#10 Writing Challenge: Your best friend

Ayayy banyak banget. Tapi karena ini ditulis untuk 11 Oktober, 

I would love to talk about a bestfriend. His birthday is on that day peepss.

Yey Happy birthday man!

He is my best friend since 8 years ago. Lagunya Adhitia Sofyan yang 8 tahun cocok banget sih buat sementara menggambarkan pertemanan ini. Dia sosok teman yang setia 'mendengarkan' cerita-ceritaku yang mungkin bahkan dia nggak mencapai radar untuk sampai mengenal orang-orang yang ada di dalam ceritaku. Tapi aku cukup tau, kalau temanku ini sosok yang turut membahagiakan hari-hari nabiladinta! Frekuensi kita ketemu terbilang jarang, dalam setahun dulu sebelum akhirnya temanku pergi jauh nun jauh di sana, dalam setahun bisa hanya dalam hitungan jari. Nggak sampai lima kali.

Meskipun kedekatan kita juga naik turun, tapi siapapun yang tanya aku selalu mantab katakan kalau dia memang teman dekatku. No matter what. Dan lirik lagu 8 tahun bagian ini, "Ingatkah waktu kau pergi daun dan ranting hilang warnanya"

Wah sungguh terasa. Tapi perlahan aku belajar menyadari, ya inilah perjalanan. Kadang kita seperti musafir tersesat di padang, berjalan dengan kompas masing-masing. Mempertaruhkan segalanya yang kita rasa benar.

Berjalan masing-masing dan berusaha saling mencocokkan. Aku dan temanku ini, kita beda ritme dan tujuan (barangkali). Tapi hal yang aku syukuri dan ia katakan, "Kalo misal salah satu dari kita sampe di puncak lebih dulu. Saling menarik yaa."

Kata-katanya magis dan menguatkan. Walaupun nggak jarang juga menjengkelkan, ya namanya juga teman. Ada pahit masam kecut manis yang bersama kita rasakan, saling tarik ulur juga wajar. Temanku ini, teguh pendirian dan punya banyak seni menaklukkan pertemanan. Bicaranya penuh intrik, matanya menatap tajam, dan mulutnya berbisa. Tapi seringkali ia sembunyikan lewat hal-hal konyol dan tawa. Kayaknya dia punya banyak kepribadian, melambung kesana kemari tapi tetap berdiri di atas satu kaki.

Mari tepuk tangan!

Satu yang pasti, dia misterius. Sulit ditebak dan penuh kejutan. Menjengkelkan kan. Karena misterius jadi cukup sampai di sini, deretan kata singkat yang ingin aku jadikan epilog tentang temanku ini adalah:

Semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu di persimpangan yang sama, berbagi segalanya dan saling mempertemukan radar.

Mengutip kata Fafad,

Selamat menjulang gadang bro.

Buona notte,

nabiladinta.

Yogyakarta, 12 Oktober 2020

0 komentar