Nabiloski De Pellegrini

“So now close your eyes imagine when you have free time in your home country, you might be don't have any free time but here you have, you have chance. Think more about your self, who you are, what you want to do. Think it,” deep down, he said with sharp eyes then I imagine, “Yes, I might be haven’t free time in Indonesia. I always looking for the time to take a rest and reflection”



Ciao,
Udah sebulan lebih aku tinggal di Italy lho

Entah kekuatan magis apa yang bisa men-simsalabim diriku ketemu manusia yang datengnya hampir dari negeri penjuru dunia. Semuanya kaya ngga pernah terprediksi akan secepat ini, setiap aku ketemu manusia baru. Aku selalu bilang ke diriku sendiri ketika kadang merasa rendah diri melanda,

"No Nabila you will be very strong, you just need to know deeply. Be patient dear"

Ada sebuah kejadian yang aku anggap keajaiban di bis pulang sekolah Rabu siang itu. Tepatnya 11 Oktober, karena kebetulan kursi sebelahku kosong ada perempuan manis berhijab, aku persilahkan duduk di sampingku setelah dia meminta. Aku dah sering liat dia sebenernya karena satu Comune di Longarone, kalo jalan kaki dari rumah ke rumahnya paling setengah jam-an.

“Are you moslem because I see you wearing hijab”
“Yes, I am moslem. Where are yoy from ?”
“So I am an exchange student, I am from Indonesia. Scusa, Io imparare italiano. Allora parla piano-piano”

Jadi akhirnya kita kenalan, nama dia Chaimaa Benaly dia udah 9 tahun tinggal di Italy negara asalnya Maroko (whatt, aku kaya di dekatkan tentang Maroko, negara islam yang pingin aku kunjungi). Ternyata ada temennya juga namanya Medina Pitarevic, muslimah juga tapi belum berhijab masih 16 tahun asal Bosnia. Karena lebih lancar Chaimaa yang berbahasa inggris, jadinya aku bilang ngga-papa pake bahasa italy sambil aku belajar. Walopun dua bahasa ngga karuan, tapi obrolan bisa hangat dan akrab di bis sampe mereka turun duluan. Ternyata ngga aku sadari Medina bilang liat aku di karate, kita satu karate !

Ketemu mereka jadi kaya mood-booster tersendiri, ketemu saudara. Kita jadi saling sapa setiap ketemu di bis pulang sekolah atau pun di karate. Ahh, semesta memang ngga pernah sejahat itu melempar manusia ke negeri yang jauh tanpa mempertemukannya dengan orang-orang yang luar biasa. Ternyata dekat itu ngga seutuhnya dengan jarak yang dekattapi kedekatan hati lebih ampuh, eaaa. Seriously, kalo mau berjalan masing-masing punya rasa tersendiri.

-

Oke, jadi itu baru prolog membahagiakan untuk aku menulis lebih lanjut tentang pertemuanku dengan AFSers seluruh dunia yang terlempar sampai wilayah Triveneto, Italy haha.



Giovedì, 12 Ottobre 2017 - Kamis

Momen yang mendebarkan karena awalnya aku berfikir, “Bisakah aku dekat dengan mereka ?”

Aku dan Tike diantar Mamma Linda ke Feltre, tempat dimana bis kita datang menjemput. Tiba-tiba setelah sampai Feltre Mamma bilang bisnya kemungkinan lambat satu jam. Wah, lama juga. Akhirnya ditawarin buat keliling liat kota tua dan kecil ini. Banyak banget bangunan tua di Feltre, beda dengan Longarone yang sempat dihempas banjir besar Vajont 1963. Kaya sepi ngga ada manusia, ada central kota yang semacam ada kotak pagar tembok mengelilingi diisi patung di tengahnya. Kita cari Gelato pun ngga ketemu. Paling ngobrol bercandaan sama si Tike nih, lucu juga dengerin dia telponan sama temennya.

Sayangnya aku ngga cukup banyak berkeliling Feltre karena bis udah dateng setengah jam, bukan satu jam kaya dibilang sebelumnya. Sampe di bus station. Waduuhh aku sama Tike doang yang ngga pake baju Intercultura. Heuu, yaudaah masuk bisa KETEMU AKBARRR, haha. Langsung dia tukeran tempat duduk sama si Nabil Paraguay. Hampir samaan coba namanya, Nabil-Nabila. Awalnya aku sama Akbar udah belajar ngobrol pake bahasa italy duh tapi habis itu, “udah ah bahasa indonesia aja kangen bahasa indo, bodo amat si Nabil ngingetin mulu,” kata si Akbar sambil kita dengerin lagu Indonesia.

Gerombolan AFSers Thailand ada di bagian depan kenceng banget pake bahasa mereka langsung ditegur sama si Nabil (lagi), “Hey. So, please speak Italian. Deal ?” nada yang agak meninggi. Haduh, dia mah udah jago banget juga karena bahasa negaranya Spanyol yang mirip banget sama Italy.

Sesampai di penginapan kerasa banget udara dinginnya di wilayah pegunungan Trento. Aku sekamar sama AFSer Polandia, namanya Marta Stepniewska. Dengan gitarnya dia bisa mengundang banya orang buat diajak nyanyi dengannya. Dia juga religius sekali, kalau sebelum tidur aku solat, dia berdoa sebagaimana berdoanya christian. Entah angin apa yang selalu mempertemukanku dengan teman religius di satu kamar saat acara student exchange, Amerika atau Italy. Praise to Allah:)



Anyway, bendera Polandia sama Indonesia kan berbalikan gitu, mereka putih merah. Ngobrol pake bahasa inggris sama AFSers lainnya berasa surga, padahal kalo pas di Indonesia kadang masih kaku ngobrol pake bahasa inggris, just because ada bahasa italy yang masih menjadi hal sulit untuk dipelajari.



Kita berkumpul di lokasi Gym, gedung olahraga katakanlah, masing-masing mengenalkan diri, bergiliran tiap benua atau bagian dari benua kaya Amerika Latin, yang ngga totally Benua Amerika. Of course kebanyakan dari kita ngenalin pake bahasa italy. Oh ya anyway, ada dua orang yang ngga bisa bahasa inggris jadi volunteer namanya Alice Returnee Costa Rica translate ke bahasa spanyol. Banyak juga ternyata negara-negara yang pake bahasa spanyol, kaya Republik Dominika, Paraguay, Columbia, Spanyol ofc, Honduras, dan banyak lagi. Lucu banget kala pertama itu, kita disuruh nulis nama binatang yang bakal ditaroh di jidat kanan kita tapi dia ga boleh tau, nanti dia harus nyari pasangan buat bantuin nebak.

Si Alba anak Republik Dominika kasih aku CAT. Mamma Miaaaa, apa banget, aing sebel takut sama binatang ini, banyak banget yang heran. Kalo takut gimana lagi dong ? Lalu kita terbagi jadi empat kelompok dengan identitas warna, aku yellow. Hari itu kita berbagi soal Personal Emotions, Feelings, Host Family dan ternyata kita punya rasa yang hampir sama. Banyak keresahan, kebosanan, less self privacy hanya masih satu bulan dan ini hal yang maklum. Tapi dengan berbagi, aku jadi merasa ngga sendiri dan banyak kok AFSers lain yang sama-sama sedang survive dan berjuang di sini. Jadi , kalau resah jangan lupa bercerita dan berbagi, ini hal yang nyenengin banget bisa talk each other with friends from many countries.

Anyway di kelompokku ada si Luis, dia asal Republik Dominika (kalau tidak salah, karena dengan Alba) dia ngga bisa bahasa inggris jadi si Juan Columbia, Nabil Paraguay atau Anna Guatemala sering bergantian translate. But , ada kata-kata Stefano my favv volunteer kira-kira begini,

“So now close your eyes imagine when you have free time in your home country, you might be don't have any free time but here you have, you have chance. Think more about your self, who you are, what you want to do. Think it,” deep down, he said with sharp eyes then I imagine, “Yes, I might be haven’t free time in Indonesia. I always looking for the time to take a rest and reflection”

Dangg !



MAKE A WORLD MAP WITH PEOPLE





So, after we shared how’s our countries. Aha, jadi kita gambar di kertas putih lumayan besar tentang negara kita. Aku dan Akbar menggambar seterang-terangnya, tentang zamrud khatulistiwa mulai dari kekayaan bahasanya sampai banyak hal yang memikat dan membuat cinta. Kami berusaha menyampaikan dengan senyum sepenuh hati dan suara lantang. Bangga ? Iya, banget hey. Sederhana tapi memikat. Ada suatu fakta yang menarik dan baru aku tau,


FACT : 1) French Fries atau kentang goreng yang biasa kita makan itu asalnya bukan dari France, AFSers Belgium nih sampe ngotot bilangnya haha. It’s totally from Belgium even you find in some city, it is not from France. 2) AFSer China dan Hongkong berasa mau timpuk, no no ngga selebay itu. Jadi sewaktu China ngenalin negaranya dia bilang Hongkong as city, eh sewaktu anak Hongkong presentasi menyanggah perkataan si Chinese then si AFSer China bilang, “Yes, you all can do what you want,” dengan wajah legawa, haha.

Lalu berlanjut buat peta dunia dengan menempatkan diri kita di lapangan besar sesuai letak dengan utara yang udah kita ketahui. I was so incredible, AFSer New Zealand girl Cuma satu jadi terpojok sendiri. Masing-masing negara nyanyiin kenceng lagu kebangsaan. Wahh

Venerdì, 13 Ottobre 2017 – Jum’at

No phone time. Rachele volunteer ter-powerful menurutku menyita handphone kita pas sarapan. I know, we need to form a lifetime bond. Hari itu sesia for talking about : The school from our home country and also here in Italy, Communication, Start Categories People. Deep, aku jadi mengenal bagaimana pelajar dari berbagai negeri belajar dan menjalani sekolah, make some friends dan menghidupi dirinya. Kita berbagi, ngobrol secara tergilir atau pun random. How curious they,re about the world. How we feel boring in Italy just because we don’t know what they were talking about. Disitu aku terpacu belajar dan mau lebih mengenal sekolahku di Italy.





Kita sama-sama merasa bosan, of course dengan sekolah di Italy yang -teacher oriented-. No another activities except study at class. That’s why beda jauh sama kehidupanku, but this is diversity. Nanti ya aku ceritain di lain tulisan soal sekolah di Italy.

Ini jadi hari terasik karena kita mencoba dekat dan mengobrol satu sama lain. Syiq, mulai main kartu dengan ala banyak negara, bagi-bagi permainan dari banyak negara. Sampe mainan pake bulu warna Thailand buat di tendang-tendang dengan posisi melingkar. Then,

MAKE PIZZA



Ini yang puaaaling menyenangkan, kita bener-bener ada di satu ruangan buat bikin pizza, dan itu menu dinner kitaa. Putaran lagu-lagu ala Italy sambil bikin adonan datar sambil berjoget riaa dan volunteers nyebarin tepung jadilah mandi tepung ria. Lifetime bound. Kita sama-sama sedang belajar menjadi truly Italian. Pizza Mozzarella yang jadinya ketebelen terus tipis di pinggirnya ngga karuan juga tsedap kita makan di dinner. Si Katrine Denmark nih makan banyak Pizza, I like her, how friendly she is dan menjulang kaya Jerapah. Ti voglio bene Katrine !! this momento would be once in my lifetime.






-

I had chat with Stefano, every one has their own time to chat with volunteer. I am soo soo grateful, aku bisa dengan hati ngobrol dengan Stefano yang kalo bicara selalu dengan deep words.

-

Karena kita saking sulitnya I mean ngga gercap kalo bikin lingkaran jadinya ada session Non Verbal Communication. Ini permainan teraneh karena kita dibagi jadi dua bagian di Gym dengan dihalangi matras besar. Masing-masing harus nutup mata pake syal lalu diberi nomer yang boleh tau hanya diri kita sendiri. Nah, rules nya adalah kita harus mencari nomer terdekat kita di kanan dan kiri, aku dapet 21 so aku harus nyari nomer 20 dan 22 tanpa boleh bersuara juga melihat. Aneh ? Iya awalnya tapi akhirnya bisa cepet, aku nyari dengan kasih kode ngetuk sesuai jumlah nomernya.




Heuuuu, lama sekali ngga dapet-dapet tentunya juga tabrakan satu sama lain, dan yang pasti  “sumpek”. But akhirnya aku nemu 20 !! entah dia siapa yang pasti di sebelahnya udah ada banyak orang, sampe akhirnya kita cari dengan tangan masih terikat, We’re connected ! Akhirnya setelah sekian lama aku dibantu Alice Volunteer buat ketemu nomor 22. See ? We already connected as round. Jago banget ini ide-nya, boleh dicontoh ya kalo ada yang butuh outbound. Rachele Volunteer Returnee Denmark made us realice after they gives back our phone,

“Guys, yes we need phone we need to see another world. But now, we have real world, when you will meet friends around the world. So, who still worrying to have no fire in snapchat or snapgram, you have friends around you now here in this camp”




Sabato, 14 Ottobre 2017

Kalau kamu sebagai anak Indonesia apa yang mau kamu tampilkan ?

Hari itu jadi the last night that we have, and it was very sad but full of happiness too. Karena banyak free-time kita lebih tau gimana memposisikan diri kita dengan gadget. Banyak ngobrol, mainan kartu, saling cerita dan tanpa ter-plan juga siang bolong kita udah siap sedia dengan bendera kita masing-masing dan buat foto bareng. Ini bakal jadi foto bersejarah hidupku, taken by my camera. Then, ada session lucu dimana kita diberi intruksi untuk buat negara baru dan tiga nilai apa yang bakal kita masukin ke situ. Lalu berkelompok dan bikin nama negara, sampe kita realize what should we do to be a good world citizen ?

Ada games of drink yang bisa buat mulut keasinan hanya dengan ngga lebih sepuluh gelas tercampur garam. Yes, dengan cheers gelas karena ini bagian dari Italian Culture. Jadi ada di ruangan dengan banyak orang, dan kita cheers dengan aba-aba dari volunteers “Chin-chin”. Ini jadi ajang sosialisasi satu sama lain di sebuah acara. Ampuhnya berapa kali aba-aba bisa bikin seluruh gelas dengan lebih dari 60 orang merasa asin, padahal hanya gelas biru di awal yang bercampur garam. Ampuhh ugh.

Talent show,





Aku dan Akbar pake baju adat masing-masing dan itu bikin banyak temen yang kagum. Seberapa Indonesia mentingin banget nasionalisme, kita nyanyi lagu-lagu ala ornas sambil berjoget ria dan lantang bersuara. Halo as prolog - Rasa Sayange - Hela Rotane - Gundul Pacul - Pasir Berantai. There’s no tiring time to let them know Indonesia. Sampe Alba, Maisa Finlandia, Katrine, Edda Iceland kasih tulisan pake kertas. Anak Thailand apalagi rame sekali, ahaay. Mereka bisa bikin heboh kita, penampilannya jadi semacam permainan kucing-kucingan haha. Malam itu terasa sangat haru tapi tanpa tangis. Masing-masing nampilin apa yang mereka bisa.

Apa yang paling terkesan ?




Sama AFSer Bolivia, semacam sirkus tapi bukan, khas Bolivia. Asiik sekali, ingin mengulangi. Yang paling lucu adalah volunteers yang drama-in ala Titanic, lantai dua jadi semacam sweet moments di pinggir kapal Titanic apalagi tambah backsound yang mendukung.




-

Selesai.

Bagaimana bisa dunia menemukanmu dengan wajah manusia dari banyak dunia, bisa pasti kalau kamu mau terus berjalan. Kataku ke diriku sendiri. Pada sesi terakhir kita diminta menemui siapa yang belum diajak bicara, maka berkenalan lah. That i show AFS connecting lives.
You need to survive here, learn as the best as you can do. The journey start from us, the culture made it the world, and that the world is, -Stefano-
What you can do your exchange experience better ?

AFS ARRIVAL CAMP AFS TRIVENETO ITALY 2017                            

Longarone, 27-28 Ottobre 2017

Nabiladinta




Because AFS turning you into different life in the world but please, still being your truly self even you live in another earth

Ciao.

Anyway ini akan jadi cerita yang panjang. Gapapa ya ? Oke.

Diabadikan di dekat Piazza Castello, Torino Centro

Jadi aku diberi miracle lagi buat mengalami tranformasi kecil berjarak 6 jam dari Longarone menuju Torino yang berarti "Sapi Kecil" dalam bahasa Italy. Dari pegunungan menuju kota besar bergedung tinggi menjulang. Aku menikmati, hampir seluruh nafasku di tranformasi ini. Karena itu, setiap aku bertranformasi aku semakin takjub dengan perjalanan dan belajar, rasanya kata "Luar Biasa" ngga akan pernah cukup buat mengungkapkan pengalaman spiritual maupun fisik. Maka jangan sungkan beri hati yang tulus di setiap nafas perjalananmu ya (?) Aku juga masih belajar kok.

--

Lucky me, ketika Sabtu sebagai tanda weekend aku mengurus izin biar bisa pergi dari sekolah jam 11. Karena host-parents ku jemput ke sekolah, dengan backpack yang sudah siap sedia dari rumah. Aku jadi semakin paham perlahan sistem sekolah di Italy, soal izin maupun pembelajarannya. Lalu, aku masih berjaket cukup satu keluar gerbang sekolah. You know ? Kerasa banget dinginnya kalo udah di luar gedung.

Akhirnya perjalanan dimulai dengan mobil mini yang putih bukan mobil merah yang gede punya hostparents. Sampai aku melewati sebuah big forest, hutan lebat di sebuah bukit. Aku tau karena setiap ada sesuatu yang baru Mamma selalu beri tau. Tapi liat dari jalan dan agak jauh. Anyway juga banyak banget terowongan yang panjang di banyak jalan.

Apa aja yang aku lewatin ?

Mulai dari Regione Del Veneto sampai Lombardia lalu Romagna paling terakhir Piemonte (where Torino is). Kita berhenti lunch tepat waktu sampai Verona, kota Romeo and Juliet. Aku makan pizza kotak tiga slices. It just enough buat perut kecil Bila. Nah karena selepas lunch biasa seduh kopi pas di kedai di Mall itu juga, ada KOPI JAWAAA , Caffè Java. Haha, bangga kan ya sayangnya penjualnya sensi dan ngga ngebolehin foto.



Lalu perjalanan berlanjut, dan yang aku lihat hanya ladang jagung, kiwi, sawah padi karena lewat pinggiran. Sampai di Brescia ada daerah atau Frazione yang berakhirnya -iere- kaya Sentiere dan lainnya disitu. Milan juga aku lewati, but sayang lewat pinggir aja kapan kapan mampirnya. Enam jam cukup melelahkan tapi menyenangkan, di sela perjalanan juga aku ambil video terbaik buar Pelantikan IPM 1617 yang udah mau purna :'). Ngga kerasa, dan 8 Oktober tepat setahun setelah aku resmi jadi Ketua Bidang Organisasi.

Ahh dan akhirnya pas sampe Torino aku ketemu host sisterku IRENE RETURNEE INDIA 9 TAHUN LALU. She's so nice, sweet and Lucu bangettt. Ramahnya minta ampun, she really know how being exchange student that's why in the first week I called her to share how was my feeling. Just called ajaa karena dia kerja dan kuliah di Torino. Berkunjung sebelum dia bertugas ke Haiti.



-

Apa yang aku lakuin malem itu ?

Keliling dong ya sambil jalan kaki, liat kota besar Italy yang berbentuk square atau Piazza-Piazza yang menjulang dengan arsitektur bangunan yang berseni dan menyimpan sejarah. Jadi dulu Torino adalah ibukota pertama Italy that's why banyak bangunannya yang kaya kerajaan. Rajanya juga punya rumah (re: bisa dibayangin kan rumah raja ya istana buat kita hehe) bukan cuma satu. Piazza yang aku inget adalah Piazza Castello tepat ada di Torino Centro,



Ada juga Piazza yang kalo kita lihat ke salah satu sisi Big Station of Torino kelihatan. Rame sekali, aku merasakan gimana keluarga di Italy benar-benar membangun kehangatan satu sama lain terutama waktu malam, Just For Family Time please dear. Banyak anak kecil, aku seneng banget, kaya ngga pernah nemu di Belluno maupun Longarone. Cerita Irene selepas dari India dia dateng ke Torino, ini sepi bagi dia ngelihat kalo di India super duper crowded dibanding ini.











Because AFS turning you into different life in the world but please, still being your truly self even you live in another eart

Dia adalah pengamen yang warbyasaaahh suaranya, cekrek📷

Setelah makan di Café deket penginapan, aku makan Mozzarella yuhuuu ayamm fav ala Italy be lyk. Di Café aku lihat adek bayi unyu sekali, makan sendiri di mejanya dengan dibalut tissue di badannya haha. Karena di negeri barat manusia udah dilatih  makan sendiri sejak balita. Ohya aku belum cerita penginapanku, ini minimalis sekali. Aku ada di lantai tiga di ujung kanan. Dari luar emang keliatan ngga berwarna dan flat. Tapi dalemnya beuuh, minimalis sederhana pas aku sukak. Kalo liat keluar langsung sungai dan jembatan besar. Ada dua kasur salah satu kasur gabung dengan ada dapur kecil meja makan dan kamar mandi. Eitss tapi ini bersih banget, alat masaknya juga nyaris lengkap.

Dimana biasanya masyarakat Torino tinggal ?

Ya di rumah lah ya haha. Tapi bentuknya kaya semacam apartemen atau big building tapi tetep di sebut rumah. Mengingat dulu ini kota sebuah pusat kerajaan. Jadi banyak gedung dengan banyak jendela yang menandakan itu rumah penduduk, di tengah big building ada chiostro atau taman besar di tengahnya. Kota ini padat sekali, banyak penduduk dari penjuru dunia membangun hidup disini.

Nah kanan kiri ini adalah kumpulan rumah


Malam itu, aku persiapkan tubuhku untuk hari Ahad, entah mau dibawa kemana ini. Yang jelas, biasanya selalu lebih menakjubkan dari yang dibayangkan.

-

Tentang Bardonecchia, Torino Italy

Yass siapa sangka aku kira bakal masih di bangunan gede. Eh ternyata ke gunung lagi gunung lagi. Daerah ini adalah perbatasan menuju Prancis. Heuu, andai bisa langsung kesana. Bahkan ini FAST WAY. I will, InsyaAllah doakan ya. Naik gunung lagi-lagi.

Aku kira bukan ndaki ternyata ndaki. Sangat sepi tempatnya, berjajar gunung-gunung cantik. Biru rupawan putih memikat karena salju di sisi kiri dari penglihatanku juga dari gunung yang aku naiki. Di balik sisi gunung itu tepat Prancis berada. Anginnya gede dari atas karena aku naik berawal dari padang. Semakin ke atas banyak tahan nafas, sejujurnya ini sama kaya ndaki gunung di Indonesia. Entah kenapa nafasku lebih berat karena dingin, sekali. Sampai di suatu titik ada tiga sapi tersebar. Ada bongkahan es besar, waaaa.



Sapi, kambing dan rusa bebasnya makan rumput di gunung dan jadi sebuah pemandangan biasa. Tapi di Bardonecchia lebih sering sapi. Banyak kotoran yang mengering disini. Dengan kesadaran penuh tepat sebulan aku berada di bumi Italy, di tanah gunung Italy. Aku tangkap beberapa protet dan rasanya bahagia bisa pasang wallpaper bukan dari gambar download tapi hasil.jepretan sendiri berkat mata real ngelihat. Praise to Allah :)

Aku sempat merebahkan diri di rumputnya. Merefleksi, menikmati bahwa syukur adalah pucuk terakhir dan ngga akan pernah habis dari setiap perjalanan. Sewaktu pranzo (re: lunch) di gunung dan akan beranjak turun. Lihat pake teropong ada dua orang di puncak, when I could be there and very strong (?)

Ngga lupa buat koleksi daun yang berubah ke orange. Ini jadi hobi baruku di autumn. Entah apa nanti di winter lalu beranjak spring. Bentuk untuk meninggalkan bekas dan mengabadikan nuansa.




-

Tentang San Michele, gereja di atas  bukit.

Jarak antar San Michele adalah sama. Kalo ditarik garis jadi dipanggil, "Spiritual Line".



Wah barang syukur macam apa yang bisa aku haturkan ke Sang Penguasa. Tubuhku terbawa lagi angin lewat host parents ku menuju San Michele. Ini gereja sakral di masa lampau ada juga di Irlandia, UK, Prancis lalu Italy ada dua di Pulia selain di Torino. Jarak antar San Michele adalah sama. Kalo ditarik garis jadi dipanggil, "Spiritual Line".




San Michele ini tepat berada di atas bukit dan aku menjelajahi setiap sudutnya. Benar-benar sejarah tersisa dengan epik sekali. Didukung sama view di sekitarnya yang bergunung-gunung, cerita di masa lampau lalu bagaimana manusia ngga pernah mau hidupnya tanpa bekas untuk masa depan. Jadilah bangunan dan cerita peradaban masa itu terkenang disini. Karena diburu waktu dan Papá sekaligus Irene nunggu di mobil kita pulang, dan yaaahh jalan macet tapi. Badanku kaya berontak buruan dapet kasur haha.

Pulang, ngga sempet muter Torino yang bagian kota dan ramai.

Ditutup dengan pasta, bahan yang ambil di rumah Irene dulu.

Tubuh yang lelah telah kalah dengan penasaran menyergah tentang Kota Torino. Besok aku bakal jalan sama Irene sedang Papá Mamma ada pertemuan buat Farmacia. But tiba-tiba Irene sakit, jadi aku minta izin ke Papá Mamma biar aku keliling sendiri, diizinin loh ! Berbekal peta Kota Torino. Aku penasaran sama toko buku internasional eh ternyata berbahasa Italy semua, you will Bil kalo dah lancar.




-

Sampai aku menyudahi keliling di Piazza Castello tepat di center. Mamma dah keburu telpon, waktunya pulang ke Irene. Need some lunch, perjalananku terselesaikan dengan menemukan asian market kecil lalu beli Indomie 6 bungkus (aja) haha.


Kembali,
Selamat malam Longarone sedihnya sambil disambut pipis kucing di kasur :(


Nabiladinta 10°
22 Oktober, 2017









This is how I know go around the world let you know many people and diversity that’s why understanding itu penting bangett. Because of tthe journey you will be very strong Bil !




Ciao .

Biarkan aku bercerita lagi ya, mungkin kalo dihitung mundur it is about hampir dua minggu yang lalu yang semakin mendepan untuk cerita satu minggu-ku. Setelah mendaki gunung di Pordenone, Friuli aku bergembira ria dengan kedatangan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. To be proud as Young Indonesian Girl aku pake rok batik I used to be beautiful today duh duh, kalo dipikir bakal diliatin ngga ya pake rok ?

Sama sekali enggak, karena harus kalian tau mereka really don’t care banget sama fashion kita juga udah biasa aja sama muslimah berhijab karena aku juga nemu beberapa anak sekolah berhijab, so just manteb aja karena semua adalah bumi Allah, Insya Allah betapa pun situasinya akan selalu dilindungi Allah.

Semakin bangga lagi karena kain-kain kita emang unik apalagi batik yang punya macem-macem motif, termasuk model kain hijab yang aku pake selalu berganti. Ngga tau kenapa dilempar jauh memang bener bakal bikin kita realize, lihat balik gimana kehidupan di Indonesia yang harus penuh disyukuri lalu membangun hidup lagi di negeri orang dari nol, is not that easy but I will do my best.

Minggu itu aku juga mulai cari kegiatan selain sekolah, apa ya ini cukup menantang tapi bakal asik banget. Aku juga menghabiskan senjaku buat nonton film Indonesia kaya Istirahatlah Kata-Kata dan lainnya, ada temenku yang bawain flashdisk berisi segudang film katanya kalo lagi gabut bisa Bila tonton. Terimakasih ya teman baik, semoga diberkahi dengan perjalanan juga :). Akhirnya karena film tentang Wiji Tukul itu aku cerita beberapa sejarah di Indonesia soal demontrasi dan bagaimana banyak aktivis dibungkam di masa menjelang reformasi juga soal Gunung Agung Bali yang sedih sekali kalo diingat banyak yang mengungsi. Host Parents bener-bener yang so curios, tulus, lalu mendengarkan dengan baik.

MORE LOVE COOK INDONESIAN FOOD
Bangett, kalo rindu ya gimana lagi sih ? Menutup kerinduan itu dengan doing something, lidahku kelu karena kangen rasa asin dan pedas. Jadilah rajin bikin makanan indo yang ringan-ringan kaya bakwan, telur dadar dan beberapa macam. Sampai akhirnya aku bikin SEBLAK, yang ngga pernah aku bikin di Indonesia berbekal resep dari mbaa Laras, sepupu dabestt. Unfortunately, hampir semua bumbu tersedia lengkap kecuali CABE karena kemungkinan hanya ada pas summer. Jadilah aku pake saus sebagai pengganti but you have to know itu jadi kecut seblaknya, still good taste kok tapi ;) . And,




Some FACT : Orang Italy nih ngga suka pedes, bahkan mie rebus aja dibilang kuahnya pedes. Apalagi seblak yang harusnya super pedes bagi orang Indonesia, cabe kering mereka juga ngga kerasa apa-apa. Tapi another italian food has really good taste karena bumbunya memang kerasa sangat anyway.

KARATEE ((I WILL BE VERY STRONG))
Ya, setelah aku menjalani sekolah di Italy yang berhenti di jam 1 lalu sampai rumah jam 2 aku memutuskan mencari kegiatan lain. Just because aku nih ngga jago musik dan dance aku pilih KARATE LOHH, hari Senin host-sisterku Anna De Pellegrini anterin liat dulu, anak-anak kecilnya lucu sekali belajar karatenya, gemas sekali. Aku manteb buat mulai di hari Kamis, bismillah. Ada Bapak Paolo dan si Alex yang juga masih newbie di Karate ini, but I am the only girl. No probb, menyenangkan kok bisa memperkuat pertahanan fisik selain menguatkan hati.




Menyenangkannya lagi Silvia, guru karate putrinya Returnee AFS ke Malaysia tapi kalau asalnya Silvia Switzerland. Dia suka banget Traveling, pernah menginjak tanah Lombok, Bali, Sulawesi dan beberapa negara barangkali. This is how I know go around the world let you know many people and diversity that’s why understanding itu penting bangett.

-
Di akhir weekend aku mengalami transformasi kecil dari desa ke kota, berasa berpindah dari Temanggung ke Jogja atau Jakarta. Nanti aku ceritakan di next tulisanku, karena kalo bersamaan sama tulisan ini bakal jadi super panjang sekali dear.

That would be , about Torino.


Longarone 13°

Ottobre 20, 2017

Nabiladinta
Sebelum cerita ini menjadi usang ditelan banyak hari mendepan.




Di Minggu ini aku resmi dapet Residence Permit dari Pemerintah Italia. Setelah aku melunasi segala aturan kependudukan disini, izin buat tinggal 10 bulan. Jadi Mamma Linda yang super sabar anterin aku ke dua Kantor Polisi buat cap ini itu sekaligus finger print atau sidik jari which is hari itu aku sempurna kaya di terjang banyak penyakit, haha. Mulai sariawan bertumpuk, bibir kering, kulit wajah kering, kedinginan bertubi padahal matahari cerah. Dimaklumi yaa :)

Hal yang sangat wajar buat manusia yang baru berpindah dari beda benua, dari tanah khatulistiwa sampe di negeri Eropa ini. Sesehat-sehatnya di negara kita, kita tetep harus waspada karena penyesuaian tubuh buat cuaca pasti bakal terjadi kalo pindah ke tanah yang cuacanya beda drastis.

-



Aku merasakan kenyang hakiki habis itu, karena setelah belanja di supermarket jajan dan kebutuhan laen di siang bolong Mamma gorengin Jamur pake tepung ala nugget sama cheese gitu. Enaaa banget, aku menunggu masakan macem gini. Host family ku emang dabestt, aku banyak merasakan ketulusan sampai kita punya banyak kesamaan, suka banget sama alam. Satu hal yang ngga aku sangka lagi adalah, host family ku punya SCRATCH MAP atau TRAVEL MAP yang aku cari selama ini dan ngga ada di Indooo heiii.

"oh really Mamma and Papá have it ? Actually, I am looking for this Travel Map from long time and now you have it. Ohh, please you should Scratch it !"

"Yes, my brother gives me," said Mamma Linda

Jadilah malam itu juga aku bantu scratch pake koin, pisau macem-macem lah pokoknya negara-negara yang udah dikunjungi mereka. Mulai India, German, UK, Spanyol, Finlandia, Kazakhtan wuhh kehitungnya banyak tapi kalo di paparin di peta dunia masih sedikit, kata Mamma Linda, "That's why we don't want to scratch because we still have so much land that we didn't pass it"

Mbatin ini, apalagi aing. Slowly Bil,

Sampe Mamma nelpon sodaranya dimana beli itu. Aku liat produknya ternyata Made in UK langsung juga aku chat Izzy, John dan Nadeem barangkali mereka bisa bantu karena tinggal di UK hehe. And see, I'll tell you if I get it. Let's scratch and let yourself go dear.

What I actually did ? So much walk, just because host family ku ini manusia alam banget. Sukak sama gunung kaya melebihi suka sama apapun, ngga heran aku kaya tinggal di tengah gunung gini.



Suatu siang, aku di ajak JALAN KAKI ke Centro di Longarone, padahal aku kaya ngantuk banget tapi jalan kaki bukan hal yang asing sebenernya. Aku bayanginnya aku lewatin terowongan itu dan jalan yang super landai. Eee ternyata selalu ada jalan cepet, jadi aku jalan di atas terowongan. Beruntunglah kau nak, aku jadi bisa beli Gelato. I don't know, Gelato is kind of mood booster for me. Perhaps haha

Di hari Kamis-Jumat di minggu ini juga aku ikut penasaran super soal kabar organisasiku di Indonesia, IPM sedang Musyawarah Ranting, sebentar lagi purna. Tambah-tambah adek-adek LIM-ku which mean pengurus yang masih MTs kangenn banget katanya sama aku, sedihnya belum jadi video-call. Banyak doa, dan salam jauh dari sini semoga nanti aku juga melabuh dengan senyum teduh.


PUASA PERTAMA DI ITALY

This is not kind of hard thing kokk. Karena semangatnya aku buat ngga melewatkan masa puasa 9 dan 10 Muharram. Cuma aku belum ngebiasain puasa Senin dan Kamis disini. But, totally puasa di musim autumn ngga menguras lebih banyak tenaga dibanding di Indonesia. Sama aja kok, cuma lebih butuh siap perut kalo sahur ngga bisa sekenyang di Indo. Juga harus jadi alarm buat diri sendiri, karena pasti ngga bakal ada adzan disini kecuali lewat aplikasi Muslim Pro atau harus cek berkali waktu, karena waktu sholatnya berubahnya lumayan banyak menit setiap hari.

Di waktu 9 Muharram aku juga dipenuhi penasaran sama proses perubahan warna daun di musim gugur ini. Karena aku nunggu banget gunung di depan rumahku ini kok ngga secepet gunung lain berubahnya, daun di pohonnya maksudnya bukan gunungnya loh ya, haha. Tibalah penawaran Mamma Linda buat ngajak aku ke gunung lain yang aku lebih bisa ngerasain dan ngelihat dengan lebih dekat.

Longarone emang the real hutann dan gunung. Aku dibawa ke cagar alam, dimana aku bisa liat banyak sungai yang jernih banget dan deres, ikan-ikannya sampe keliatan dari jembatan. Disitu Mamma cerita kalo di gunung-gunung disini ada semacam rumah buat singgah di sepanjang jalan menuju puncak namanya "Rifugo" nah ada di salah satu puncak ada semacam hotel kecil namanya "Altavia" jadi kita bisa tinggal beberapa hari tanpa khawatir makan, air dsb. Dari bawah nanti ada tali penghubung panjang ke puncak buat kirim makanan.

Sambil bayangin andai di Indonesia masyarakatnya sebegini perhatiannya sama para pecinta alam. Setahun ini, aku bakal lebih dekat lagi sama alam sebelum akhirnya menuntaskan pendidikanku di Jogja, kota campur aduk kota-alam-desa-kampung.


MENDAKI DI PORDENONE, REGIONE DI FRIULI



Yes, bisa jadi setiap minggu aku hiking. Atau allt least jalan di gunung beberapa jam. Sampe aku ngga ngerti seberapa cintanya Papá Aurelio sama gunung. Aku ngga nyangka aja weekend yang aku kira bakal aku habisin di rumah sambil masak-masak sederhana.

Aku kira aku bakal di ajak hanya ke Bendungan Vajont yang gede banget, yang dulu pernah menghempas Longarone sampai mayatnya bertebaran dimana-mana. Ribuan manusia meninggal, nanti di post ku yang lain akan aku ceritakan. Gimana cerita ini bakal jadi cerita turun-temurun generasi ke generasi disini.

Ternyata,

Lagi-lagi dibawa jalan ke gunung. Agak salah kostum banget. Sukanya ngga berkabar kalo akhirnya menuju gunung ini Papá Mamma. Aku dibawa ke sebuah gunung yang menghubungkan dua perkampungan Via Cosa e Via Erto, menyisir gunung kiranya 2 jam lebih. Landai-naik-flat-menurun sampai hadir di arena bebatuan yang bawahnya, here we go :



Danau yang gede banget panjang diantara banyak gunung, dan maju sedikit lagi Comune di  Prodenone keliatan. Aku baru sadar ternyata ini udah di beda Provinze, tepatnya di Friuli. Bangunan rumah-nya kebanyakan berbahan kayu. Dulu, para laki-laki kebanyakan merantau ke luar negeri sampai luar benua juga sedang perempuan dan anaknya menetap. Beberapa abad yang lalu banyak juga orang-orang Greek yang dibawa kesini. Sampai ada sebuah bangunan gereja yang di dinding menuju kesana ada lukisan apa yang biasa dilakuin disini semasa Paskah.



Aku bisa lebih jelas lebih tersentuh liat bunga gunung Italy dan daun pepohonan yang mulai berguguran - menguning. Sampai suara rusa yang berkali kedengeran. Merinding kan jadinya, haha

Aku jarang, sedekat ini dengan alam.

Yang muda gini masih kalah kuat dibanding host-parents ku yang menuju kepala 6. Maluu banget anyway :(( .  But, one day I will be very strong InsyaAllah.

Begitulah weekend-ku , di dekatkan dengan gunung. Takdir anak ndeso Temanggung kelempar juga ke ndeso di Italy yaaah begini.

Live your life. Life is a movie, let yourself go.


Belluno Italy

Nabiladinta.
11 Oktober 2017







By now, prolog yang kubuat adalah sebuah kabar bahwa aku sudah mulai terbiasa yeaaayy !!

Walaupun minggu awal yang sangat menyiksa pertahanan tubuhku, but you have to know it’s normal karena apa aku masih kaya terbeda just because serasa pake jaket yang kayaknya paling tebel diantara yang lainnya, jugan bibirku masih kering dan pecah-pecah apalagi kulit wajah yang perihnya minta ampun kalo dikasih air. But then, sebuah keberuntungan Ulima Nabila Adinta adalah diasuh sama apoteker hehe, jadilah aku dikasih lips balm dan cream yang pas awal dipake perihhh supeer, but now, I am okay :)

Aku mulai terbiasa naik bis sendiri, jadi aku berangkat dari rumah jam 7 nanti perjalanan sejam sekolah dari jam 8 – 12 (dan itu cuma berjalan dua minggu sekolah empat jam, berikutnya sampe jam 1). Sejam banget nih perjalanannya haha, padahal di Indonesia aku ngga pernah merasakan sekolah naik angkutan umum. Dari playgroup sampe SD sekolah di deket rumah tinggal jalan, merantau ke Jogja tinggal di asrama yang ke sekolah tinggal jalan, hufft.

Apa yang baru ?

1.       Kartu Italia

Yess di hari Senin 18 September kebetulan banget host sisterku Anna sama suaminya Dario makan siang di rumah. After this, aku di ajakin main kartu yang the only in Italy, sayangnya aku belum jago maen nih jadi belum bisa cerita disinu dan malemnya Papà Aurelio ngajakin maen karena Mamma masih gymnastic di Sedico. Bisa dibayangin, maen kartu yang masih belum paham betul, then Papà-ku yang nggabisa bahasa inggris. Jadilah saya semakin puyeeengg :’)




2.       Gelato Italy Pertama ((agak memalukan karena hampir dua minggu))

 


“Oh noo Nabila you’re crazy didn’t taste Gelato. You’re now in Italy” Alice said. Yaa memang belum :( . Makanya temenin dong, haha akhirnya aku berhasil beli Gelato pertama di deket bus station. Aku kenal temen baru lagi dia anak musik, temennya Alice namanya Gloria, she is really nice girl. Aku masih belum hafal dimana nomer bis-ku dan jam berapa, but I am okay kokk dan sampe rumah. Bahkan sehari aku habis dua Gelato haha, Due Gelati in un giorno. Sorenya nongkrong di cafè Longarone bareng host-sist ku Anna sambil ngobrol sejarah banjir besar di Longarone ditemani Gelato hihi. Nanti aku ceritakan tentang Longarone yang pernah hancur ini.




3.       Last Summer, Turns to Autumn



Yess, ngga tau kenapa di tanggal 20 September dimana itu Last Summer aku bisa senengg banget, udah mulai betah dan realize that now I am here, be focus please dear. Waktu itu juga matahari lebih sering muncul dibanding minggu sebelumnya. Malam itu, aku sekedar merenungi dengan menulis refleksi tentang Summer. Betapa dua Summer-ku pernah istimewa, yang pertama Summer di 2015 waktu exchange ke USA dan yang kedua di tanah gunung Italy ini. Ngga sabar menanti pergantian warna daun dan peralihan ke musim gugur, I hope meaningful Ya Allah please.


4. Keliling Centro di Belluno + Sholat di Taman

Jadi di suatu Jum'at aku diajak meet up sama Contact Personku namanya Giorgia Dal Fabro, uhh. Ternyata masih dua tahun di atasku, baru lulus SMA ahaa, dia Returnee AFS Norwegia and she shared a lot of things sekaligus traktir makan di Café tepat di downtown-nya Belluno. Someday bakal tak habisin banyak waktu soreku di sini :'). Aku baru menyadari betul-betul kalo Belluno ini so sepi sekali, kaya jalan kampung bukan kota. Aku jalan keliling sampe dijelasin makna bangunan di setiap sudutnya. Termasuk "DANTE" Pejuang yanh sangay femes disini. Ada gerbang besar yang nyeritain tentang dia.




Sampe bentuk center-nya yang setengah lingkaran inj buat penangkal jaman perang dulu. Unik banget, sampe kita bakal nemuin jalan di depan bangunan kuno itu yang dikasih nama "Portici" banyak hal tentang sebongkah sejarah di setiap kota di dunia. Tapi di Italy mereka membangun sendiri bagaimana cara mengenangnya, jadi siapa pun akan selalu ditarik mundur ke belakang untuk tidak melupakan sejarah negerinya.



Sampai waktu menjelang hampir ashar dan alu sampe rumah bakal setelah ashar. Aku mohon tolong ke Giorgia buat solat dhuhur. Aku terkesan agak 'ngotot' ya karena ini sebuah kewajiban yang ngga bisa ku tinggalin. Dengan banyak penjelasan ini itu sekaligus panjang akhirnya aku dapet tempat sholat di taman yang agak pinggir. Aku solat di rerumputan taman. Yess, bakal sedikti awkward memang. But, if you choose to obey you should be consistent right? Dan itu juga bakal jadi new feeling buat Giorgia. She told me, how wonder she is..



KETEMU AKBAARRR "COMUNE DI ASOLO"



Hari yang paling membahagiakan di minggu itu adalah ketemu si AKBAAARR, someone yang sama sama suka Pempek and he is Palembang-nese, Host Parents ku kasih weekend yang selalu bikin mood booster. Minggu siang di tengah gerimis yang menerjang they brought me to TREVISOO. Udah beda Provinze tapi masih di Region Veneto, perjalanan kira-kira dua jam. Akbar tinggal di deket Centro di Asolo, salah satu comune yang indah, seriously.



Jadilah kita ngeciwis barengan pake bahasa Indonesia di depan tv sedang host families kita berdua ngobrol di meja makan. Berkeluh kesah dan berbagi tawaa ciyeee, oh ya kali pertama aku solat jamaah ashar bareng Akbar sambil ngucapin iqomah, bahagia membuncah haha. Then, kita di ajak ke Centro di Asolo yang kalo jalan kaki kata Akbar bisa nyampe setengah jam-an.

Mamma Akbar yang nemenin kita keliling, jadi masih banyak sisa bangunan sejarah di kota kecil ini. Bahkan ada jalan dimana ada tulisan berjarak yang nyeritain sejarah tempat itu. Masih ada juga castle yang kalo dilihat dari atas Asolo indahh sekali guys. Waaa, akhirnya bisa kibarkan bendera merah putih foto bareng Akbar. Jalan keliling, tapi Asolo nih tempatnya para borju karena mahal-mahal sekali beli apa pun disini, banyak juga wisatawan.

Anyway, baru aja Centro di Asolo disewa Kerajaan Inggris buat suatu pernikahan. Sampe se-hotel disewa jalan ditutup, hmm bukan kamar loh yang disewa tapi hotel. Sampe masih ada yang belum diberesin di castel, dimana tempat itu buat dinner acara gede itu. Sampai akhirnya menjelang matahari tenggelam kita berlima masih berkeliling di Centro di Asolo, ada tulisan penghibur yang gede di centernya



LIVE IS A MOVIE,



Hot Chocolate jadi akhir perjalananku di minggu itu. Cafè yang kata Akbar terkenal hehe tapi terjangkau harganya, disitulah aku dan Akbar menyimpulkan kalo keluarga di Italy itu hangat-hangat dan gampang saling cocok, liat aja host parents kita dah ngobrol dengan sangat akrabnya kaya udah kenal lama. Liat si Akbar juga dah bagus aja bahasa Italynya, aku jadi belajar dan semangat buat praktek terus.


“Ho passato una bella giornata, Grazie Mille Mamma Linda e Papà Aurelio”

That’s all. Nanti terus ya banyak cerita kehidupanku disini, kalo ada apapun yang di kepo-in dan pingin langsung nanya bisa langsung PC okeey :), that would love to share anything. Biar kita bisa saling berbagi duniaaaa aaa, nice.



Berakhir di hangatnya Belluno di ruang perpustakaan sekolah.

Masih ada banyak minggu tersisa, tetap membangun asa dear:)



Belluno 17°



Nabiladinta. 06-10-2017






Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Cari Blog Ini

POPULAR POSTS

  • Hari-Hari di Pamulang (3)
  • 2024: a magic of ordinary days
  • Tentang Bisa Punya Waktu Tanpa Libur
  • pagi yang aneh

Categories

AFS Italy 2017-2018 Self Talk Hijrah Malaysia Ramadhan di Italia
Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • April 2025 (1)
  • Desember 2024 (1)
  • Juni 2024 (5)
  • Januari 2024 (1)
  • Desember 2023 (1)
  • September 2023 (1)
  • Agustus 2023 (3)
  • Februari 2023 (1)
  • Januari 2023 (1)
  • Desember 2022 (1)
  • November 2022 (1)
  • September 2022 (1)
  • Agustus 2022 (3)
  • Mei 2022 (3)
  • April 2022 (10)
  • Februari 2022 (1)
  • Desember 2021 (2)
  • November 2021 (1)
  • Oktober 2021 (2)
  • September 2021 (1)
  • Agustus 2021 (2)
  • Juli 2021 (3)
  • Juni 2021 (2)
  • Mei 2021 (1)
  • April 2021 (2)
  • Januari 2021 (2)
  • Desember 2020 (2)
  • November 2020 (1)
  • Oktober 2020 (11)
  • September 2020 (1)
  • Agustus 2020 (2)
  • Juli 2020 (2)
  • Juni 2020 (1)
  • Mei 2020 (19)
  • April 2020 (7)
  • Maret 2020 (2)
  • Januari 2020 (1)
  • Oktober 2019 (1)
  • September 2019 (1)
  • Agustus 2019 (1)
  • Juli 2019 (1)
  • Mei 2019 (1)
  • Maret 2019 (1)
  • Februari 2019 (2)
  • Januari 2019 (1)
  • November 2018 (1)
  • Agustus 2018 (1)
  • Mei 2018 (2)
  • April 2018 (4)
  • Maret 2018 (4)
  • Februari 2018 (5)
  • Januari 2018 (7)
  • Desember 2017 (9)
  • November 2017 (6)
  • Oktober 2017 (6)
  • September 2017 (7)
  • Agustus 2017 (2)
  • Juni 2017 (12)
  • Mei 2017 (11)
  • April 2017 (6)
  • Maret 2017 (3)
  • Februari 2017 (4)
  • Januari 2017 (2)
  • Desember 2016 (5)
  • November 2016 (6)
  • Oktober 2016 (6)
  • September 2016 (5)
  • Agustus 2016 (1)
  • Juli 2016 (1)
  • Juni 2016 (6)
  • April 2016 (2)
  • Februari 2016 (1)
  • Januari 2016 (2)
  • Desember 2015 (1)
  • November 2015 (3)
  • Agustus 2015 (1)
  • Juli 2015 (1)
  • Juni 2015 (4)
  • Mei 2015 (1)
  • April 2015 (2)
  • Februari 2015 (6)
  • Januari 2015 (3)
  • Desember 2014 (4)
  • November 2014 (14)
  • Oktober 2014 (2)
  • Agustus 2014 (3)
  • Juni 2014 (12)

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates