Lima Tahun Menjadi Dua Berarti



Mendung di Italy sewaktu Jogja sedang menuju senja di akhir terang matahari.

Tiba-tiba ada yang melesatkanku dengan tajam ke belakang, bahkan memikirkan tentang yang di depan. Tentang istimewanya kedua sahabatku yang tingkahnya punya banyak beda, tapi kita bertiga bisa dalam banyak waktu beresonansi sama, mengutuk mensyukuri banyak hal.

Haha, banyaknya ciri punggawa istimewa yang melekat di diri mereka berdua. Kita bertiga sama-sama pernah disibukkan mengurus banyak manusia yang sama, eits mereka masih aku udah engga. Just because I am here, but boleh jujur se-sungguh-nya rindunya membuncah.

Sab juga biasa dipanggil emak punya nama panjang yang penuh doa a.k.a Sabrina Rahma Salsabila. Oci, atau sekarang lebih suka dipanggil Muthia punya nama panjang yang kalau kita menyebut dengan suara penuh rasa getar berkekuatan a.k.a Muthia 'Afifatir Rosyidah. Uhuuy, eh lebay ngga muth ? Lebay ya. Ya sudah, artinya aku ini pengingat dan perasa yang baik hehe.

Sab dan Muth adalah dua kawan yang selama kurun waktu hampir enam tahun ini tau banyak cerita hidupku, yang tau senyatanya aku, tau darah tangisku bahkan hal paling merona di masa merah muda, ehh. Sab dan Muth adalah duo yang jadi trio deh kalo ketambahan aku, sejoli gabisa saling marahan lama. Aku, bahkan hampir ga pernah marah sama Muth, tapi pernah di diemin si Sab gara-gara biang kerok nyebelin manusia sebrang. Huhh.

Kesel ? Iya. Banget, jadi kaya politis banget gitu ceritanya tapi ya namanya aku sama Sab mana bisa tahan beginian, nggak bisa. Karena Sab ini nih jadi Kapten yang gantiin aku. Sama-sama pegang kendali hampir tiga tahun, masing-masing kita. Kalo si Muth ? Dia kaya payung, ngademin selow tenang dan berada serawutan tapi menyemburkan kekuatan yang berbeda. Saking serawutannya sampe gabisa di terjemahin.

Mereka bakal keliatan biasa aja waktu aku mau pergi kemarin, tapi mereka berdua yang bakal paling ngebayangin aku juga aku kalo bayangin Jogja mereka yang paling ku bayangin. Sedihnya, mereka sibuk menuntaskan urusan umat jadinya ngga segampang online. Gapapa, kan buat kebaikan ya.

Revolusi mereka berdua selalu terlihat menginspirasi, menjadi matangnya nasi yang penuh gizi. Briliannya mereka berdua soal energi dan mimpi selalu terlihat berapi. Aku jadi iri, hehe. Mereka emang ada penuh kekuatan yang bisa memunculkan tawa, apalagi buat aku. Tapi orang-orang yang mereka buat ketawa ngga tau aja betapa ratusan momen tangis nggak jarang terlukis di titisan jalan yang mereka bentuk.

Aku jadi rindu,

Rindu barengan serampangan sama Muth, rindu nangis dan resah bareng hanya demi mikiran orang yang boleh jadi mereka ngga pernah mikiran aku sama Sab. Tapi senyatanya, kita suka, kita bahagia buat menua karena pusing mikirin anak muda.

Eh, bukan berati kita ngga muda loh ya tapi karena selalu aja ada tingkat tua-setengah-muda secara emosi dalam satu generasi.

Sekarang,

Aku dan mereka terpisah dua benua. Masing-masing sama-sama sedang terus melaju mempersiapkan mimpi kita. Bedanya, mereka berdua masih disibukkan dengan urusan umat bersama pergerakan mereka, aku juga iya tapi ketika masih disana. Mereka berdua sedang menuntaskan banyak hal di kota sejuta makna itu. Secara formalitas dua hari lebih lagi akan disudahi dihadapan seribu wajah perempuan lebih.

Tapi menyudahi tidak semudah itu bagi mereka, masih banyak hal yang jauh lebih menumpuk demi masa mendepan, demi kejayaan sebuah regenerasi.

Saat aku menuntaskan menulis ini, mereka berdua sedang berada di Kaliurang sebagai kelanjutan Taruna Melati 2 akhir liburan kemarin, nah sekarang Pelatihan Fasilitator Pendamping duo sekolah kader kita. Padahal seperti baru kemarin, aku masih satu tim dengan Muth di Imam of Training, padahal serasa masih kemarin aku dengan Sab bersama menjadi Master of Training di banyak pelatihan kader beberapa bulan lebih lalu.

Last moment in 2017 , Adisutjipto International Airport Jogja


Usai,

Selamat untuk terus bernafas menghidupi yang mati-redup- juga hati kalian sendiri. Jangan berhenti, tapi juga jangan sungkan untuk mengambil jeda di tengah tugas yang mati satu tumbuh seribu :)

Salam kawan dari negeri nun jauh disini untuk kalian di daratan tanah air. Aku rindu, tunggu banyak ceritaku tapi ingat aku juga menanti banyak kelanjutan cerita baru dari kamu berdua sayang. Sudah ya, nanti jadi tambah haru lagi hehe. Tetap menghidupi :) doakan aku ya,

Dengan sepenuh hati untuk Sabrina dan Muthia kesayangankuu,

Kebelet curhat banyak nih, sibuknya ngga kukuh :')


Selasa Siang - Kamis Malam
3 - 5 Oktober 2017


Longarone Belluno Italy 15°
Ulima Nabila Adinta







0 komentar