Nabiloski De Pellegrini

 —untuk kesekian kalinya, 

mungkin karena saking lamanya, 

aku nggak lagi terjebak 

dalam bayang-bayang kamu.

memang bukan lagi pertama kalinya, mungkin Allah memberi seorang Nabila berbulan-bulan lamanya untuk naik-turun-terjun bebas-terbang dan berputar-putar begitu semacam roller coaster yang nggak kenal kata 'rusak' dan 'usang'.

deskripsinya amat susah belakangan ini. Rasanya terlanjur membeku. Hampa dihempas waktu, tenggat, dan segenap aktivitas yang membuang perlahan pikiran tentangmu.

lagian ngapain dipikirin sih Nabila (?)

sampai aku coba putar lagi sesekali lagu-lagu yang punya radar tentang kamu. Nggak berhasil bikin aku menikmati perjalanan panjang naik motor. Sayangnya betulan hampa, sedikit muncul tapi enggan datang lagi, bedanya rasa yang datang pergi, patah tumbuh, hilang berganti ini jarang sekali ketuk pintu. Sampai aku lupa dan merindukan yang namanya 'jatuh'.

just so you know, I'd like to say "the universe is literally yours" as well as Giulia says to Luca. I'd like to sing "Quando sei arrivato ti stavo aspettando. Con due occhi più grandi del mondo" as well as Orietta Berti sings it happily. So, would you?

I no longer have this kind of feeling. The sense of lacking your presence is gone. So, live your life yaa. I wish you a good life!

your old friend,

nabiladinta.

 "Bil aku ulang tahun lho," kata Ahimsa di penghujung tanggal 9 Juli 2018, di ruang transit Bandara Dubai.

Tepat tiga tahun lalu ya Him, sungguh waktu itu aku nggak lupa. Kamu nggak sabar aja nunggu surprise dari kita, la squadra italiana.

Momen yang amat sangat memorable itu jadi hari ulang tahun yang paling aku ingat di antara kami berempat; aku, Rara, Ahimsa, dan Vita. Empat sekawan AFS/YES Chapter Jogja 2017/2018. Pasalnya, Ahimsa yang maha cuek dan susah digapai lewat chat sama bundanya bikin Bunda Ety malah mewanti-wanti aku dan mengingatkan sebelum kami terbang pulang dari Bandara Roma, Italia.

"Ulang tahun Ahimsa itu nak," kata Bunda.

Aku langsung bikin WAG khusus buat merencanakan bareng temen-temen AFS lainnya. Kejutan apa yang bisa kami kasih buat Ahimsa sembari transit. Dan aku sungguh lupa tepatnya jam berapa karena time zone sucks omg. Bisa jadi pas kejutannya kami kasih di Indonesia udah berganti hari. Lupa banget.

Pusing keliling bandara Dubai yang gede banget, aku, Rara dan beberapa temen cewek keliling toko ke toko. Akhirnya kami nemu coklat yang kalau patungan artinya ber-16 setidaknya kami iuran 1 euro. Namanya juga di bandara internasional, jadi jelas mahalnya hehe. Setidaknya di sela cari kejutan dan jalan-jalan di bandara kami dapet ice cream gratis!

Ahimsa yang gondrong dan enggan potong rambut selama exchange keliatan bernafas super lega, kami sungguh nggak lupa him! Momen merayakan ulang tahun Ahimsa ditutup dengan foto polaroid yang dibantu alm. Kamal, Wildan, dan Ikhsan — squad AFS Jerman yang satu tempat transit.

Beruntungnya, di pesawat pulang dari Dubai kami ketemu pramugari cantik yang menghadiahi kami foto polaroid cuma-cuma karena tau Ahimsa ulang tahun. Surprisingly, she was an AFSer, hosted in Iowa, United States. AFS is truly connecting lives :) 

“Oh wow, I was an AFSer too. Keep in touch with your host family okay!”

Sekali lagi, selamat ulang tahun Ahimsa!

image


image

Pertemuan dengan Ahimsa ini kalau kata aku dan Rarai Masae semacam takdir — takdir kenapa kami akhirnya sama-sama di Jogja dan di kala senggang bersua di rumah Lojajar. Takdir kenapa kami dulu sama-sama ditempatkan di Italia, walau aku dan Ahimsa kayak kutub utara dan selatan. Ahimsa di Catanzaro paling ujung selatan Italia dan aku di Belluno. Bahkan, aku-Ahimsa-Rarai pulang dan pergi terbang satu deret sebelahan di pesawat. 

Ma, siamo stra fortunati him.. di tengah masa exchange aku bisa menghampiri Ahimsa di Conegliano sebelum pergi ke Roma. It was such a gift! 

Bunda Ety, bunda Ahimsa jadi bunda kita semua. Farabi, adik Ahimsa jadi my-not-so-little bro. Aku banyak didekatkan sama keluarga yang damai dan penuh kehangatan ini, nggak kebayang gimana jadinya Nabila tanpa keluarga ini di Jogja.

Bunda yang sayang banget, memperlakukan aku selayaknya putri sendiri. Dan Ahimsa yang walaupun kadang ngeselin, kalau kumpul berempat kami bisa ketawa cekikikan berjam-jam serta nggak luput melakukan beragam kebodohan. Sebagai seorang teman, aku turut mendengarkan mimpi dan doa-doa Ahimsa. Semoga seiring bertambahnya usia, kamu tetap jadi Ahimsa yang lembut, bijak, dan gondrong versi 2021 :D

Ahimsa yang kapan-kapan pingin aku curhatin lagi di kebun belakang. Ahimsa yang hangat dengan pelukan dan sederhana seperti biasanya. Jadi Ahimsa yang mendengarkan kemauan, yang sayang ke Bunda, Ayah kamu, dan teman-teman. Ti voglio un mondo di bene!


Tantissimi auguri carissimo amico
Vorrei ringraziarti del tuo amore,

nabiladinta

image


image


image


image


image


image



Hari ini rasanya kangen banget sama Mamma Linda dan Papà Aurelio.

Entah kenapa rasanya capek banget ya hidup di Indonesia. Nggak terhitung berapa banyak kekecewaaan dan keputusasaan yang menghadang tanpa permisi, malah malang melintang tanpa tanya dulu kapan mau menyeberang.

Di hari terakhir aku keliling Belluno dan segala penghamparan gunungnya tanggal 7 Juli 2018. Hampir tepat tiga tahun lalu, di suatu restoran kecil dekat sebuah danau. Mamma bilang,

"Vai l'università qua..." (kuliahlah di sini Nabila)

"Hmm non so mamma, vorrei tanto ma per me meglio se studio in Indonesia per undergraduate program" (hmm nggak tau mamma, aku pengen banget tapi kayaknya kalau buat S1 lebih baik aku di Indonesia dulu)

Dan saat itu sesungguhnya aku penuh keraguan, ketakutan, dan banyak perasaan nggak karuan.

Hal yang mungkin nggak pernah aku bayangkan selama aku hidup: takut balik ke negara sendiri.

Takut nggak punya temen. Takut hidup di asrama lagi.

Ngebayangin kembali itu rasanya sulit sekali, berapa ribu kali adaptasi lagi harus aku lewatin, dan itu sungguh nyata adanya. Masih belajar untuk nggak ngebandingin kehidupan aku di Italia dan Indonesia sampai sekarang. Betapa kasih sayang dan ketulusan orang-orang yang aku temui di Italia sama sekali nggak lekang oleh waktu, berbekas di jiwa, berjejak di dunia.

Beberapa bulan lalu sewaktu ngobrol kurang lebih tiga bulan di google meet sama Tita. Kita ngebayangin betapa kebahagiaan kecil dari pergantian setiap musim dan ngeliat mekar bunga di jalanan Italia utara amat sangat meneduhkan jiwa.

Sekarang, kita kadang lelah sendiri menghadapi sikap banyak orang di sekeliling yang nggak berhenti berkomentar dan melontarkan segala hal yang ingin sekali untuk nggak dipikirkan, tapi tetap kepikiran.

Kangen banget Ma,

Kata Mamma, "Kamu berhasil bertahan setahun ini Nabila dengan bekal zero di bahasa Italia dan nggak mengenal siapapun. Pasti kamu bisa lagi hidup di Indonesia, banyak orang yang sayang dan nunggu kamu, termasuk adek kamu yang lucu."

Aku sungguh nggak kuat dan cuma bisa balas nasihat Mamma dengan tangis sesenggukan yang datang dan pergi sampai rasanya nanar liat hidup begitu mendarat di Indonesia.

Hari ini aku sakit dan jatuh terbaring nggak kuasa di kasur. Aku jadi inget betapa sewaktu jadi seorang anak bungsu di Italia, punya privilege fasilitas kesehatan yang baik, hidup jadi anaknya seorang apoteker yang punya apotek satu-satunya di kota aku tinggal.

Kangen banget Ma,

My life in 2017-2018 was so peace. I've been crying for days. The world is indeed sick.

Berapa lama lagi aku bertahan untuk nggak peluk Mamma Papà?

"Rumah ini selalu jadi rumah kamu Nabila."

Dan Papà malah muter lagu John Denver - Leaving on a Jet Plane.

"Papà kenapa puter lagu itu?" Tangisku semakin kenceng.

Dan keesokan harinya aku bangun dengan nggak berdaya. Papà Mama siap antar ke Stasiun Conegliano dengan udah pakai baju batik, hadiah natal dari aku. I was crying again and again.

Papà berusaha nahan air matanya dan pergi sebentar, begitu balik ke tempat sarapan di stasiun.

"Non ti so dire tante cose Nabila," (aku nggak tau harus bilang apa Nabila)

Mata papà merah sekali dan nangis. Aku semakin menjadi. Sungguh, aku nggak percaya bisa bertahan hidup sampai sekarang dengan setiap hari ngebayangin Papà Mamma.

Kangen banget Pà, Ma...

I really want to come back to Italy. Tapi kalau pandeminya nggak kunjung mereda, kapan aku bisa terbang (?) Kalau pandeminya semakin kencang kapan di suatu pertengahan tahun aku bisa summer di Italia (?)

Setidaknya aku masih bermimpi, Papà Mamma nemenin aku nikah di sini. Jadi akan ada tiga pasang orang tua di pesta pernikahannya. I cant wait when the wedding day comes. Dan kedua orang tua biologis-non biologisku bertemu.

Maka, ayo dicoba lagi Nabila. Inget pesan Mamma, you survive! Kalau kata Kak Sari,

"Every exchange student is a long-life learner. You'll learn all those roller coaster phases in your life, your college life, your work, your future family, everytime!"

See you when I see you Pà, Ma. Please don't go till the time comes.


Vorrei ringraziarvi del vostro amore,

Temanggung, 4 Juli 2021

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Cari Blog Ini

POPULAR POSTS

  • Hari-Hari di Pamulang (3)
  • 2024: a magic of ordinary days
  • Tentang Bisa Punya Waktu Tanpa Libur
  • pagi yang aneh

Categories

AFS Italy 2017-2018 Self Talk Hijrah Malaysia Ramadhan di Italia
Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • April 2025 (1)
  • Desember 2024 (1)
  • Juni 2024 (5)
  • Januari 2024 (1)
  • Desember 2023 (1)
  • September 2023 (1)
  • Agustus 2023 (3)
  • Februari 2023 (1)
  • Januari 2023 (1)
  • Desember 2022 (1)
  • November 2022 (1)
  • September 2022 (1)
  • Agustus 2022 (3)
  • Mei 2022 (3)
  • April 2022 (10)
  • Februari 2022 (1)
  • Desember 2021 (2)
  • November 2021 (1)
  • Oktober 2021 (2)
  • September 2021 (1)
  • Agustus 2021 (2)
  • Juli 2021 (3)
  • Juni 2021 (2)
  • Mei 2021 (1)
  • April 2021 (2)
  • Januari 2021 (2)
  • Desember 2020 (2)
  • November 2020 (1)
  • Oktober 2020 (11)
  • September 2020 (1)
  • Agustus 2020 (2)
  • Juli 2020 (2)
  • Juni 2020 (1)
  • Mei 2020 (19)
  • April 2020 (7)
  • Maret 2020 (2)
  • Januari 2020 (1)
  • Oktober 2019 (1)
  • September 2019 (1)
  • Agustus 2019 (1)
  • Juli 2019 (1)
  • Mei 2019 (1)
  • Maret 2019 (1)
  • Februari 2019 (2)
  • Januari 2019 (1)
  • November 2018 (1)
  • Agustus 2018 (1)
  • Mei 2018 (2)
  • April 2018 (4)
  • Maret 2018 (4)
  • Februari 2018 (5)
  • Januari 2018 (7)
  • Desember 2017 (9)
  • November 2017 (6)
  • Oktober 2017 (6)
  • September 2017 (7)
  • Agustus 2017 (2)
  • Juni 2017 (12)
  • Mei 2017 (11)
  • April 2017 (6)
  • Maret 2017 (3)
  • Februari 2017 (4)
  • Januari 2017 (2)
  • Desember 2016 (5)
  • November 2016 (6)
  • Oktober 2016 (6)
  • September 2016 (5)
  • Agustus 2016 (1)
  • Juli 2016 (1)
  • Juni 2016 (6)
  • April 2016 (2)
  • Februari 2016 (1)
  • Januari 2016 (2)
  • Desember 2015 (1)
  • November 2015 (3)
  • Agustus 2015 (1)
  • Juli 2015 (1)
  • Juni 2015 (4)
  • Mei 2015 (1)
  • April 2015 (2)
  • Februari 2015 (6)
  • Januari 2015 (3)
  • Desember 2014 (4)
  • November 2014 (14)
  • Oktober 2014 (2)
  • Agustus 2014 (3)
  • Juni 2014 (12)

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates