap, bertambah kepanikan dunia atas pandemi corona, belum lagi kebijakan UGM dan beberapa kampus lainnya yang meliburkan sampai minimal dua pekan ke depan.
Tepat di hari jatuhnya aku, aku menangis tanpa henti. Sampai mungkin Unge, salah satu teman kuliahku heran sendiri karena baru kali itu liat aku nangis kesakitan dan seperti mau menyerah. Untuk kesekian kalinya masih ada rasa tak terima, persis kata Sheila Dara di instagram atas lagu barunya. Eh iya bukan ya?
Apa iya aku harus pakai krek lagi?
Menyakitkan rasanya, ingat 7 tahun lalu sewaktu kakiku retak dan mau nggak mau tetap sekolah dan menjadi UAS selayaknya yang lain dan hidup sebagai manusia difabel. Menyakitkan, tapi banyak pelajaran dan penuh syukur atas nikmat berjalan, aku pernah cerita sedikiti di sini. It hurts so much, it leaves sadness and pain. I didn't expected this again.
Menyakitkan rasanya, ingat 7 tahun lalu sewaktu kakiku retak dan mau nggak mau tetap sekolah dan menjadi UAS selayaknya yang lain dan hidup sebagai manusia difabel. Menyakitkan, tapi banyak pelajaran dan penuh syukur atas nikmat berjalan, aku pernah cerita sedikiti di sini. It hurts so much, it leaves sadness and pain. I didn't expected this again.
Padahal ya padahal, baru sekitar dua pekan lalu di kelas multikulturalisme Mbak Suzie kita bicara soal disabilitas, gimana kita harus menjadi manusia seutuhnya, memandang kaum marginal, dan belajar terbuka lalu memberi akses juga untuk mereka, di kelas itu aku sempat bercerita tentang aku sewaktu diberi cobaan nggak bisa jalan. Ternyata memang sesakit ini. Sempat kadang mempertanyakan keadilan Tuhan,
"Kenapa selalu kaki kiriku yang kena? Kenapa dulu sewaktu aku radang sendi kaki juga kiri yang paling terasa sakit? Kenapa sewaktu dulu retak juga kiri? Huhuhu aku pingin nangis terus kalau inget ini"
Tapi aku tau aku nggak boleh berpikiran begitu. Aku harus belajar berdamai dan memandang dari sisi lain. È come una pausa.. un riflessione amore. Mungkin jatuh yang kali ini, aku harus banyak bersyukurnya karena bisa di rumah dan nggak petakilan, meskipun dua hari lalu aku sempat nangis dan masih shock karena KEMANT yang jadi tertunda diurus, juga karena tanpa kesengajaan Azrial ketuaku kecelakaan sehari sebelum aku jatuh dan harus segala macam ke kepolisian. Beribu maaf dan rasa bersalah aku sampaikan karena belum tanggap. Tapi yasudahlah, itu sudah lewat dan berlalu.
Siapa pun yang baca ini, please take good care of yourself wherever and whenever you're.
Sehat memang senikmat itu, tanpa perlu merepotkan orang lain. Meskipun di saat jatuh kita juga jadi benar-benar tau siapa yang sungguh-sungguh menjadi teman kita dan ada di saat kita membutuhkan. Tapi, boleh kan kalau kita berpikir, kapan yang sesungguhnya kita bisa menolong orang lain bukan malah merepotkan.
Kalau aku boleh dan bisa putar waktu, aku bakal lebih logis memutuskan untuk nggak terburu-buru dan beli tiket selanjutnya. Satu hal lagi, mungkin ini jadi bentuk rasa syukurku nggak jadi ke Solo karena pagi itu juga pemerintah Solo menyatakan KLB alias Kejadian Luar Biasa karena wabah corona sudah sampai Solo.
Jadi, hati-hati ya teman-teman.
Sebagai penutup, aku turut mengapresiasi teman-teman aku yang turut berduka cita atas jatuhnya aku, Tante Ety yang bersedia dateng dan antar sampai kos di pagi buta, Unge yang datang antar makan siang, Sobron dan temannya yang buat aku nggak nangis lagi di hari itu dan bersedia ambilin krek, Rizal yang bawain jus, lalu Qorry, Almas, Muth yang datang kemudian dan kita nongkrong di Cafe Cara Kita, nggak lupa Fafat yang akhirnya nginep sama Muth buat bantuin aku di kos. And Sabrina you too...
Bapak Ibu pemilik rumah yang jadi penolong pertama juga aku ucapkan terimakasih. Qorry apalagi yang udah antar sampai rumah Temanggung. I love y'all. Aku jadi merasa lebih berdaya, Bapak Ibu yang tetap mengusahakan yang terbaik untuk anaknya di tengah kesempitan yang menghalang.
Sekian, salam sayang untuk semua.
Temanggung, 18 Maret 2020
Sebagai penutup, aku turut mengapresiasi teman-teman aku yang turut berduka cita atas jatuhnya aku, Tante Ety yang bersedia dateng dan antar sampai kos di pagi buta, Unge yang datang antar makan siang, Sobron dan temannya yang buat aku nggak nangis lagi di hari itu dan bersedia ambilin krek, Rizal yang bawain jus, lalu Qorry, Almas, Muth yang datang kemudian dan kita nongkrong di Cafe Cara Kita, nggak lupa Fafat yang akhirnya nginep sama Muth buat bantuin aku di kos. And Sabrina you too...
Bapak Ibu pemilik rumah yang jadi penolong pertama juga aku ucapkan terimakasih. Qorry apalagi yang udah antar sampai rumah Temanggung. I love y'all. Aku jadi merasa lebih berdaya, Bapak Ibu yang tetap mengusahakan yang terbaik untuk anaknya di tengah kesempitan yang menghalang.
Sekian, salam sayang untuk semua.
Temanggung, 18 Maret 2020