Nabiloski De Pellegrini





Be Strong
Be Alone
But not Lonely
-Febriyanti-

Tulisnya di Kota Tua di seminggu lebih dua hari yang lalu. Tepat di weekend seantero dunia, yang ku tebak di sore hari tambah semilirnya angin Kota Tua. Siapa aja yang pernah kesana bakal di pelet jangan lupa ya dateng lagi. Petuah pendek yang terbungkus rapi di amplop yang ada card bergambar boneka wayang lucu berkuda. Anyway, terimakasih ya yang udah kasih aku card ini haha. Semoga dibalas dengan perjalanan yang lebih menakjubkan. Hehe

Seketika aku menilik buku kecil karya Febriyanti dan kawannya yang di jual 30K, bukunya dibeli sama kawanku uang kasih aku card. Karya Solo Traveler si Febriyanti dan kawannya, so mereka pisah ke dua negara yang beda lalu bikin buku kecil itu. Banyak kumpulan fotografi di sudut-sudut kota di negara-negara yang mereka jelajahi sekaligus lirik lagu yang menemani di setiap sudutnya. Jadi kata prolog tulisan ini asal katanya dari buku itu.

Dalam hati, aku banyak berharap bisa kaya mereka. Sendirian kemana-mana bukan berarti dalam kesendirian kan, anyway. That's fine. Perasaan rindu Kota Tua muncul hahaha. Masih ada tempat semilir di tengah hiruk pikuk Ibu Kota. Hampir dalam setiap perjalananku, aku memang mengawali sendiri dari asalku tapi sampai di lokasi selalu ada kawan perjalanan yang ngga tanggung-tanggung menemani sekaligus jadi yang berharga karena bisa ambil momen terbaik dengan lensa sederhana. Hadeuh, Thanks to Allah.

Gara-gara dapet card itu dari kawanku yang baru ke Kota Tua dan diceritain perjalanannya di pengambilan jeda sebentar sebelum job-nya penuh seminggu ke depan. Heu, jangan bikin tambah pingin dong ya, yang di sini bingung ngisi daily activity sambil menghitung mundur hari yang semakin berkurang.

"Hei Bil. Besok Jumat kita flashmob di Kota Tua!" semuanya berkeliling bilang gitu. Iya iya, agak sedikit ragu. Apa iya aku masih di Ibu Kota. Finally aku ambil jeda sehari lebih biar stay fit ini badan langsung caw ke Kota Tua dari Pamulang, Tangerang Selatan "sendiri".

Anyway, aku semakin lihai naik KRL atau Commuter Line sendiri. Dari mulai beli tiket naik lewat peron sebelah mana sampai transit dan harus ganti peron berapa biar sampe tujuan. Pengalaman bulan Juni yang keblabasan, harusnya turun di Stasiun Gondangdiya malah ketutup pintu kereta yang sekilas aja bukanya jadi turun Stasiun Cikini. Berlanjut naik Bajaj, bukan karena ngga bisa naek KRL lagi tapi karena bodohnya aku malah keluar jadi card KRL nya udah habis. Harus ngisi lagi. Aduh jaman masih lola dan butuh sekali Travel Trip rasa-rasanyaa, lol sekali kan yaa.

But. No for now,

KRL yang lumayan panjang dan dua kali transit berhasil aku lalui. Naik dari Rawa Buntu terus transit di Tanah Abang yang ngga usah ditanya kaya lautan manusia, ganti kereta turun Manggarai caw lagi ke arah Stasiun Jakarta Kota. Kereta terakhir, tarik nafasss untung lumayan sepi.

Stasiun Jakarta Kota itu semacam tambatan terakhir, jadi menuju kemana aja bisa dari Jakarta Kota. Udah di ujung banget. Ahahaa, senengnya ada kawan yang jemput. Jalan kira-kira 100 meter ke arah Kota Tua. Peserta Jambore keliatan kinclong pake baju merahnya. Nantinya mereka bakal ganti baju adat masing-masing. Ngobrol ngalor ngidul sama siapa aja disitu. Ngga kuat liat Kang Hilal yang lagi kalut ngga karuan tapi masih bisa hahahehe, liat si Mirza yang ngadem habis selesei Musyran. Dan ya liat yang lainnya ngga sabar menanti sore, penghujung yang dinanti.

---

Di tengah itu semua Umi Unnik memanggil, aku harus segera ke sekretariat Wakil Presiden di Jalan Kebon Sirih, jadilah ber-KRL ria sampe ke Stasiun Gondangdiya. Nah kali ini aku berhasil turun ke stasiun ini, haha. Aku diuntungkan dengan card kawanku yang super baik, ngga usah disebut dibayangin aja orangnya siapa juga bakal kebayang. Jalan agak lumayan sampai di Jalan Kebon Sirih. Masuk kantor yang super ketat itu beuuuuh.

You have to know, disana aku dan tim madrasah mengantarkan surat ucapan terima kasih dan bakpia 2 pak, ala madrasahnya aku banget yang sangat njogjani kalo kasih buah tangan. Ayeeee:)). Berpisah dengan foto bareng Umi sayang. Aku memutuskan balik lagi ke Kota Tua, disana semua sedang siap buat berlaga. Bentar lagi sore!! Team Photographer yang badai tambah baju adat peserta nggak kalah mengkilap-mengkilap. Udah kaya siap naek panggung buat ditonton ribuan masa. Eh lebay deh ya, gapapa.

---

Sore itu. Tentang Bumi Muda

100 pelajar Indonesia berjiwa muda ditemani baju adat dan sembari membawa nama daerah masing-masing menyebar ke seantero Kota Tua. Mereka hanya ingin menceritakan kenapa kita harus percaya dan bangga Indonesia. Ya, mereka sedang jadi -story teller- pengunjung Kota Tua. Bahkan ke tourist manca negara sekali pun. Nah, bagian yang bikin merinding adalah ketika semua menuju ke center, ke arah sound system.

FLASHMOOOBBB!!

Tanpa babibu. Semua joget. Yang ada di arena itu mendekat. Bahkan yang macak hantu kuntilanak, pahlawan, bule-bule Europe dan siapa aja. Pun aku. Lagu Kita Bisa sebagai intinya ditambah lagu yang paling dalem Rayuan Pulau Kelapa dan Indonesia Raya.

Deep down. I love Indonesia!!

Di Kota Tua, aku punya Q time for lunch and dinner. Obrolan yang ngga pernah ngebosenin di arena syahdunya Kota Tua. Di bangku dua panjang dan bermeja kayu satu. Kawan ber-empat yang ala-ala ini. Sama-sama pernah di posisi pertarungan yang sama tapi yang jebol sampe finish hanyalah Kang Hilal. Haha jadilah bikin keputusan ala Jakarta. Pertarungan beda laga dan di tahun yang berbeda tapi sama jenisnya.

Sayangnya kurang satu yang selalu tertinggal momen, dia adalah Mbak Manda Danastri. Jadinya aku tetep The Only Woman. Three for men nya adalah Kang Hilal, Mirza Yusuf dan Aunillah Ahmad. Yang paling lucu ya jelas Kang Hilal. Selalu ngomong, "Pokoknya jangan lupain persahabatan kita ya. Nantinya kalo kita udah berkepentingan, wkwkw." haha kalo gitu aku aja deh yang ngga usah jadi apa-apa biar kalo saling berkepentingan ada adem-nya, ada yang netral. Obrolan yang gaje sampe yang berfaedah, ngga pernah ngebosenin. Nongkrong dari sebelum maghrib sampe malem juga tidaaa bosaan. That's why aku bela-belain mampir.

Sampai di penghujung senja. Mengabadikan momen itu soo penting sekali. Gaya ala ala yang kalo di liat-liat lagi haduuuh, kok bisa-bisanya.

That's why. Aku selalu bersyukur diberi kawan yang sedemikian rupa dan apa adanya dengan hidup. Tanah menginjak yang selalu memberi makna dan khas di setiap kota. Aku selalu punya romantisme ber-nasionalisme. Meskipun kamu berjalan sendiri, tapi sejatinya kamu bukan dalam kesendirian.

Be Strong
Be Alone
But not lonely,

Salam kawan,

di tulis di senja di balkon atas rumah
Agustus 15, 2017

Teruntuk Senja yang baru saja menyingsing.

Berat untuk bernafas pada kurun beberapa hari ini. Banyak fase berpindah yang sedang aku lalui. Entah berpindah dari satu kawan ke kawan lain, berpindah dari satu kota ke kota lain. Dari rumah untuk pergi kemudian harus kembali.

Menghitung hari. H-24

Sebelum kapal terbang barang hasil modernisasi menerbangkanku ke ruang udara dengan atap langit yang akan berbeda. Sejujurnya terlalu banyak yang ingin aku ceritakan. Tapi pelan dulu, biar perlahan aku menikmati yang namanya mengalami. Denganmu, mereka atau pun dengan diriku sendiri.

Berat. Meninggalkan jogja dalam beberapa hari ini, mengingat terlalu banyak manusia berharga disana, mungkin juga banyak hal yang sedang bergemuruh disana. Kalau ditanya? Kamu sedang apa bil? Aku sedang bersiap untuk berlaga, kalau di ibaratkan roller coaster, aku sedang mau duduk di kursinya baru bersiap memakai sabuk supaya tidak jatuh terhantam.

Aku sedang menyalami, para support system terbesarku yang berhasil mengantarkanku untuk naik Roller Coaster. Yang telah mengenalku namun tidak begitu dekat barang mungkin aku sapa dengan melambaikan tangan. Yeah, bukan berpisah selamanya kok hanya sedang butuh jeda saja buat Kapten Nabila membuat Lifetime dengan dirinya yang sedang ia pimpin sendiri, di negeri nun jauh disana.

Sedih-Bahagia-Kalut-Puas bercampur menjadi perasaan tak terdefinisikan, hampir semuanya beresonansi sama. Berpindah, berjalan, bernafas yang wajar menurut ukuranku. Yang sedang aku rawat dengan tenang. Jangan terburu, banyaklah berguru kepada siapa pun nanti.

Yang tadinya dekat biasa saja, tiba tiba menjelma menjadi sangat dekat. Yang tadinya sangat dekat tiba tiba hilang pergi tak beraturan. Yang sangat jauh tiba tiba datang meskipun sekedar mengulurkan tangan, semuanya berarti kok. Ada yang datang dan pergi, yang pada kemudian semoga kembali ya.

Menghitung. Hampir ku lakukan setiap harinya. Seperti bumi berotasi, mengelilingi. Seperti itu juga aku sedang membuat my lifetime bond dengan mereka, support system. Siapa? Tidak usah disebut siapa saja, dua orang yang pasti adalah bapak ibu. Yang menjelma menjadi lebih protektif, haha. Yang pasti khawatir dan mau memastikan putri sulungnya sehat sampai berangkat.

Kalau ditanya, aku sedang bergumuruh, bergelora dengan sangat membara. Ada kamu, dia dan mereka yang kadang menyesakkan dada. Tapi dalam satu waktu menenangkan jiwa. Intinya tetap sama, kamu dan mereka berarti. Tetap ingat aku, sebelum akhirnya pergi untuk tetap kembali.

Lifetime bond, sebentar lagi aku akan membuktikan siapa yang sejatinya kawan di saat dua dunia terpisah.


Di bangku bis dari Jakarta menuju Temanggung, tanah lahir

Agustus, 13 2017
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Cari Blog Ini

POPULAR POSTS

  • Hari-Hari di Pamulang (3)
  • 2024: a magic of ordinary days
  • Tentang Bisa Punya Waktu Tanpa Libur
  • pagi yang aneh

Categories

AFS Italy 2017-2018 Self Talk Hijrah Malaysia Ramadhan di Italia
Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • April 2025 (1)
  • Desember 2024 (1)
  • Juni 2024 (5)
  • Januari 2024 (1)
  • Desember 2023 (1)
  • September 2023 (1)
  • Agustus 2023 (3)
  • Februari 2023 (1)
  • Januari 2023 (1)
  • Desember 2022 (1)
  • November 2022 (1)
  • September 2022 (1)
  • Agustus 2022 (3)
  • Mei 2022 (3)
  • April 2022 (10)
  • Februari 2022 (1)
  • Desember 2021 (2)
  • November 2021 (1)
  • Oktober 2021 (2)
  • September 2021 (1)
  • Agustus 2021 (2)
  • Juli 2021 (3)
  • Juni 2021 (2)
  • Mei 2021 (1)
  • April 2021 (2)
  • Januari 2021 (2)
  • Desember 2020 (2)
  • November 2020 (1)
  • Oktober 2020 (11)
  • September 2020 (1)
  • Agustus 2020 (2)
  • Juli 2020 (2)
  • Juni 2020 (1)
  • Mei 2020 (19)
  • April 2020 (7)
  • Maret 2020 (2)
  • Januari 2020 (1)
  • Oktober 2019 (1)
  • September 2019 (1)
  • Agustus 2019 (1)
  • Juli 2019 (1)
  • Mei 2019 (1)
  • Maret 2019 (1)
  • Februari 2019 (2)
  • Januari 2019 (1)
  • November 2018 (1)
  • Agustus 2018 (1)
  • Mei 2018 (2)
  • April 2018 (4)
  • Maret 2018 (4)
  • Februari 2018 (5)
  • Januari 2018 (7)
  • Desember 2017 (9)
  • November 2017 (6)
  • Oktober 2017 (6)
  • September 2017 (7)
  • Agustus 2017 (2)
  • Juni 2017 (12)
  • Mei 2017 (11)
  • April 2017 (6)
  • Maret 2017 (3)
  • Februari 2017 (4)
  • Januari 2017 (2)
  • Desember 2016 (5)
  • November 2016 (6)
  • Oktober 2016 (6)
  • September 2016 (5)
  • Agustus 2016 (1)
  • Juli 2016 (1)
  • Juni 2016 (6)
  • April 2016 (2)
  • Februari 2016 (1)
  • Januari 2016 (2)
  • Desember 2015 (1)
  • November 2015 (3)
  • Agustus 2015 (1)
  • Juli 2015 (1)
  • Juni 2015 (4)
  • Mei 2015 (1)
  • April 2015 (2)
  • Februari 2015 (6)
  • Januari 2015 (3)
  • Desember 2014 (4)
  • November 2014 (14)
  • Oktober 2014 (2)
  • Agustus 2014 (3)
  • Juni 2014 (12)

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates