Kota Tepian (( Mendekap Waktu ))






Salamullah Kota Tepian,

Samarinda kota yang boleh jadi tidak pernah masuk daftar list priority untuk dikunjungi Ulima Nabila. Tapi Allah selalu punya cara menarik yang memikat hamba-Nya sampai melebihi magnet. Berkelana. Sesederhana itu kan ?

Banyak hal di dalam sebuah perjalanan yang sulit kita lukiskan dalam bayang pikiran dan kalbu karena meskipun kita merencanakan sepenuhnya, seringkali yang sepenuhnya itu tidak terpenuhi tapi terlengkapi dengan kehadiran sesuatu yang jauh lebih mengejutkan dan harus kita syukuri.

Sesederhana itu.

Sejak dua hari lalu aku berpijak di Samarinda yang mungkin jadi ‘observer amatir’ nggak keruan karna FYI aja dateng tanggal 11 tapi opening Muktamar baru tanggal 14 itu pun masih besok. Tapi buat Ulima Nabila, gabut itu sesuatu yang nggak boleh ada di setiap detik waktu yang berjalan. Dalam batin yang terselubung, sebenernya nyari inisiatif supaya waktu ngga kebuang ngga semudah yang diomongin. But, Allah more knows dear aku dipertemukan dengan sodara yang super baik, Bude Yayuk dan Mbak Rida. Dengan segala kerendahan hati aku Alfred dan Mbaa Aul ditemenin ke Masjid Baitul Muttaqien Islamic Center Samarinda. How pleasure I am, How beautiful what Allah created, anyway percaya deh segalanya bakal Allah perhitungkan dan ngga setengah-setengah ngasih yang paling terbaik and automatically make you pleasure and more thankful.

Kabar tergembira yang kesekian kali lagi adalah : Peserta Peninjau yang awalnya semi-legal dapet chance BUAT JADI NOTULENSI SIDANG KONPIWIL HINGGA MUKTAMAR under the command of Mbak Linta, tamu terspesial setelah dua hari aku nyampe Samarinda. Nah, Percaya ?

What a pretty Allah’s plan my sist my broo

So, aku pikir ini ‘enough’ untuk disyukuri bagaimana pun caranya. Setiap sesuatu pasti ada hikmahnya. Setiap waktu yang kamu anggap tidak pasti sesungguhnya itu adalah kepastian yang sedang Allah persiapkan supaya kamu yakin bahwa itu yang terbaik. Ketidakpastian adalah kepastian yang terbaik, kerap kali.

Anyway, Thanks a lot. Super thanks Allah, dan buat yang tersetia membersamai mulai dari Sang Kapten Alfreda, Mas Nabhan Mbak Aul yang udah jadi kakak kita yang sangat ‘ngemong’ sejak di Airport, Mbak Linta kakak kelas dari jaman TK, Wafiq + Alwan teman se sekolah kader yang sama-sama supernya, Mas Ulin yang nyebelin tapi baiknya nggak kesangka, dan Lambang New Bro dari MUMA Jogja. Nggak lupa se-kontingen DIY dan seluruhnyaaa yang ada di Muktamar, you taught me how truly struggling by IPM.


Bocah Borneo, aiih Lutcunyaa :)



Di Pojok Studio RadioMu Muktamar XX IPM 7:43 WITA
Samarinda,


Nabiladinta

0 komentar