Nabiloski De Pellegrini

// for the times that flies through mine, my personal //
.

Millions of words throughout my life. I couldn’t stop, yes I just live live and live. I couldn’t ask what will happen tomorrow that starting by the first day of the year, but I will look back millions of things that have been built me, that has been supported me, please dear just keep going, they said

You live in many kinds of emotions, many kinds of loving, hatred, stress, disappointment, failure, peaceful and struggle this year, you shouldn’t be stopped before the God take your missing -these words told me person to person inside my self-

Yes, I am. I’m feeling progressing to know you, them and of course looking deeply inside my self, and still looking. Meeting of humans never be just casual or nothing purpose but there was the purpose, why I should meet you this year

Why I did a lot of marvelous struggle to be at this point that I still couldn’t believe. I just know that there was belief inside my soul that the struggle has taken my sweat, my tears and my energy that always charging every second of time, not to be too worried about it

I still alive and will see the end of this year eve

I will welcome the first second time of this year with people who are loved, in million kilometers away home. Welcome 12 new chapters and 365 new chances. Those struggle has built me, has told me that keep surviving and never let you to lost the God

What kinds of things that have been built me especially to being an AFSer but still maintain my main obligation to be one of the leaders in IPM also studying and keep going to make more friends and relationship. Every single one of them passed and the one who still ongoing is surviving being an AFSer. Passing almost four months, oh damn! I couldn’t stop the time or even make it slower

Please, please, please

Live in two different worlds is not that easy breezy but it’s fascinating! Like seriously I am saying this. By the end of these words, I would say millions grateful, I’m beyond thankful to everyone who came to my life. Thank you, Grazie, Matur nuwun, Terimakasih :)

My support words that I love the most came on the night in September when I cried because I had lost my energy, these words are from my host mom, Mamma Linda

“When you can be able to notice behind the appearances, you can see that the human emotions are similar and the humanizes joins all the world”

To the dearest of mine, my self
I wrote this when the mountains around my home already mixed by the snow and green, that's marvelous!

Live ur life, flow but make it sure it'll be just always better

In the last day of 2017 at 13.04 Italia time,
Ulima Nabila Adinta

2.8 celcius

BUON ANNO NUOVO !




CIAO !
Setiap detik waktu yang berjalan di cerita exchangeku bener-bener berasa kaya langit senja disini, warna-warni. Setelah dapat kabar baik dari London, aku dapat kawan baru lagi dari Australia. Aku dan Tike dari Thailand diajak Mamma Linda buat menyambut di Stasiun Conegliano. Bahagianya nambah AFSer di chapterku, yah walaupun cuma stay buat dua bulan.

Ada cerita aneh tapi juga lucu sewaktu kita minum di café deket stasiun, ada seorang bapak yang tibatiba nyerocos Tanya sama Mamma dan kita ninggalin dia masih ngomong sendirian, gila kali ya wahaha. Sedikit kaget sewaktu sampe stasiun dan gadis Australia itu sampe, I perfectly remember the day when I just arrived full of nervous. AFSer ini ternyata keturunan India tapi lahir di Malaysia dan dari kecil sudah diboyong orangtuanya ke Perth, Australia.

Prolognya itu dulu deh ya, hehe.

The truly kejutan di pagi hari adalah ketika salju sudah mengguyur Igne, aku buka jendela daaan wowww. Bellissima Ragaa. Hari itu salju turun lebih deras dari biasanya, aku seharian ngerjain laporan untuk dikirimkan ke Bapak Menteri Pendidikan salah satunya karena beliau lah aku berada di Italia. Temannya hujan salju yang walaupun kata orang sini ngga turun banyak, but it was so much precious for me no matter how much it is. Gunung di depan rumah yang terlihat besar dan dekat di depan mata daunnya sempurna terguyur warna putih salju. Nyangka ? aku ngga nyangka banget bias sedeket ini hidup dengan alam di Italia utara.

JOB ORIENTA
Sampai pagi aku harus pergi ke Verona, *yeaaaykotabarulagi. Verona yang terkenal dengan kotanya Romeo Juliet. Sekolahku pergi kesana dengan bis, Belluno udah tertutupi salju dan dinginnya semakin menguatkan. Jadi Job Orienta ini semacam pameran universitas juga beberapa hal lain kaya komunitas, but mainly is about univercities. Buat anak-anak SMA di Italia tau universitas apa aja di Italia dan mereka bisa nyari tau lebih dalem apa jurusan yang mau mereka ambil nanti.

Some of them ada juga dari UK, Swiss dan Portugal. Ahh UK kuyyy , doakan aku bisa kuliah disana nggih.

Aku keliling sama Alice karena kita sama-sama pingin  International Relationship. WAH DOAIN YAA.

FIRST TIME PLAYING SKI


Malemnya percobaan dulu hehe make bajunya
Apa sih yang dibayangin waktu main ski ? Kalo aku, takut haha ngebayanginnya aja meluncur dari gunung dan salju yang licin apa ngga takut jatoh kalo nanti jatoh terus didatengin Malaikat Izrail gimana. Duh lebay emang haha, Don't worry dear aku berusaha menguatkan diriku sendiri.

Arena Ski Val di Zoldo menjadi pilihan kita, selain karena paling dekat tapi juga ada arena yang datar. Seenggaknya kan bisa buat belamra jalan. It was so berat ya ampul buat jalan pake alat sepanjang itu kata hostparents aku make it as your shoes but this is in the snow. Susah dan berat sekali tapi lama-lama aku belajar mengendalikan alatnya biar naga meluncur arena so pasti arenanya licin. Kuncinya kalo miringin harus selalu terarah ke gunung.



Lalu aku belajar berputar sampai yang awalnya masih di pinggir lalu menengah belajar dan belajar terus finally I am relax to walk. "BRAVA NABILA IMPARI VELOCE" Alhamdulillah, Capek juga kita selingi dengan minum hot-chocolate dan kue manis kita nyebutnya "dolce" yang berarti manis. Belajar lagi dong sesi kedua

Aku merasakan betas lincahnya Papa Aurelio jadi aku maju lebih tanpa ragu. Aku berganti ke arena yang lebih miring dan membentuk segitiga dengan kedua pucuk alat yang agar merapat dan bagian bawah melebar, kakinya pegel kuyy harus ngebuka dan sedikit nekuk. Sewaktu aku bisa jalan pasti berakhir tengan nabrak tumpukan salju di pinggiran dan jatuh HAHA.



--



Then dengan sore yang tenang aku dan Mamma Linda bikin roti lala Tomasso dan Anna date buat barengan makan.


Grazie mille,


30 Desember 2017
Ulima Nabila Adinta





PAKETAN DARI LONDON !

Minggu ini aku sedang semangat-semangatnya translate buku dongen italia ke bahasa inggris buat improve bahasa italia-ku, lain sisi temen kelasku juga ngasih tau lagu yang khas italia banget gitu. Sedang semangat-semangatnya menghidupkan kebiasaan yang terbangun di madrasah buat muroja’ah hafalan, tantangannya ngga ada yang siap sedia nyimakin kalo bukan temen-temen Mu’allimaat atau musyrifah, tapi bangun semangat baru itu harus kan ? hehe.

Kejutan sepulang karate hari Jum’at it was so much surprised ! Paketan dari Izzy dan John datenggg gaes. Jadi Izzy ini bagian dari Volunteer in Asia yang mengurus programku dulu pas ke Amerika. Howdareee she is reallyyy, dia sangat baik super kerjaannya keliling dunia, pernah dalam seminggu dia punya 15 kali penerbangan. Tapi sekarang sama John pacarnya dari London mereka tinggal disana, nah Ibu-nya John ini orang Italia. Dunia semakin menghubungkanku, see ? haha.

*Izzy ini lancar banget bahasa indonesia lohh, semacam tante-ku sendiri



Beberapa kali aku meet-up sama Izzy dan John kalo mereka ke Jogja, John punya project soal plastic di beberapa negara salah satunya di Jogja. Mereka juga yang support aku habis-habisan lewat project campaign buat fund-rising untuk pergi ke Italia. Apa coba paketan dari mereka ?

“Nabila c’è un pacco per te,” kata Mamma Linda kalo ada paket buat aku yang datang ke farmacia atau apotek.

DARR ! bahagiaku membuncah ngga sabar pulang ke rumah dan buka isinya. Sampe rumah aku buka sama Papà Aurelio wahh ada jaket buat musim dingin, sweater, the most yang aku tunggu adalah SCRATCH MAP (aku dah nyari di Indo ndak ada, just made in UK, lucky me), jadi semacam peta dunia yang bisa kita gesek pake koin atau semacamnya kemana kita udah pergi di dunia ini. Langsung aku ucapin beribu terimakasih. Tiba-tiba nemu postcard indonesia dari Izzy juga berbahasa indonesia,






AHH SONO DAVVERO GENTILE // they’re really kind, ga sabar ketemuan sama Izzy akhir tahun ini di Italia !
-

Lalu gimana weekend-ku ? Menyenangkan sekali cari syal, kaos tangan di sentral kota mengingat cuaca yang semakin dingin menggila, juga ke toko buku yang sayang ngga ada yang berbahas inggris jadi pacuan buat aku lebih giat belajar bahasa italia biar bisa cepet menumbuh hobi - membaca buku. Hot-chocolate cukup romantis buat family time Sabtu malam itu sebagai penutup singgah di sentral kota.




Minggu-ku penuh dengan buat scrapbook khusus daun-daun yang aku curi semasa autumn - musim gugur keburu semakin usang dan lupa cerita dibalik itu. Banyak hobi baru yang aku tumbuhkan di exchange year ini. And I really love it ! Really .

Kejutan hebat lagi tiba-tiba ditawarin mau ke Falcade kampung halaman Papà Aurelio ngga. Kenapa ngga mau coba ? Falcade ini kota kecil yang aku kepo banget sejak temenku kirim foto disana salju lebih dulu dateng. It was real ! Satu setengah jam perjalanan alam menghadiahkan salju putih yang mengguyur perkampungan, aku bisa melihat dari atas karena rumah Papà Aurelio ini di puncak.




Kalo kaliam kesini, sudut bumi disini menghiburmu dengan senja yang indah dan langit yang jelas semburat warna-warninya menuju petang walaupun dinginnya minta dipeluk. Dingin sekali, tapi selalu menghidupkan dengan pemandangan, akhirnya berasa maen ke negeri dongeng :).

di depan perapian rumah yang menghangatkan,
Longarone, 17-18 Desember 2017

Ulima Nabila Adinta



Ciao !

Ahaaay akhirnya sampai juga di lembaran ke dua. Bahwa sejujurnya aku menulis itu sebagai bentuk berterima kasih yang lain, yang aku rasa menulis punya makna ketulusan yang berbeda. InsyaAllah nggih,

Lemme tell, aku selalu berusaha memposisikan teman-temanku dengan seimbang. Aku heran sama banyak perempuan yang mudah baper, tapi juga aku kesel kalo dikira bukan perempuan. Haha
Makanya aku ngerasa ngga pernah punya sakit hati yang berlebih hanya karena sebuah kedekatan tanpa hubungan. Karena aku mau berdiri dan mengikat lifetime bond dengan caraku, dengan makna pertemanan yang aku rasa lebih berarti sampai pada waktu nanti.

Eh prolognya jadi ngelanjut. Oke lanjut nggih, siapa yang aku kenal setelah itu adalah

-

Tiang 5 = Aunillah Ahmad

Haha, nah ini ku kasih nama panjang karena wagu kalo dikasih "mas atau kak" gitu di depannya karena senior saya. Yang beberapa kali diberi kesempatan perjalanan yang sama, juga sama satu orang yang ada di nomor tiga nanti dan satunya lagi Kang Hilal yang pernah aku tulis disini ( Bumi Muda Kota Tua ).

Pertama kali liat keknya waktu acara IPM Obrolan Jum'at Terkini a.k.a OJK tapi setelah itu sering berlaga sama di acara Jambore Pelajar Teladan Bangsa Maarif Institute 2015-2017. Tiga kali coyy, sama Kang Hilal juga.

Tidak duga kemudian juga sama-sama ke Samarinda buat Muktamar IPM 20 rasanya ada kok di tulisanku tentang Samarinda. Ada Kang Hilal juga disana ! Yang jadi saksi memboyong aku ke rumah sakit. Ter-unforgettable lah itu. Dan aku masih isin sampe sekarang huhu, terimakasih ya Mas Ulin !

agak alay gituu sih fotonya but its okaayy . va bene !


Ngga terlepas disini aja, lalu apa lagi ya ?

Oh ya palingan aku, Mbak Linta dan satu orang lagi nanti aku ceritain sering ngelayap makan bareng dan stay berlama-lama di PP Gedoeng, padahal masih anak asrama duh tapi terutama aku sih. Apalagi masa-masa aku menunggu keberangkatan ke Italy, sudahlah ngobrol berempat yang rasanya ndak mau berhenti.

Kalo sama Mas Ulin nih dan beberapa anak lain juga of course sewaktu kita di Jakarta jalan muter sekilo lebih ya ampun menikmati malam terakhir bareng di Jakarta. Yang paling aku ingat adalah insiden di Surabaya mengejar kereta atau ngobrol lepas lainnya sama Mbak Manda Danastri dan Kang Hilal.

Satu hal yang ngga boleh dilupain adalah, antara kerelaanku dan ke-ngawuran ususlan dia aku jadi tidur di bagasi go-car bareng koper-koper kakak kelasku Mu'allimaat yang jadi peserta jambore dari Stasiun Gubeng ke LPMP. Kalo dipikir yaampun kenapa mau, karena ngotot ndak mau dibonceng laki-laki dan dua motor juga udah penuh yasudaah no choice. Bisa kebayang siang bolong Surabaya gimana ?

Yang paling ngerasa bersalah adalah sewaktu aku, Kang Hilal, Mbak Manda dan bocah kecil bikin project ngabuburit online #2 sewaktu Ramadhan yang seharusnya aku jadi moderator dan Mas Ulin udah bertugas sebagai CP karena keharusanku fokus orientasi chapter AFS Jogja jadi dia yang bersedia menggantikan di sela masih nyetir di jalan. Duh, kan ndak enakan gitu :/

Tapi namanya tim berlima, kita sadar untuk saling bantu. Sudaah deh, terimakasiii mas aunillaaaaahh. Sukses nggih buat studi di Malaysia nya ! Allah ngga pernah menelantarkan pencari ilmu kok :)

-

Tiang 6 = Fakhrul Arrodli


Fakhruuuul, memang paling bisa punya banyak muka. Fakhrul yang aku kenal melalui Rizal, yang juga berjasa menemani aku yang seorang diri perempuan harus pergi ke Surabaya lebih dulu sama Rizal dan Mas Ulin. Jujur, sebelumnya kita cuma bercakap lewat chat, ngobrol secara langsung ya pas perjalanan ke Surabaya yasudah lama-lama jadi bersahabat. fakhrul juga baik pernah suatu ketika aku kelaparan pas lagi di PP tapi samsek aku ngga minta loh ya.

Eh dia keluar sama temen satu lagi beli makan, dan aku juga dibeliin nasi bungkus lauk ayam uhuuuy. Aku masih inget loh rul, kalo belum kenal mungkin orangnya terlihat serius tapi kalo udah kenal beeuh orangnya malu-maluin kuyy. Fakhrul suka gaje, iya emang kalo ngobrol langsung maupun chat tapi dia sangat profesional dan idaman pun buat orang yang ditunggu-tunggunya. Tenang rul tenang mawon.

Semoga yang di semogakan dilancarkan nggih, future doctor aamiin. You're more than deserve rul !
-

Tiang 7 = Mirza Yusuf Athaya
maaf mir bukti kamu lupa beli tiket di masa berpindahmu banyak kali Jogja - Jakarta hehe


Nah ini nih mangkeli tapi juga baik sekali. Dia paling sering kasih 'teror' ke aku selama di Italia dengan pap-an berkali-kali pempek :( kan kesel. Tolong doh eh berhenti sampe Juli nanti. Ganjarannya harus traktir sesuai pap an yang kamu kasih loh nanti, heuu.

Kapan ya kita kenal ? Oh iya sewaktu di Surabaya, masih inget banget dulu aku yang jaga registrasi ulang jambore dan kamu dateng ngga bareng rombongan. Terus ya habis itu biasa aja, bisa deket mungkin karena apa ya mir ? Akh juga bingung haha. Bagi-bagi tulisan, buku share link wawasan baru selanjutnya ketemu kalo lagi barengan di PP juga.

Satu hal yang ngga akan pernah aku lupain, waktu itu 16 Mei 2017. Aku yang kegirangan habis tau udah dapet placement negara yang padahal udah dari 12 Mei tapi masuk ke email lain, lol. Mirza pamer sih lagi di Pempek Ny. Kamto yaa tak iseng in sekalian "harus bawain pokoknya pempek kulit sama bundar".

BELI BENERAN DIAAA HAHA

Ahaaay grazie mille Mirzaaaa! Kamu memang baik hati dan tidak sombong, kamu cuma butuh lebih banyak lelucon. Aku pernah ngerasain dimana semua hal dihadapanku aku seriusin ternyata the world just need a lot of jokes dude !

Kaya aku yang sering ngeloteh dengan ngga jelas dan curhatan marahan yang ngga keruan itu, yang juga kamu dengerin kaan (?) Makasih udah banyak ndengerin, hehe.



Aku sempat menyaksikan fase berpindahmu dari Jogja ke ibu kota lebih dari satu kali dengan hati yang bercampur kekalutan sekaligus kebahagiaan, dengan tugas yang mati satu tumbuh seribu.
Take your time ! Buat berarti waktu me-time selagi kamu bisa. Masih mudah dek, jangan cepat menua hehe.

-
Tiang 7 = Alwan

Nama yang ngga asing di dengar dari tsanawiyah automatically suka ngawur ceritanya. But then, ngga bener dan salah total Alwan aku mulai kenal secara real sewaktu ke Samarinda. Pernah nih aku ajak mainan first impression aku, Wafiq, Fafat dan dia,

"Bil, aku kira kamu tuh yang serius banget orangnya ternyata setelah ketemu engga yaa."

"Iya sama wan aku dengernya juga jelek-jelek soal kamu tapi habis kenal eh ngawur banget dan aku menafikkan itu"

Alwan yang paling kiri haha, maaf ya wan aku bingung cari foto mwehehe


Alwan itu tipikal pekerja keras, mencoba berkali walopun jatuh tetep dia coba, menurutku. Enak diajak ngobrol dan suka gengsi sih. Kisah yang sama sewaktu makan bertiga bareng Anhar, kalo baca di tulisan part satu (BODY GUARD(S) (1) tentang Anhar nah dia orangnya yang bilang "Iya Bil, udah makan" padahal belum. Alwan nih juga sekum andalan wehehe. Yang ajarin aku ngubah pdf ke word juga Alwan loh, aduh maafkan ke-ndesoanku ya wan ya.

Kamu pantes di teknik, sesuai apa yang kamu ceritain wan 28 November setahun lalu. Semoga sukses yaa, asal tetep berimbang jadi kader andalan :')

-

Kehadiran teman berarti banget buat aku. Apalagi selepas exchange aku lebih menghargai kehadiran mereka karena di Italia kerasa betapa susahnya cari temen dan menjalin kedekatan yang bisa mengikat arti pertemanan. Anyway terimakasih ya sudah jadi pasukan setia Nabila ahaaay. Mengisi banyak waktu dan masa aku mendewasakan diri, juga menemani tumbuh bersama di kota kesayangan kita, Jogja.

Ci vediamo prossima anno ragaa !

Belluno, 14 Desember 2017
Temanmu,

Ulima Nabila Adinta


Deretan pegunungan di Belluno semakin menunjukan keajaibannya, dengan langit menuju petang yang selalu menakjubkan dilihat kedua pasang mata.

Aku menyaksikannya di perjalanan pulang menuju petang selepas kursus bahasa italia. Menyenangkan bukan bisa menikmati banyak lamgit dunia yang ngga ada habis keindahannya

Tentang langit senja yang menakjubkan juga terjadi di La Caserà daerah atas Ponte Nelle Alpi yang aku habiskan menikmatinya sesore bersama Mamma Linda. Semburat langitnya bikin jatuh cinta apalagi di hiasi dengan pohon yang tak berdaun lagi dan daratan dengan sebagian salju. 

Langitnya lucu, warnanya yang bergradasi membuat jatuh hati.

Begitulah yang aku ingat sekiranya tentang minggu ini.

-




Yang kembali aku ingin ceritakan adalah kerinduanku pada seblak yang membuatku membuat seblak dengan lebih terlatih dan ((lebih baik)) ahaha dari sebelumnya. Walaupun anyway sebelumnya aku jarang makan apalagi bikin di Indonesia kecuali pernah dua kali sekedar bantuin kakak sepupuku.

Sayangnya karena seblak harus pedes dan engga enak kalo engga pedes Mamma Linda dan Papà Aurelio ngga mecoba banyak, kecuali sedikit hehe. 

Minggu ini juga resmi aku singgah satu tahun di Italy. Yesss I got Permesso di Soggiorno a.k.a Residence Permit begitu lah tapi sudah berkartu, hmm KTP Indo aja ngga jadi-jadi. Izin tinggal setahun langsung cepet jadi, kalau di Indonesia bukan tersendat karena rakusnya koruptor.

-

Yang istimewa dan ngga terduga lagi adalah saat pergi ke Trento di hari Sabtu karena Mamma Linda ada sekolah farmasi untuk para apoteker di sana. Aku habiskan waktuku bersama Papà Aurelio untuk berkeliling kota Trento sembari jalan kaki. Sore itu Trento ngga terlalu dingin artinya syahdu, beberapa dinding aku temukan grafiti sedikit lalu sampai aku melewati gerbang berbahan bata yang kata Papà bersejarah itu.

Sampai tepat di sentral kota saat aku sedang mau mengabadikan dengan cekrekan kamera ada yang memanggilku, "Nabilaaaa" What a miracle bangetttt ! If you were an exchange student hope to calling by people in another cities is kind of hopeless haha. Just because ngga ada yang kenal kita. Tapi ini dua rius tanpa direncanakan. I've met them, we just met in AFS Camp juga di Trento ini.



Menariknya mereka berbahasa italy dengan sekuat tenaga, no english. Jadilah aku terpacu dan kita ngobrol dengan bahasa italy aja huaaaa. They're chinese - chile - turki - thailand and i'm Indonesian. Setelah sedikit flashback dan apalagi si Turkish bernama Begum ini mengingatku karena presentasiku dan Akbar soal Indonesia paling menarik di AFS Camp yang padahal kita cuma berdua, kata dia. Bangga ? Iya bangga sekali bisa ngenalin Indonesia dan melekat di hati.

Papà Aurelio nawarin untuk minum ciocolata calda - hot chocolate. Mau dong yaa, Begum dan Papà ngobrol asik karena Papà pernah ke Istanbul dan Begum ini dari Istanbul. Tapi si chile gurl ini penuh tawa dan girang, walaupun di sela itu dia cerita kesulitan yang tetep aja dengan penuh tawa nyeriatinnya, oh my gurl how strong you're. Anyway dia ngga bisa bahasa inggris jadi aku ingat sekali sewaktu di di camp dia mengenalkan Chile dengan bahasa italia.

-

Sore itu serasa konspirasi alam semesta, kalo kata Fiersa Besari. Yang mengobati hati yang sedang sendu, eh engga ding engga kok aku selalu excited haha. Sampai aku mengantar mereka semua ke stasiun untuk pulang ke rumah. Lalu aku dan Papà Aurelio melanjutkan keliling kota. Kita masuk ke salah satu gereja yang disebut Chiesa dalam bahasa italia. Alunan musik dan suara para pemuda gereja melengking syahdu di dengar. Sekedar menikmati, kalau masuk ke tempat ibadah agama lain rasanya malah semakin menguatkan iman berislam eaaaaa.

Trento kota yang kaya, kota yang banyak dikunjungi tourist yang juga termasuk wilayah Trentino, nah Trentino ini salah satu provinsi istimewa di Italy jadi mereka punya hak otonomi dan ngga wajib membayar pajak ke negara. Kaya, kaya dan semakin kaya lah mereka manjiwww.

Perjalanan malam mingguku berakhir dengan makan pizz di daerah dekat Feltre. Satu hal yang belum berhasil aku lakukan adalah makan utuh satu pizza uhh. Padahal sudaa pesen yang pizza mini, tapi ya gitu heuu tetep aja besar.

-

Sebenernya udah lelah pergi seharian hari Sabtu, tapi terus inget lagi betapa tahan bantingnya aku kalo di Indonesia ngga ada kata istirahat bahkan. Masaa mau jalan dan ketemu temen nyerah sih ? 

Ceritanya AFSers Triveneto but sebagian aja loh ya kita berencana meet up di Treviso. Aku nih diizinin VADO DA SOLO // Pergi sendiri, bisa dapetin kepercayaan hostfam buat pergi sendiri itu seneng banget. Anyway kalo sesuai peraturan AFS baru boleh after christmas itu pun kalo they already make sure that you're understand italian as well.








Aku biasa aja, engga deg deg-an atau apa pun. Sama kaya di Indonesia waton aja pergi kemana-mana sendiri, hehe. Ternyata aku adalah yang sampai terakhir di lokasi, oh ya aku bertolak dari Stasiun Conegliano menuju Treviso Centrale. Juan si Colombia langsung nemuin aku sewaktu aku udah sampe tangga menuju bar tempat mereka minum kopi. Ahh seneng ketemu AFSers lain dari beberapa chapter. Kita ngikutin Damir si Bosnia yang asal chapter-nya di Treviso.

Yeah, walhasil kita jalan keliling-keliling kota dan beberapa kali berbalik ngelewatin jalan yang sama. Sampe akhirnya kita makan siang di Mc Donalds. Oh yaa siapa aja coba yang dateng, ada Alice Brazil, Cansu Turkish, Cesàr Mexico, Damir Bosnia, Ilgaz Turkish, Juan Columbia, Kaat Belgium,Lìdia Hungary, Mia Serbia, Nabil Paraguay, Toon Belgium, si Thailand, dan Vittoria anaknya volunteer Venezia Chapter.

-




Talking about anything itu menggambarkan cerita-ceritab dari banyak negeri sesederhana gaya lelucon di Columbia, bahasa-bahasa mereka, kaya si Lìdia yang suka banget ngomong, "errrrrrr..rrrr" yang kaya maksa haha. Padahal kalo di bahasa indonesia kan biasa aja ya, tapi kalo di ucapin sama Hungarian beda cerita lagi. Disana aku melambai sapa untuk Kaat dan Mia yang cuma trimester program atau hanya tiga bulan.

Fakta ter-ngeselin tapi juga nyenengin adalah aku yang paling tua tapi mereka ngga percaya karena aku yang masih keliatan kaya 14 atau 13 tahun, boom muda banget 4 tahun dibawahku, seneng sih dibilang masih kecil HAHA. Iya wes iya.

Nongkrong di cafè kecil Treviso satu jam berbagi jokes yang mutu sampe ngga mutu. Nyalain lagu kenceng sambil jalan, yang ternyata musik juga bisa jadi penyatu dan mencairkan suasana.



-

Meeting another friends mostly AFSers are always being emotional moments because you'll know such a different people that really contrast with your backgroud, race etc.

Aku pulang dengan menyimpan cerita dan akan menceritakan kembali, sekarang udah terlaksana yeaay. I really don't care how tired I am. Melaju sendiri di kereta pulang yang sempat berganti kereta di Stasiun Belluno menuju Longarone. Disambut hangat dengan jemputan Papà Aurelio lalu dimasakkan pasta picante yang maksudnya pasta pedes gitu karena host-parents ku tau banget aku suka pedes. Kalo di Indonesia ini sama sekali ngga pedes anyway.


Ulima Nabila Adinta
Belluno, 12 Desember 2017




Ciao !

Sengaja hari Ahad, 12 November 2017 ini aku pisahkan. Karena ceritanya terlalu banyak momentum, terlalu berharga quality time bareng Papà Aurelio dan Mamma Linda. Lucky me, ketika bisa diberi kesempatan bergerak dan merasa hidup di tengah keluarga pecinta alam ini. Setiap Minggu mereka biasa banyak berjalan entah di gunung atau dimana pun kecuali kalau cuaca buruk.

Aku sama sekali ngga pernah tau aku dibawa kemana atau di ajak apa, meminta pun jarang. Beliau berdua yang memang hobi dan aku membiarkan tubuhku mengikuti arus dan menikmati apa yang akan terjadi dan abadi sebagai momentum.

Aduh. Prolog-nya cukup dek, hahaha.

-

Pagi-pagi sudaa semangat duluan video call sama mas-mas keyen sepupu aing yang lagi kumpul di sela pernikahan Mbaa Novi sepupuky juga. Lalu video call sama ADEK RALINE ! sayangnya cuma keliatan gundulnya dikarenakan rumah Ibu Wuri lampunya ndak terang. Adek ini the most yang aku rindukan, masya Allah bahasa jawa krama-nya halus sekali. "Niki sinten ? Yeyeyee", "Nyanyi napa Mbak Bila ?", adek jangan lupakan saya ya :(




Oke. Aku sudaa ber-dress up selayaknya mau maen salju dan bertebal ria dengan baju berlapis lebih dari satu. Meluncurlah kita ke Val di Zoldo tepat berhenti di jalan menuju Gunung Pelmo kita akan berjalan menuju Rifugio di Fiume. Gunung Pelmo ini seperti dinding yang menjulang ke atas tanpa tumbuh pepohonan, merupakan salah satu World Heritage yang diakui UNESCO. Dan anyway para peneliti nemuin bekas jejak dinosaurus. Lalu manusia dulu apa lebih besar dari dinosaurus ?



Lanjuuutt !

Ini bener-bener kali pertama meluncur dengan super cepet dibantu salju yang penuh, licin dan panjangnya jalan menurun. Aku berjalan, berjalan kelelahan di suhu dingin tanpa keringat. Jalan kira-kira sampai satu kilo lebih dan sampai di Rifugio kita bertiga langsung istirahat dan ngga lupa foto bertiga pake timer. Minum teh hangat rasanya meneduhkan sekali.




Bersiap meluncur, aku coba meluncur sendiri pake alat yang sudah digeret dari bawah. Susah ternyata, aku selalu ngga bertahan lama dan cepat menepi. Sendiri pun gagal mulu, akhirnya bareng Papà Aurelio yang mastaaahhh sekali. Finally aku diajarin triknya untuk mengendalikan laju gerak dengan sentuhan ringat ujung kaki, kalau mau ke kanan gunakan kaki kanan begitu pun sebaliknya.

Kabut yang berhasil menguasai pandangan mata kita bikin deg-deg an takut-takut nanti bisa jatuh ke jurang. Tapi meragukan Papà itu adalah kebodohan. Aku tetap heboh dan meluncur dengan kecepatan sangat cepat, sekali. Sampai akhirnya aku berhasil meluncu sendiri di tanah yang lebih mudah sebagai pemula.



Papà bisa se-handal itu karena beliau memang membentuk dunia sedemikian dekatnya dengan alam. Waktu kecil beliau datang ke sekolah dengan meluncur ketika musim salju datang, sampai bawah langit mulai gelap dan tubuhku mulai tidak lebih banyak bergerak. Jadilah semakin dingin, dingin dan dingin. Langsung bergegas kita kemas dan menikmati dingin yang setidaknya bakal lebih hangat.

Aku mulai bertahan dengan dingin, toleransi orang-orang terhadao dingin kan berbeda-beda ya. Tapi jangan takut ngga kuat dingin, Tuhan memberi kita segala organ fungsi dengan kelengkapannya dan segala sumber daya alam buat meng-counter atau bisa dibilang melengkapi kebutuhan kita.

-
ICE CREAM, WHY NOT ?



Selepas meluncur dengan langit yang semakin gelap dan Zoldo yang sudah banyak tertutupi salju (anyway ini sedikit menurut italian, salju yang turun tahun ini). Kita singgah dulu di Cafè Al Solèr, karena di Val di Zoldo ini banyak orang dari Jerman yang membuat Ice Cream disini. Aku langsung meng-iya-kan sewaktu ditawarin makan Ice Cream. Yeaayy !



Cafè Al Solèr langsung menyeduhkan kehangatan, aku pesan semacam paduan pisang utuh, coklat dan penyedap lainnya. Nikmat, questo davvero buono. Karena dingin ngga selalu membuat kita butuh kehangatan, memeluk dingin itu asiiik. Apalagi di bagian dunia yang lain, dibawah langit yang berbeda dari tanah air tapi tetap dengan bulan dan matahari yang sama, hehe.


Ice Ice Ice

Longarone, 9 Desember 2017


Nabiladinta




Aaa this week has been so much pretty, karena bisa bertukar pikiran sama dua orang tentang hati sampai dunia. Then MAEN SALJU, how excited i am. Era bella settimana, fortunata me perché ho incontrato e visto la neve prima volta (It was great week, lucky me because I met and saw the snow FIRST TIME LOHH)

Selasa, 7 November 2017

Tepat sehari sebelum tepat dua bulan di Italia di tengah hujan gerimis yang awet sekali selepas Italian Course belum lagi harus menikmati hampir satu jam di bis menuju senja di bis dengan penuh ngga tega sebenernya si Tike temen AFS dari Thailand harus jalan tiga kilo karena maunya ikut bisnya aku. 

Aku mau ketemu Natasha Mia Returnee Malaysia. Si Natasha ini jago karate namanya juga putrinya pelatih, udah sejak umur empat tahun, cantik manis pula . Sewaktu di Malaysia dia tinggal di daerah Kajang sama keluarga India. Kalo udah sampe benua yang beda begini denger ada yang dari atau pun pernah ke Asia itu serasa nemu lagi temen ngobrol yang melegakan hati dan kerinduan. 

Kita ngobrol di Bar kecil Longarone. Sambil minum capuccino anget dan Natasha jus buah dingin. Kita mengalir dan terus mengalir, the first we talked about exchange year. 

“You will experience by your self. After six months you will really get into the life, yes even if go so slowly but after that time flies so fast. I don’t want to come back to Italy.

Oh My God I really miss four season Malaysia was so hot, in my home there’s no AC. You will come back to your country and everything still same but yourself change”

Ahh exchange bener-bener buat aku gila tapi juga tambah terbuka lebar kepala ini. More Open Minded of course ternyata ngga akan pernah ada habisnya. Menghadapi semuanya sendiri, percaya ke diri sendiri itu harus.
Different continent will made us really feel inter-culture. How’s life. How’s Travel. Turn our mindset.

Anyway kita juga ngobrol soal sistem sekolah di Italia sampai kehidupan sehari-hari yang cukup detail setelah hampir dua bulan aku singgah. Setelah blablablaaa keinget juga aku tanya pendapat dia soal Africans yang berdatangan terus ke Eropa, the most ke Italia (lebih lengkapnya disini : Where African Refugees Go ? )

Satu jam lebih, Natasha sampai nanti ya semoga aku bisa ngunjungi Inssbruck Austria tempat kuliah sekaligus kerjamu. Sperò, Ci vediamo !

--
Merayakan dua bulan di Italia tepat Rabu, 8 November 2017 !! Aku anggap sehari setelahnya sebagai bentuk perayaan, apa ya ?

PERTAMA KALI MAENAN SALJU KUYYY



Iya. Salju. Beneran. Penuh Salju. Bahagia ? Iya tropical gurl ini bahagia banget. Heboh lagi.

Setelah test cardiograma pagi-pagi di rumah sakit daerah Piove di Cadore, buat salah satu syarat ikut karate. Papà Aurelio tiba-tiba mau ajakin aku ke daerah penuh salju. Kemana lagi kalo bukan Val di Zoldo. Aaaaaa.. you will feel this is like fairy tale, really.Pelan-pelan suhu menurun sampe 3° dan ketika sampai di tempat buat jalan di salju menurun lagi -1° sampai 1°.



Papà Aurelio sudaa siapkan alat jalannya sekaligus dua tongkat. Sensainya ternyata ngga sedingin yang aku bayangin, ngga se-bakal membeku yang lebay gitu. Toh ternyata tubuh manusia yang diciptakan Tuhan dengan lengkap ini juga menyesuaikan. Jadi jangan khawatir ya, manusia juga udah pada keren nyiptain pelindung tubuh dengan amat nyaman dan modis. 




Lihat hamparan gunung dan pohon-pohon hijau yang kaya pohon natal tertutup salju itu masih feel like fairy tale but it was real. Walopun jalan dengan banyak njeblosnya karena saking exscitednya. Nggapapa basa semua celananya, nggapapa jatuh tersungkur toh ngga sekeras tanah, kan ini salju hehe. Sampai akhirnya pulang jendela mobil aku buka, membiarkan wajah tersapu angin dingin yang sejuk, biar mata juga lebih segar dan real liat kesunyian alam.

--

Sebuah kejutan karena hari Sabtu libur San . So sekolah-sekolah di Belluno diliburkan. Sedang mau membahagiakan diri dan mengikat pertemanan jadi aku nginep di rumah Alice, 5-10 menit naik mobil dari central Belluno. Dia jemput aku selepas Italian Course, kita mau menyeduh hot-chocolate dulu si Tike juga ikutan di salah satu cafè piazza. Relax sejenak bolehlaaa, Tike pulang berlanjut aku dan Alice keliling toko. Sedikit shopping atau window of italian style haha. Nyusurin satu toko baju aja lama banget mau pulang dan nunggu bis ternyata ngga kunjung sampai. Yasudah the last choice di jemputlah kami sama Papà Alice.




Lucunya nih karena aku ngebet mau ambil daun bagus di satu pohon tengah suatu rerumputan, Alice dah ngingetin dahannya dah rapuh Nabila hati-hati nahh beneran copot itu dahan. Langsung lari cepet sebelum banyak orang liat, untung ini kota sepi. Keluarga Alice ramah sekali, lucu, her dad a lot of joke !

Malem itu cukup bikin ketawa selain mereka cerita kehidupan keluarga mereka dan kita berbagi bahasa, pertama kali makan Tiramisu ala Italia buatan Luca adik Alice dan Mamma-nya. Sampe Alice mau dihijabin dan dia dandanin aku pake baju ala india. The most meaningful adalah ketika ngobrol sampe lepas jam 2 malam.



Demi berbagi soal Italian Life memenuhi ke-kepoanku sampe dia buka kisah nabi-nabi di agama Katholik versi anak-anak. Berceritalah kita masing-masing walaupun beberapa hal beda terutama sewaktu setelah Nabi Isa a.s. Sejarah peradaban manusia seru kalo dibahas tapi juga bikin bingung sendiri mana yang dinilai paling benar, syukurku aku punya Al Qur’an sebagai patokan bahwa yang paling benar ada di dalamnya. 


“Nabila I have few moslem friends but they’re not like you that always pray everyday in five times, like you really obey”


“Yes because I choose to obey what qur’an said beside my parents taught me from when I was child”

Intinya aku suka menjalankan apa yang diperintahkan agamaku, walaupun mungkin banyak yang heran dan mengundang rasa penasaran. Ada suatu momen selepas aku selesai sholat ashar di rumah Alice, dia ngeliatin dan habis itu minta aku ajarin sholat.

“Nabila what do you said while you’re praying. Do you want to teach me how to pray”


“Of course THAT WOULD LOVE!”

Aku ajarin dia dan jelasin lima waktu sholat di islam, agak lucu waktu Alice nyoba duduk tahiyyat tapi ngga bisa haha. It was such a pleasure dear. Alice juga suka dengerin Al Qur’an dan baca terjemahan italy bahkan di spotify dia juga nyari Qur’an ahahah aku cukup pake aplikais Muslim Pro buat hal itu.

Her home so peaceful, also like my home in Via Igne Longarone. She took me around her village even thought ‘banyak anjing menggonggong yang mengagetkan’, but it’s normal here in Italy

Masakin bakwan juga hal yang aku lakuin buat keluarga itu. Sambil bawain sambal terasi dan cabe, Mammanya dia kek kepedesan sangat padahal nyoba secuil dikit banget. Alice suka pedes terlebih semenjak exchange sebulan ke India. Tapi nyeplos cabe dan sambel terasi bikin mbrambangi dan rada sok kuat haha, diobati makan roti plus selai yang banyak. 

Tamat. Berakhir dengan diantarnya aku ke Belluno karena aku pulang bareng Mamma Linda dan Anna yang habis AFS Volunteers Meeting. Minum hot-chocolate ((lagiii)) bareng volunteers lain di cafè khusus hot-chocolate. Tsedaap pun.



Diselesaikan di sudut perpustakaan sekolah

Belluno, 28 November 2017
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Cari Blog Ini

POPULAR POSTS

  • Hari-Hari di Pamulang (3)
  • 2024: a magic of ordinary days
  • Tentang Bisa Punya Waktu Tanpa Libur
  • pagi yang aneh

Categories

AFS Italy 2017-2018 Self Talk Hijrah Malaysia Ramadhan di Italia
Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • April 2025 (1)
  • Desember 2024 (1)
  • Juni 2024 (5)
  • Januari 2024 (1)
  • Desember 2023 (1)
  • September 2023 (1)
  • Agustus 2023 (3)
  • Februari 2023 (1)
  • Januari 2023 (1)
  • Desember 2022 (1)
  • November 2022 (1)
  • September 2022 (1)
  • Agustus 2022 (3)
  • Mei 2022 (3)
  • April 2022 (10)
  • Februari 2022 (1)
  • Desember 2021 (2)
  • November 2021 (1)
  • Oktober 2021 (2)
  • September 2021 (1)
  • Agustus 2021 (2)
  • Juli 2021 (3)
  • Juni 2021 (2)
  • Mei 2021 (1)
  • April 2021 (2)
  • Januari 2021 (2)
  • Desember 2020 (2)
  • November 2020 (1)
  • Oktober 2020 (11)
  • September 2020 (1)
  • Agustus 2020 (2)
  • Juli 2020 (2)
  • Juni 2020 (1)
  • Mei 2020 (19)
  • April 2020 (7)
  • Maret 2020 (2)
  • Januari 2020 (1)
  • Oktober 2019 (1)
  • September 2019 (1)
  • Agustus 2019 (1)
  • Juli 2019 (1)
  • Mei 2019 (1)
  • Maret 2019 (1)
  • Februari 2019 (2)
  • Januari 2019 (1)
  • November 2018 (1)
  • Agustus 2018 (1)
  • Mei 2018 (2)
  • April 2018 (4)
  • Maret 2018 (4)
  • Februari 2018 (5)
  • Januari 2018 (7)
  • Desember 2017 (9)
  • November 2017 (6)
  • Oktober 2017 (6)
  • September 2017 (7)
  • Agustus 2017 (2)
  • Juni 2017 (12)
  • Mei 2017 (11)
  • April 2017 (6)
  • Maret 2017 (3)
  • Februari 2017 (4)
  • Januari 2017 (2)
  • Desember 2016 (5)
  • November 2016 (6)
  • Oktober 2016 (6)
  • September 2016 (5)
  • Agustus 2016 (1)
  • Juli 2016 (1)
  • Juni 2016 (6)
  • April 2016 (2)
  • Februari 2016 (1)
  • Januari 2016 (2)
  • Desember 2015 (1)
  • November 2015 (3)
  • Agustus 2015 (1)
  • Juli 2015 (1)
  • Juni 2015 (4)
  • Mei 2015 (1)
  • April 2015 (2)
  • Februari 2015 (6)
  • Januari 2015 (3)
  • Desember 2014 (4)
  • November 2014 (14)
  • Oktober 2014 (2)
  • Agustus 2014 (3)
  • Juni 2014 (12)

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates