K A M U

Seseorang akan benar-benar bahagia, gelisah saat dia terjatuh tanpa sengaja lalu boleh jadi semakin terjatuh. Karena hati nantinya juga akan memilih hati.

Momentum. Tanpa momentum aku tidak akan menemukanmu. Meskipun sekedar untuk bercengkerama lalu melepas tawa. Tanpa momentum aku tidak akan terjatuh, karena kamu yang membuatku semakin jatuh. Tanpa momentum, kamu pun tidak akan menemukanku dengan segalanya yang katamu pantas diperjuangkan. Tanpa momentum kamu tidak akan se- ajaib itu. Karena bagiku kamu sangat ajaib. Sekejap. Kamu mampu membuatku bingung, gundah, gelisah, bercampur dengan bahagia lalu tertawa penuh dalam hati. Kalau kamu tahu, aku selalu tertawa tanpa muka. Menyimpannya dan membiarkannya berjalan dalam diam. Tanpa sadar aku semakin berasa dan kamu semakin mencampurinya tanpa ampun, mengetuk begitu saja. 

Dalam setiap detik waktuku aku berusaha menetralisir. Karena aku ingin menjaga tubuhku tetap terbungkus rapi dan fitrahku tetap suci. Terlalu berkhayal ya ? Sudahlah. Aku tahu meskipun tidak akan sesempurna itu. Setidaknya aku berusaha menjadi penyempurna. Kamu, aku merindu setiap cengkerama kita. Obrolan singkat tanpa rasa lalu menjadi makna tak terluapkan. Guyonan yang tanpa sadar mengendalikan aku denganmu (sepertinya). Semoga esok akan tetap sama ditengah segalanya yang serba mengejutkan. Aku ingin menikmati yang semoga saja tanpa pengharapan berlebih. 

Kamu masih saja menjadi alasanku diam. Diam memperhatikanmu. Melupakan walau tak ingin. Mencari tau walau tak peduli

Segalanya tetap saja atas kendali-Nya. Lantas, hanya doa yang aku panjatkan. Karena mendoakan adalah cara mencintai paling sederhana. Kepada seseorang yang dirindu semesta. Kepada seseorang yang memautkan hatinya untuk agama dan ke-islami-an semesta. Kepadamu, aku merindu.

Best Wishes,


Nabiladinta


0 komentar