Setiap detik waktu yang berjalan di cerita exchangeku bener-bener berasa kaya langit senja disini, warna-warni. Setelah dapat kabar baik dari London, aku dapat kawan baru lagi dari Australia. Aku dan Tike dari Thailand diajak Mamma Linda buat menyambut di Stasiun Conegliano. Bahagianya nambah AFSer di chapterku, yah walaupun cuma stay buat dua bulan.
Ada cerita aneh tapi juga lucu sewaktu kita minum di café deket stasiun, ada seorang bapak yang tibatiba nyerocos Tanya sama Mamma dan kita ninggalin dia masih ngomong sendirian, gila kali ya wahaha. Sedikit kaget sewaktu sampe stasiun dan gadis Australia itu sampe, I perfectly remember the day when I just arrived full of nervous. AFSer ini ternyata keturunan India tapi lahir di Malaysia dan dari kecil sudah diboyong orangtuanya ke Perth, Australia.
Prolognya itu dulu deh ya, hehe.
The truly kejutan di pagi hari adalah ketika salju sudah mengguyur Igne, aku buka jendela daaan wowww. Bellissima Ragaa. Hari itu salju turun lebih deras dari biasanya, aku seharian ngerjain laporan untuk dikirimkan ke Bapak Menteri Pendidikan salah satunya karena beliau lah aku berada di Italia. Temannya hujan salju yang walaupun kata orang sini ngga turun banyak, but it was so much precious for me no matter how much it is. Gunung di depan rumah yang terlihat besar dan dekat di depan mata daunnya sempurna terguyur warna putih salju. Nyangka ? aku ngga nyangka banget bias sedeket ini hidup dengan alam di Italia utara.
JOB ORIENTA
Sampai pagi aku harus pergi ke Verona, *yeaaaykotabarulagi. Verona yang terkenal dengan kotanya Romeo Juliet. Sekolahku pergi kesana dengan bis, Belluno udah tertutupi salju dan dinginnya semakin menguatkan. Jadi Job Orienta ini semacam pameran universitas juga beberapa hal lain kaya komunitas, but mainly is about univercities. Buat anak-anak SMA di Italia tau universitas apa aja di Italia dan mereka bisa nyari tau lebih dalem apa jurusan yang mau mereka ambil nanti.
Some of them ada juga dari UK, Swiss dan Portugal. Ahh UK kuyyy , doakan aku bisa kuliah disana nggih.
Aku keliling sama Alice karena kita sama-sama pingin International Relationship. WAH DOAIN YAA.
Apa sih yang dibayangin waktu main ski ? Kalo aku, takut haha ngebayanginnya aja meluncur dari gunung dan salju yang licin apa ngga takut jatoh kalo nanti jatoh terus didatengin Malaikat Izrail gimana. Duh lebay emang haha, Don't worry dear aku berusaha menguatkan diriku sendiri.
Arena Ski Val di Zoldo menjadi pilihan kita, selain karena paling dekat tapi juga ada arena yang datar. Seenggaknya kan bisa buat belamra jalan. It was so berat ya ampul buat jalan pake alat sepanjang itu kata hostparents aku make it as your shoes but this is in the snow. Susah dan berat sekali tapi lama-lama aku belajar mengendalikan alatnya biar naga meluncur arena so pasti arenanya licin. Kuncinya kalo miringin harus selalu terarah ke gunung.
Lalu aku belajar berputar sampai yang awalnya masih di pinggir lalu menengah belajar dan belajar terus finally I am relax to walk. "BRAVA NABILA IMPARI VELOCE" Alhamdulillah, Capek juga kita selingi dengan minum hot-chocolate dan kue manis kita nyebutnya "dolce" yang berarti manis. Belajar lagi dong sesi kedua
Aku merasakan betas lincahnya Papa Aurelio jadi aku maju lebih tanpa ragu. Aku berganti ke arena yang lebih miring dan membentuk segitiga dengan kedua pucuk alat yang agar merapat dan bagian bawah melebar, kakinya pegel kuyy harus ngebuka dan sedikit nekuk. Sewaktu aku bisa jalan pasti berakhir tengan nabrak tumpukan salju di pinggiran dan jatuh HAHA.
--
Then dengan sore yang tenang aku dan Mamma Linda bikin roti lala Tomasso dan Anna date buat barengan makan.
Grazie mille,
30 Desember 2017
Ulima Nabila Adinta
Arena Ski Val di Zoldo menjadi pilihan kita, selain karena paling dekat tapi juga ada arena yang datar. Seenggaknya kan bisa buat belamra jalan. It was so berat ya ampul buat jalan pake alat sepanjang itu kata hostparents aku make it as your shoes but this is in the snow. Susah dan berat sekali tapi lama-lama aku belajar mengendalikan alatnya biar naga meluncur arena so pasti arenanya licin. Kuncinya kalo miringin harus selalu terarah ke gunung.
Lalu aku belajar berputar sampai yang awalnya masih di pinggir lalu menengah belajar dan belajar terus finally I am relax to walk. "BRAVA NABILA IMPARI VELOCE" Alhamdulillah, Capek juga kita selingi dengan minum hot-chocolate dan kue manis kita nyebutnya "dolce" yang berarti manis. Belajar lagi dong sesi kedua
Aku merasakan betas lincahnya Papa Aurelio jadi aku maju lebih tanpa ragu. Aku berganti ke arena yang lebih miring dan membentuk segitiga dengan kedua pucuk alat yang agar merapat dan bagian bawah melebar, kakinya pegel kuyy harus ngebuka dan sedikit nekuk. Sewaktu aku bisa jalan pasti berakhir tengan nabrak tumpukan salju di pinggiran dan jatuh HAHA.
--
Then dengan sore yang tenang aku dan Mamma Linda bikin roti lala Tomasso dan Anna date buat barengan makan.
Grazie mille,
30 Desember 2017
Ulima Nabila Adinta
0 komentar