Nabiloski De Pellegrini
Jadi ya, aku sedang penuh mengendalikan ekspektasi. Aku sedang penuh menerima spekulasi banyak orang. Aku sedang penuh penantian banyak kepastian. Aku sedang menanti dan berusaha berjalan dengan pasti.

Seperti seminggu lalu, rekan-ku menanyakan kabar tentangku, jawabku hanya, “doakan saja yang terbaik, aku lagi menunggu banyak hal, menunggu banyak kepastian”. Kata dia, “yang penting ada yang sedang ditunggu bil, nanti datengnya bareng-bareng”. Yaya, it is okay, jawabannya cukup melugukan, menggugukan, dan mengguyukanku, aku sedang merindu banyak perjalanan menakjubkan yang tidak pernah terbayangkan. 

I am walker

Aku terseret euforia kakak-kakak inspirasiku yang setahun lalu jadi partner berpikir ekstra di english debate, our match was so unpredictable and super crazy sist. Euforia perjalanannya yang bikin menganga setiap orang, itu baru yang kakak tunjukan ke sekian banyak orang lewat dunia kedua yang diseriusi bejibun manusia, sosial media. Perjalanan dan pertarunganmu yang entah kapan saat melawan ketakutan diri atau manusia-manusia yang sangat baru di sekeliling. 

Aku takjub kak, aku rindu. Yang paling aku rindukan adalah kehadiranmu di pertengahan tahun nanti dan sesaknya ceritamu yang penuh inspirasi, bukan sekedar di tumblr-mu yang sejujurnya sudah sangat menginspirasi, tetapi aku lebih merindu cerita yang bakal kakak ceritakan lewat indra senyatanya. Kamu sangat tau aku, kamu sangat mengharapkanku, kan? Supaya mengikuti jejakmu dan jejak Kak Manda sebelumnya. Doakan aku bisa mengarungi negeri yang lain, tentang Cina Selatan dan Utara kalian sudah sangat menginspirasi, doakan aku punya inspirasi yang lain dari benua yang menakjubkan dengan ilmu pengetahuannya.

Doakan aku, kalian penguatku dalam jejak perjuanganku, titah kalian mampu meneguhkanku. Kalian berdua pernah menjadi teammate debate yang bisa mendukung segala pertarungan kita, pertarungan silat lidah tentang segalanya tentang dunia. Yang mengantarkan kita pada pertemuan dengan banyak orang di luar nusantara. Doakan aku, kakak-kakak inspirasi penuh resolusi dengan laju revolusi yang menakjubkan. Aku terjebak dalam perjalanan super kalian, Kak Manda yang sudah setahun terlewatkan di Guangzhou, Cina Selatan dan Kak Oase yang sedang tergila dan terpesona dengan perjalanan yang masih terus berjalan di Harbin, Cina Utara, kan ? Yang tidak lelah menanyakan kabarku, untuk mengikuti perjalanan kalian berdua sebagai Indonesia Youth Ambassador, yang berkelana atas nama bangsa,agama, keluarga, dan almamater kita tercinta di Jogja. Menggelanggang menuju rantauan benua. Doakan aku, kalian penguatku, kalian inspirasiku

Aku bermimpi masa depan lima benua, manusia alam semesta

Kata ‘Masa Depan Lima Benua’ yang terinspirasi dari lagu Sang Filsuf, Mr. Sonjaya.

Zaman berkembang mengikuti, 
Mencari jawaban ilmu tentang satu dunia yang baru
Masa depan lima benua 
Manusia alam semesta tak akan kau ketahui 
Namun Tuhan bukan pembenci Lupakanlah masa lalu 
Dan dia yang telah pergi
Biarkanlah suatu tragedi
Jika kamu jatuh cinta lagi
Doaku sedang menuju benua ke- 3 perantauanku. Titahku dalam setiap adzan usai, selalu kuteguhkan kau tau ? Perantauanku selalu saja penuh liku, tapi Yang Maha Segala Raja selalu saja unik, selalu saja ajaib dengan segala kejutan. Aku pemimpi lima benua tanpa henti. Asia dengan sejarah agama yang menakjubkan, Eropa dengan keagungan ilmu pengetahuan, Afrika dengan segala riuh rendah manusianya, Amerika dengan negeri banyak negeri yang tertancap di tanahnya, dan Australia dengan keunikan Aborigin. Lalu banyak lagi hal menakjubkan dan cerita tentang setiap benua. Semoga aku menjadi pelukis sejarah di setiapnya. Jejali setiap negeri, lunasi cerita setiap negeri tanpa tapi, rekam jejaknya selayaknya manusia kecil pengukir sejarah. Singgahlah di setiap negeri dan kau akan merasakan betapa bahagianya mengenal bumi dengan segala penghamparannya, dibawah langit dengan pembinaannya yang menakjubkan. Biar kamu terlarut anggun dalam kabar langit untuk bumi atas kuasa-Nya.

Setelah Asia, Amerika, lalu mau dipertemukan dengan benua mana lagi ?



Doa bulan dua yang sesore kemarin kuseriusi
Doa bulan dua yang ku peruntukkan : sekolah kader
Doa bulan dua yang terlantunkan atas nama, Gebyar Mu'allimaat V
Doa bulan dua yang bukan hanya menjadi tugas wajibku sebagai penggerak parade tahunan
Doa bulan dua yang baru saja terlantunkan di hampir 100-an jiwa mengelilingi-ku
Terimakasih,
Telah sepenuh hati mendengarkan dan mengamini

DOA OPENING GEBYAR MU’ALLIMAAT 5

Dengan nama Allah
Sang Maha segala Maha
Dengan hati kami berbicara
Dengan segala kerendahan kami berdoa
Bermula dari detik ini
Hembusan nafas kami, bertitah dengan sepenuh hati

Demi matahari dan sinarnya pada siang ini
Demi siang yang terang benderang
Demi langit serta pembinaannya yang menakjubkan
Demi bumi serta penghamparannya
Demi jiwa serta penyempurnaan ciptaan-Nya

Kami santri yang berpijak di tanah ini
Di jantung kota yang membangun romantisme tersendiri
Kota Pelajar yang tidak pernah sunyi
Kota Budaya yang tidak berhenti berkreasi
Kota yang telah berdiri jauh sebelum kami berpijak disini

Kami santri yang berpijak di gedung tua ini
Gedung yang penuh dengan jalan sejarah dari masa ke masa
Bertekad dengan segala keagungan-Nya
Memberanikan diri memulai titah kami

Kami santri yang berpijak di tanah ini
Menyongsong Bulan Dua dengan segenap nafas kami
Menyongsong Bulan Dua dengan kaki, tangan, mata, telinga dan segenap indra kami
Untuk berkreasi tanpa tepi
Untuk berkolaborasi dengan raga
Dalam pertarungan kekuatan seni, budaya, dan olahraga
Pertarungan yang semoga saja menebar persahabatan
Pertarungan yang mengantarkan pada kemenangan
Pertarungan yang berani berlegawa dengan kekalahan

Semoga pertarungan kami berjalan dengan sportif
Semoga pertarungan kami diselimuti canda
Semoga persahabatan kami berakhir tanpa tapi

Kami santri yang berpijak di tanah ini
Berdikasi sepenuh hati
Memohon dengan pasti
Jangan lengahkan kekuatan kami
Jangan sunyikan ide kami
Untuk berpendar dalam seni, budaya , dan olahraga
Demi melanjutkan perjuangan kakak kami
Dan mewarnai negeri

Demi pena dan apa yang dituliskannya

GEBYAR MU’ALLIMAAT V
BANGUN AKSI
RAJUT KREASI
UNTUK INDONESIA LESTARI

Wed Feb 01 2017

(nabiladinta)
I have special friend. he always beside me when I was child until student of elementary school. Unfortunately, he was stopped school to help his parents.

Ya, dia Angga Setiawan. Betapa sangat dekatnya kita, mulai dari Angga yang begitu jahil dan nakal semasa kecil. Tangannya yang usil berhasilkan memitipkan sisa cakar kuku di pipiku. Tidak ada yang sangat berbeda dari kenakalannya dengan anak sepantarannya. Angga se-kampung denganku, hanya terpaut empat rumah tetapi di sisi seberang jalan kampung. Angga sulung dari tiga bersaudara. Adiknya Putri yang sepantaran dengan Dek Hanun, dan yang terakhir lelaki aku sampai lupa namanya.

Angga adalah sosok yang tidak akan pernah dalam episode hidupku, nabiladinta. Sampau akhirnya Angga sekeluarga memutuskan pindah ke desa sebelah, 15 menit berjalan kaki. Keluarganya berbeda sendiri di kampungku, banyak hal yang membuat kami janggal. Jadi wajar saja kalau Angga nakal. Kita berdua adalah teman seangkatan TK sampai SD. Tapi tidak lagi ketika dia harus mengulang lagi kelasnya dan menjadi adek kelasku. AKu tidak mengerti, dia bisa dan cukup pintar aku fikir tapi kenakalannya memang sangat menyebalkan. Sekali pun Angga nakal, kita tetap teman. Kita sering menjadi teman sangat dekat dan dolan bareng di kampung tapi juga pernah menjadi musuh, bisa dibayangkan betapa jahilnya Angga ?

Angga juga menjadi partner foto-copy buku paket pelajaran sekolah. Jadi, selaman SD aku selalu menggunakan buku foto-copyan atau lungsuran mungkin hanya 2 atau 3 bukuku yang beli baru, mengingat aku dan ketiga saudaraku harus berbagi supaya bisa tetap sekolah. Aku masih jauh lebih beruntung dari kehidupan Angga. Kita bersua selalu meminjam buku paket untuk di copy ke Atok atau Thoriq setiap awal semester. Yang mana kita bertiga adalah teman playgroup sampai SD. Nanti, menjadi bagianku dan Bapak yang foto copu di kota kecamatan, Parakan. Jauh lebih murah dan bisa hemat. Awalnya aku sebal, iti melihat teman-temanku, lama-lama aku paham makna kesederhanaan hidup yang selalu beliau ajarkan.

Pun aku masih selalu berada di peringkat atas di kelas teratas. Berbeda dengan Angga, dia bahkan selalu berada di kelas terbawah. Meskipun rumahnya selalu ribut, tapi aku yakin Ibunya menaruh harapan besar ke Angga. Ayahnya memang terlihat seram tapi kok selalu ramah dan baik ya ke aku ?

Ya, begitulah manusia. Hukum Faksi = Freaksi selalu ada, kebaikan akan berimbas kebaikan.

Dalam perjalanannya aku yang memilih untuk merantau ke Kota Pelajar, kota yang memikat dan tanpa babibu aku jatuh cinta, Yogyakarta. Semakin lama aku semakin tidak bertemu Angga. Mungkin sesekali hanya pas ketemu di jalan, sekali saling sapa tanpa ada obrolan lebih soal perjalanan masing-masing. Paling sering kalau dia sambil menggendong sangkar burung dara. Sebatas itu, I don't know more unfortunately.

Mengunjungi rumahnya pun hanya setahun sekali, di malam takbir menjelang Iedul Fitri. Rumahnya sangat minimalis tepat di pinggir sungai, sekitar 3 x 5 meter. Bisa dibayangkan kalau ditinggali 5 orang ? Aku masih jauh lebih beruntung Bung ! Terakhir kali 2016 kemarin di malam yang sama aku dan Ibuk silaturrahim. Bertemu Pak Cicik seorang, sayangnya yang lain pergi. Tenggelam dalam cengkerama sejenak sekedar saling memberi kabar. Angga memutuskan tidak sekolah setelah lulus SMP dan memilih jadi kuli batu pasir dihadiahi motor, jadi dia mau membantu orangtuanya, Mulia bukan ?

Sebagai teman kecil, aku yang peduli pendidikan dan berusaha menjadi manusia terdidik yang merdeka miris rasanya orang terdekat kita hengkang. Sejak pertemuan 2016 kemarin aku semakin punya tekad buat ngajak Angga gabung di Basic Training di Moyudan Sleman liburan akhir tahun kemarin. Training super sederhana tentang bagaimana kita menyadari pergelutan hidup. Namun apa daya, aku harus menyelesaikan banyak misi ku di Jogja dengan satu misi tertinggal di Temanggung. Segumpal kegiatan mengurungku di Kulon Progo, Sleman, then the last is : Jakardah. Setidaknya aku punya misi baik buat teman baik. Sedikit menyesal, Meskipun aku juga berhasil mengajak lebih banyak orang tapi My Big Mission just go to Angga and Putri. Apalah daya.

Bisa dibayangkan ? Rasanya teman seperjuangkan sejak TK terlampau jauh di belakang sedangkan kamu bahkan sudah mampu sesekali melintasi benua. bagiku, sangat tidak bijak kalau kita mungkin berhasil dengan segala pencapaian hidup yang kita rencanakan tapi dekat sendiri atau bahkan bagia dari keluarga maupun yang kita anggap keluarga masih stagnan. Bukannya orang besar itu yang juga bisa mem-BESAR-kan orang lain ?

Jadi untuk apa ?

Aku sangat sangsi kalau banyak orang menyanjungku, bagiku belum pantas kalau masih saja maju sendiri tapi belum merangkul yang lain.

Kata Dek Gibran sama Bapak dalam sesekali waktu sebelum holiday berkunjung ke Jogja cerita kalau Angga masih selalu sering menanyakanku.

Bagiku juga, sangat tidak adil kalau banyak yang men-judgment Angga itu nakal tanpa melihat sisi yang lain. Banyak episode kehidupannya yang tanpa dia minta membuat dia terpaksa menjadi seperti sekarang. Tidak seberuntung kita, barangkali. Yang mungkin baginya serba mengejutkan dan tidak seberuntung kebanyakan dan hal ini menjadi lumrah dan biasa baginya karena begitu seringnya.

Well, dunia selalu punya sisi lucu, lugu, dan mengharukan di tengah takdir yang kadang menyebalkan.

Semoga aku dipertemukan dengan kesempatan yang jauh lebih baik. Biar aku bisa menyemai lagi dengan sepenuh hati tanpa tapi, Angga.




Jadilah Gung! Terdengar Bergaung – Gaung

Ya. Gung Gamelan. Aku Gadis Jawa yang sejak Spetember tahun lalu menapaki tahun ke 17, usia simbolis kematangan seseorang, katanya. Karena katanya itu aku tidak mau berlaku biasa saja di usia simbolis ini. Gadis yang murni Jawa bagian tengah dari kota tembakau tepat di kota Parakan, kota penuh sejarah dan terekam dalam banyak naskah perjuangan bahkan lebih populis dibanding Temanggung sebagai kabupatennya. Menjadi berbeda seperti sugesti sejak aku mulai sadar berfikir dan merasa. Judul catatan kecil ini salah satu cuplikan sastra yang membuat Gadis Jawa ini jatuh cinta, karya Pramoediya yang semakin membuatku semakin candu membaca.

Mengingat kakungku dari ibu yang mengabdikan dirinya sebagai Sang Dalang yang tidak pernah sunyi, murid langsung dari pencipta lagu Gambang Suling.

Well, pastinya alunan Gung Gamelan juga menjadi favorit kakungku yang selalu mengirinya di setiap pertunjukan wayang dari desa ke desa sampa hotel berbintang di ibu kota. Menjadi cucunya aku jadi berharap, bisa mewarisi tentang apa yang berhasil Mbah Kakung gaungkan lewat Gung-Gungnya dulu. Seperti gagahnya Wrekudara atau Arjuna yang beliau tuturkan lewat cerita pewayangan. Mbah kakung berbicara melalui Sastra Jawa-nya yang sangat melekat, melalui tangannya yang tidak berhenti menyejarahkan seni.
Dan aku ? cucunya yang sudah terlanjur jatuh cinta dengan sastra. Bukan berarti aku bermimpi menjadi Sastrawati Ketje, Jatuh cinta tidak pernah memilih kepada siapa akan terpaut, ya kan ? it just where our hearts want to go.

Aku memang tidak bisa sepenuhnya bisa mewarisi dan meneruskan titah Mbah Kakung sebagai Dalang ulung tapi semoga aku mewarisi petuah-petuah bijak lewat cerita pewayangan seperti romantisme Rama dan Sinta. Berkreasi lewat dunia yang aku terlanjur geluti sehebat miniatur Ayam Jago Raksasa hasil tangan Mbah Kakung yang bau lem perekat antar rangkanya masih tercium hangat sampa sekarang, dan coretan gambar Ayam Jagonya di satu sisi dinding rumah masih ada, Bila nggak pernah lupa Mbah Kakung !
Gung yang terus berirama menyejukkan hati yang mendengar, berputar pada melodinya yang bergaung-gaung.


Jadilah Gung ! Terdengar Bergaung-Gaung
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Cari Blog Ini

POPULAR POSTS

  • 2024: a magic of ordinary days
  • Hari-Hari di Pamulang (3)
  • Tentang Bisa Punya Waktu Tanpa Libur
  • Mendekati Kepulangan

Categories

AFS Italy 2017-2018 Self Talk Hijrah Malaysia Ramadhan di Italia
Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • April 2025 (1)
  • Desember 2024 (1)
  • Juni 2024 (5)
  • Januari 2024 (1)
  • Desember 2023 (1)
  • September 2023 (1)
  • Agustus 2023 (3)
  • Februari 2023 (1)
  • Januari 2023 (1)
  • Desember 2022 (1)
  • November 2022 (1)
  • September 2022 (1)
  • Agustus 2022 (3)
  • Mei 2022 (3)
  • April 2022 (10)
  • Februari 2022 (1)
  • Desember 2021 (2)
  • November 2021 (1)
  • Oktober 2021 (2)
  • September 2021 (1)
  • Agustus 2021 (2)
  • Juli 2021 (3)
  • Juni 2021 (2)
  • Mei 2021 (1)
  • April 2021 (2)
  • Januari 2021 (2)
  • Desember 2020 (2)
  • November 2020 (1)
  • Oktober 2020 (11)
  • September 2020 (1)
  • Agustus 2020 (2)
  • Juli 2020 (2)
  • Juni 2020 (1)
  • Mei 2020 (19)
  • April 2020 (7)
  • Maret 2020 (2)
  • Januari 2020 (1)
  • Oktober 2019 (1)
  • September 2019 (1)
  • Agustus 2019 (1)
  • Juli 2019 (1)
  • Mei 2019 (1)
  • Maret 2019 (1)
  • Februari 2019 (2)
  • Januari 2019 (1)
  • November 2018 (1)
  • Agustus 2018 (1)
  • Mei 2018 (2)
  • April 2018 (4)
  • Maret 2018 (4)
  • Februari 2018 (5)
  • Januari 2018 (7)
  • Desember 2017 (9)
  • November 2017 (6)
  • Oktober 2017 (6)
  • September 2017 (7)
  • Agustus 2017 (2)
  • Juni 2017 (12)
  • Mei 2017 (11)
  • April 2017 (6)
  • Maret 2017 (3)
  • Februari 2017 (4)
  • Januari 2017 (2)
  • Desember 2016 (5)
  • November 2016 (6)
  • Oktober 2016 (6)
  • September 2016 (5)
  • Agustus 2016 (1)
  • Juli 2016 (1)
  • Juni 2016 (6)
  • April 2016 (2)
  • Februari 2016 (1)
  • Januari 2016 (2)
  • Desember 2015 (1)
  • November 2015 (3)
  • Agustus 2015 (1)
  • Juli 2015 (1)
  • Juni 2015 (4)
  • Mei 2015 (1)
  • April 2015 (2)
  • Februari 2015 (6)
  • Januari 2015 (3)
  • Desember 2014 (4)
  • November 2014 (14)
  • Oktober 2014 (2)
  • Agustus 2014 (3)
  • Juni 2014 (12)

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates