Membenci

Kita sebenarnya sedang membenci diri sendiri saat membenci orang lain. Ketika ada orang jahat, membuat kerusakan di bumi, misalnya apakah Allah langsung mengirimkan petir untuk menyambar orang itu ? Nyatanya tidak. Bahkan dalam beberapa kasus, orang – orang itu diberi banyak kemudahan, jalan hidupnya terbuka lebar. Kenapa Allah tidak langsung menghukumnya ? Kenapa Allah menangguhkannya ? Itu hak mutlak Allah. Karena keadlian Allah selalu mengambil bentuk terbaiknya, yang kita tidak selalu paham

Ada orang – orang yang kita benci. Ada pula orang – orang yang kita sukai. Hilir mudik datang dalam kehidupan kita. Tapi apakah kita berhak membenci orang lain ? Sedangkan Allah sendiri tidak mengirimkan petir segera ? Pikirkan dalam – dalam, kenapa kita harus benci ? Kenapa ? Padahal kita bisa saja mengatur hati kita, bilang saya tidak membencinya. Toh itu hati kita sendiri. Kita berkuasa penuh mengatur – ngaturnya. Kenapa kita tetap memutuskan membenci ? Karena boleh jadi, saat kita membenci orang lain kita sebenarnya sedang membenci diri kita sendiri

Kenapa memilih benci,  sedangkan orang lain memilih berdamai dengan situasi disekitarnya ? Pikirkanlah !
Saat kita memutuskan memaafkan seseorang, itu bukanlah persoalan orang itu salah, dan kita benar. Apakah orang itu memang jahat atau aniaya. Bukan ! kita memutuskan memaafkan seseorang karena kita berhak atas kedamaian di dalam hati. Sungguh kita berhak atas kedamaian dalam hati.

Kesalahan itu ibarat halaman kosong. Tiba – tiba ada yang mencoretnya dengan keliru. Kita bisa memaafkannya dengan menghapus tulisan tersebut, baik dengan penghapus biasa, dengan penghapus canggih, dengan apa pun. Tapi tetap tersisa bekasnya. Tidak akan hilang. Agar semuanya benar – benar bersih, hanya satu jaln keluarnya, bukalah lembaran kertas baru yang benar – benar kosong. Tidak mudah. Tapi jika kau bersungguh – sungguh, jika kau berniat teguh, kau pasti bisa melakukannya :)


dikutip dari Novel Rindu - Tere Liye
adinta. 10:10  24 nov 2014 

0 komentar