Seni Menghabiskan Waktu

Hari ini, eh udah hari kemarin ding karena udah berganti hari enam menit lalu, rasanya belum refleksi apa-apa. Belum baca buku dan menuliskan sesuatu. Pointless banget rasanya, tapi hari ini aku mencoba memulai menggarap tugas UAS-ku yang seabreg itu.

Siang ke sore rasanya padet banget karena langsung berlanjut ke online workshop yang diadain IYAA, perkumpulan YES Alumni Indonesia gitu deh tentang "Rock Your LinkedIn", bahkan sampai malam habis taraweh langsung ngadep laptop ikut kajian PCIM Yordania. Tapi aku nggak akan cerita kedua hal itu.

Sebagai bacaan penutup tidur, aku nemu artikel menarik dari ideas.ted.com menurut Alan Lightman (2018), tentang: Why we owe it ourselves to spend quiet time alone everyday. By not giving ourselves the minutes or hours free of devices and distractions, we risk losing our ability to know who we are and what's important to us.

dan ini beneran kerasa di aku, kerasa capek banget di menit-menit menjelang tidur, yah jangan lagi deh Bila..

Kalau kata Alan Lightman (2018), dunia berubah sebegitu cepatnya. Dulu masih belum ada telepon, internet sampai akhirnya globalisasi merasuki. Semakin lama kita seperti menyetir mesin global yang membuat diri kita mindless. Dunia dipacu berbagai kecepatan dan kebisingan sampai lupa mencari kesunyian.

Nah, somehow we need to create a new habit of mind, as individuals and as society. Kalau kita nggak memberikan sedikit pun waktu untuk silent- clear our heads perlahan kita akan menyerang diri kita sendiri, kita akan tidak mengenali diri kita sendiri. Half our waking minds be designated and saved for quiet reflection. And when we do so, we give ourselves a gift. It is a gift to our spirit. It is an honoring of that quiet, whispering voice. It is a liberation from the cage of the wired world. It is freedom.

Beberapa tahun lalu sebelum merantau aku sangat terbiasa pergi ke rumah saudara ngelewatin sawah dan nyebrang sungai daripada naik angkutan umum yang muter lebih jauh. Dulu, tanpa gawai pun tetep bisa merasa santai dan nggak khawatir bosan. Sekarang? Lupa bawa gawai aja ribetnya minta ampun. Hidup kita bener-bener menyetir dan disetir mesin global.

Kalau udah gitu, bukan berarti giving ourselves a gift nggak bisa dilakukan. Mungkin susah, but it can be done dear! Kita mungkin nggak akan pernah bisa kembali ke masa itu. Tapi kita bisa menciptakan ruang di dunia kita yang sekarang dengan cara yang  berbeda, tetap memberi.

Well. That's all!
Enjoy your days and goodnight...

Temanggung, 3 Mei 2020

0 komentar