Nabiloski De Pellegrini

Heyy, baru kemarin aku menyudahi lalu menarik nafas kencang untuk angin yang nantinya akan aku lewati pada kota yang merindukan untuk kusapa, Kulon Progo - Sleman - Jakarta


Finally, I already through my hard day(s) to think independently
But, there is always my friends beside me, there's always my works accompany me

Teruntuk...
hari-hari lalu yang terlewati, dengan deretan ribuan kata tanpa ampun kucermati, ranjang hangat yang tersetia menemani dengan kegelisahan hati dan akal untuk mengertimu dengan sangat, buku-buku dan kertas-kertas yang tanpa ku tolak ku dekati. Aku baru saja menikmati lantunan berirama tahunan di rutinitas sekolah. Penilaian Akhir Semester

Teruntuk PAS lalu, bagiku kamu hanya sela dimana aku bisa menghembus nafas lebih lega dan tenang karena kamu berhasil memberhentikanku untuk gamang dengan segala kesibukan, mengayun dengan segala rutinitas organisasi, lalu memberhentikanku membaca bacaan-bacaan gila karena kamu memintaku untuk fokus pada mata pelajaran sekolah yang masyaallah sekali, seperti aku duakan ya selama ini ?

Tenang saja, aku tetap mengerti untuk menyeimbangkan irama rutinitasku yang semoga sampai penghujung sebelum perayaan yang bakal menjadi ajang tahunan. LUSTRUM, semoga nantinya semakin dinanti karena dirasakan kemerduannya yang menghibur hati. Didedikasikan penuh dari IPM ku-mu-mereka-kita semua. Semoga aku sama sekali tidak memasuki ruang remidial yang cukup menyebalkan diingat, semoga remidialku hanya terhitung jari sampai pada tahun kelima ini.

Terimakasih yang lalu-lalu, selamat menanti Desember
Salam dari penghujung November

Jangan lupa, aku tau. Kulon Progo - Sleman - Jakarta sedang menantiku
Semoga ada jeda untuk menyapa tanahku, Kota Tembakau ((Temanggung))
Untuk aku nikmati setiap larik ceritanya, yang semoga tidak sunyi


 Kelebihan itu anugerah juga kutukan - Kata Ubaidillah yang dia petik dari Spiderman, semoga kamu Super Man Ever yaa

Dia adalah Mukhamad Ubaidillah

Aku biasa memanggilnya Mas Ubaid. Aku mengenalnya sejak bangku putih merah, sejak aku pembinaan bareng untuk persiapan lomba menggambar tingkat kecamatan. Sejak dia menggambarkan Andong yang ada Kuda, supercool man because he likes H O R S E - J A R A N. Dia suka sekali dengan Kuda, melebihi sukanya ke perempuan yang dia suka malah. Lihat saja dia, sedang menggambar kuda kan ? Pasalnya, dia sedang bersamaku dan sahabatku yang lain di Desa Rowoseneng Kandangan Temanggung sewaktu Bakti Sosial dari anak abal-abal yang berusaha membebali setiap jalan di Temanggung lalu mengulur waktu untuk selalu bisa dirasakan keberadaannya. Dia luar biasa, satu dari sekian sahabatku yang spesial, bisa menjadi Kakak tersetia yang mendengarkan keluh kesah adeknya. Ternyata walaupun aku ditakdirkan menjadi si sulung, Semesta punya cara lain supaya aku bisa menjadi adeknya sang kakak. Kupanggil dia Ubaidillah

Bercengkerama dengannya seperti tidak pernah menemukan ujung, entah soal apapun. Soal jatuh cinta, Tuhan, semesta, islam, sampai hal terkonyol. Hidupnya sangat konyol tapi super, di setiap kekonyolan yang dia jejaki selalu ada saja yang mengundang tawa dan mengusir kegundahan atas hidup yang katanya 'selalu ada optimisme Nabila'. Sepertinya Tuhan sayang sekali dengannya, ketika dia menghadapi perjuangan pendidikannya dari SD Muhammadiyah - Pesantren - MTs N - sampai sekolah bertaraf internasional di SMA Semesta Semarang sangat berbeda jika kalian tau. Si Ubaidillah ini selalu bikin guru-gurunya jengkel, kesel, takjub, bingung, sekaligus mumet menghadapi dirinya. Seperti keberaniannya berjualan ala Nabi Muhammad di sekolahnya sekarang, yang bikin komunitas lain di sekolahnya 'iri super' tapi bapak gurunya sangat mensuportnya.

Dia lelaki pemikir yang unik, sewaktu kelas 5 SD dia sudah berfikir tentang Tuhan, Agama, dan Semesta sampai menanyakan eksistensi Tuhan. Ampuuuun, bisa dibayangkan se-konyol apalagi yang dia bayangkan sekarang ? Dia sudah lebih berumur dari sekedar anak sekolah dasar. Ake serasa punya teman berfikir yang seirama saat aku juga memikirkan semesta dan takdir Tuhan.

Dia sederhana, penuh cerita. Walaupun matematika tetap rumit baginya, tapi dia menyederhanakan persoalan matematika saat dia ujian nasional, penuh keringat darah tapi hasilnya tidak semerah darah masih kelabu katanya. Tapi apa ? Dia menyederhanakan, makna belajar adalah prosesnya bukan hasilnya. 

Dia puitis, sastrawan yang punya segudang ide kata. Aku sampai terheran, kok bisa-bisanya perempuan di dekatnya tidak lama-lama di dekatnya padahal boleh jadi dia sangat romantis dengan segudang katanya. Selalu menyenangkan membincangkan soal masa remaja dengannya. Bagaimana galaunya aku, bagaimana bahagianya aku, bagaimana bapernya aku, bagaimana rasa digantungkannya seorang perempuan aku ceritakan padanya. Akhirnya aku tersentak karena aku belajar sisi lain dari seorang laki-laki dengannya. Tidak melulu aku menganggap laki-laki seperti stereotip kebanyakan orang, karena masih ada yang berbeda seperti Ubaidillah. 

Dia amat cerdas - jenius, dia bisa mendefinisikan kehidupan atas mimpi-mimpinya dengan jalan terjal yang amat berbeda. Tidak seperti yang lainnya, sekolah hanya sekedar sekolah, jatuh cinta seperti biasanya, berbisnis ala anak muda, bernegosiasi, berkonyol ria dan lain sebagainya. Tidak. Dia amat berbeda. Dia bisa hadir di tengah banyak warna diantara golongan muda hingga golongan tua.

Dia selalu mau belajar, hanya rasa malas yang aku terkadang sebal darinya padahal aku sudah mau membantu huuffft -__-. 

Itu dia, Mukhamad Ubaidillah, Pecinta Jaran, Pecinta Kata, Perindu Perempuan Sederhana dan Qona'ah katanya.

Terimakasih banyak
Tetap menjadi sang kakak yang baik untuk Nabila :)


Komputer masuk ilegal di perpustakaan 10:14 25-10-16
Best Wishes,


Nabiladinta






Seseorang akan benar-benar bahagia, gelisah saat dia terjatuh tanpa sengaja lalu boleh jadi semakin terjatuh. Karena hati nantinya juga akan memilih hati.

Momentum. Tanpa momentum aku tidak akan menemukanmu. Meskipun sekedar untuk bercengkerama lalu melepas tawa. Tanpa momentum aku tidak akan terjatuh, karena kamu yang membuatku semakin jatuh. Tanpa momentum, kamu pun tidak akan menemukanku dengan segalanya yang katamu pantas diperjuangkan. Tanpa momentum kamu tidak akan se- ajaib itu. Karena bagiku kamu sangat ajaib. Sekejap. Kamu mampu membuatku bingung, gundah, gelisah, bercampur dengan bahagia lalu tertawa penuh dalam hati. Kalau kamu tahu, aku selalu tertawa tanpa muka. Menyimpannya dan membiarkannya berjalan dalam diam. Tanpa sadar aku semakin berasa dan kamu semakin mencampurinya tanpa ampun, mengetuk begitu saja. 

Dalam setiap detik waktuku aku berusaha menetralisir. Karena aku ingin menjaga tubuhku tetap terbungkus rapi dan fitrahku tetap suci. Terlalu berkhayal ya ? Sudahlah. Aku tahu meskipun tidak akan sesempurna itu. Setidaknya aku berusaha menjadi penyempurna. Kamu, aku merindu setiap cengkerama kita. Obrolan singkat tanpa rasa lalu menjadi makna tak terluapkan. Guyonan yang tanpa sadar mengendalikan aku denganmu (sepertinya). Semoga esok akan tetap sama ditengah segalanya yang serba mengejutkan. Aku ingin menikmati yang semoga saja tanpa pengharapan berlebih. 

Kamu masih saja menjadi alasanku diam. Diam memperhatikanmu. Melupakan walau tak ingin. Mencari tau walau tak peduli

Segalanya tetap saja atas kendali-Nya. Lantas, hanya doa yang aku panjatkan. Karena mendoakan adalah cara mencintai paling sederhana. Kepada seseorang yang dirindu semesta. Kepada seseorang yang memautkan hatinya untuk agama dan ke-islami-an semesta. Kepadamu, aku merindu.

Best Wishes,


Nabiladinta


In the name of Allah
Ini adalah pesawat ke 11 Ini adalah Maskapai Lion ke 3
Perjalanan mengarungi langit Melawan waktu, tanpa batas


Tanpa melawan, safarnamaku ke Samarinda baru saja terlewati. Sekejap tanpa kesadaran penuh kuasa barang hasil modernisasi lagi-lagi menerbangkanku dengan meninggalkan rindu yang mendalam tentunya di kota itu. Burung terbang yang melawan waktu.  

Sejak pukul satu lebih WITA aku kembali menyelami jalanan sunyi Samarinda - Balikpapan. Tanpa kuduga pula, aku ber-6 bersama supir, Alwan, Wafiq, Alfred, dan Mas Ganjar (Wartawan Suara Muhammadiyah). Cukup konyol cerita-ceritaku di Samarinda, sampai ada guyonan dari Mas Nabhan, "Gila Nab nomermu disimpen sama wartawan senior lho," sewaktu aku berembug dengan Mas Ganjar transport ke Balikpapan.

Sampai ada lagi cerita sesore itu aku diboyong ambulance yang sangat ngebut tambah sirine dinyalain. Bisa dibayangin ? Betapa malunya jadi aku ditonton ratusan orang di hall sebesar itu. Betapa malunya jadi aku , KOKAM berjibun menuhin sekelilingku. Betapa malunya jadi aku setelah di cek darah ternyata aku pun tidak sedang kenapa-kenapa. Sampai yang boyong aku ke rumah sakit nggak pake sandal, mereka Mas Aunillah dan Fafatku. Tiba-tiba juga ada Mbak Maharina, kenalanku beliau PW IPM Jatim ikut ngeboyong aku. Kita sampai bikin ribut di IGD. Separah apa sih aku ini? Kalo kata Mas Aunillah, "lima menit lagi kamu dah mati bil!"

Finally, kita sempet lihat korban BOM Gereja di Samarinda mau masuk RSUD. Mengerikan. Tapi aku penasaran sampai-sampai di paksa pergi sama Mas Eko, Alfred, dan Mas Aunillah. Aku tetap saja sangat penasaran. Empat jam di rumah sakit sangat menggelikan dan menampar aku rasanya,

Kenapa kamu tidak bisa mengendalikan dirimu Nabila? Sampai tubuhmu berontak? Maafkan aku, aku hanya tidak bisa tinggal diam di situasi-situasi yang mengharuskan kita bergerak.

Samarinda, Kota Tepian yang mengenalkanku dengan episode menarik soal Indonesia, Muhammadiyah, sampai hal terkecil yaitu persoalan hati. Hati yang beberapa kali dirundung gelisah. Hati yang beberapa kali seperti dijemput malaikat, karena aku sangat bahagia. Aku sangat mensyukuri. Sesederhana itu.

Episode termenarik lagi adalah, bisa menikmati Roof Top yang ditemuin Mas Nabhan, pun akhirnya Aku, Alfred, dan Mas Nabhan kesana melihat kota Samarinda lebih tinggi di saat malam terakhirku.Meskipun sedikit menyayangkan karena nggak punya kesempatan lagi buat melihat di waktu terang. Ah sudahlah bil, ini sudah cukup membahagiakan dan sangat mengejutkan. 

Lalu aku menemukan lagi jalan menuju mimpiku, menuju ruang dunia yang lain, yang dibantu orang yang super baik, dia memang selalu baik. Membantuku di saat-saat terdesak, bukan hanya di Kota Tepian, tapi Kota Pahlawan dan Kota Pelajar. Terimakasih, kau penuh dedikasi. Sigap dan selalu siap membantu siapa saja. Semoga Allah mengantarkanmu pada mimpimu dan mendekatkanmu pada dunia, I believe the world need you so much my bro. The world is as marvelous as you make it. Tetap berdedikasi, sekali lagi, Terimakasih banyak.
Sebelum penerbanganku menuju Yogyakarta, aku bertemu kata yang sangat bijak,
Ndak usah buru buru... 

Diam menghanyutkan, bergerak mematikan, 4:07 WITA


Well, thank you so much my bro. You're truly a kind man ever.

Anak Jambore Pelajar 3 Generasi 'Hilal - Aunillah - Nabila - Andisa - Puput' bersama Kak Huda Ketum PP IPM 14/16 dan Lambang si anak RadioMu

Lastly I'd like to say thank yo so much to everyone : Alfreda teman seperjuangan sejak 3 tahun lalu, Wafiq, dan Alwan rekan se- sekolah kader, Mbak Linta kakak kelas sejak TK-Aliyah yang jadi Ibu super di Kota Tepian, Mas Nabhan dan Mbak Aul yang sangat ngemong dan jadi kakak yang super baik, Mas Aunillah yang baiknya ngga kesangka, Mas Syahrul kakak satu almamater atas segala sharingnya sukses ya majuin IPM Surabaya, Mas Ibnu koor kontingen DIY yang luar biasa tanggung jawabnya, Mbak Maharina my best roomie di Surabaya yang sayang banget sama aku ditunggu lagi kabarnya semoga mujur sampe PP IPM, Kang Hilal temen fasilitator Jambore Maarif Institute sukses sekum PD IPM Banten nya, dan semuanya yang penuh inspirasi dan dedikasi di Muktamar XX IPM ini !


Mbak Maharina, my best roomie in Surabaya while being Facilitator Jambore Pelajar 2016

Semoga tetap berjaya !
Kita tetap Kader Merdeka
Kita tetap Berdedikasi dan Menginspirasi, semoga.

Hamdalah, sampai pada pesawat ke 11 ini kesemuanya adalah free total
Semoga penerbangan selanjutnya akan mengantarkanku pada ruang dunia yang lain
Ruang dunia yang akan mempertemukanku dengan lebih banyak World Peacemaker 
Ruang dunia yang akan mempertemukanku Spirit Young then, Young in Action

Doaku, semoga dilancarkan sampai 2017 di benua ke 3 perantauanku
Setelah Korea Selatan di Asia dan Amerika Serikat

Karena perjalanan akan mengantarkanmu dari tidak bisa berbicara sampai kamu menjadi Sang Pencerita.
Karena mimpi mengatasi waktu

Terimakasih atas pagi dalam dua dimensi waktu yang mengejutkan




Bangku Mobil menuju Kota Jogja,
Sampai jumpa di lain waktu 

Regards,


Nabiladinta 8:03 WIB





Salamullah Kota Tepian,

Samarinda kota yang boleh jadi tidak pernah masuk daftar list priority untuk dikunjungi Ulima Nabila. Tapi Allah selalu punya cara menarik yang memikat hamba-Nya sampai melebihi magnet. Berkelana. Sesederhana itu kan ?

Banyak hal di dalam sebuah perjalanan yang sulit kita lukiskan dalam bayang pikiran dan kalbu karena meskipun kita merencanakan sepenuhnya, seringkali yang sepenuhnya itu tidak terpenuhi tapi terlengkapi dengan kehadiran sesuatu yang jauh lebih mengejutkan dan harus kita syukuri.

Sesederhana itu.

Sejak dua hari lalu aku berpijak di Samarinda yang mungkin jadi ‘observer amatir’ nggak keruan karna FYI aja dateng tanggal 11 tapi opening Muktamar baru tanggal 14 itu pun masih besok. Tapi buat Ulima Nabila, gabut itu sesuatu yang nggak boleh ada di setiap detik waktu yang berjalan. Dalam batin yang terselubung, sebenernya nyari inisiatif supaya waktu ngga kebuang ngga semudah yang diomongin. But, Allah more knows dear aku dipertemukan dengan sodara yang super baik, Bude Yayuk dan Mbak Rida. Dengan segala kerendahan hati aku Alfred dan Mbaa Aul ditemenin ke Masjid Baitul Muttaqien Islamic Center Samarinda. How pleasure I am, How beautiful what Allah created, anyway percaya deh segalanya bakal Allah perhitungkan dan ngga setengah-setengah ngasih yang paling terbaik and automatically make you pleasure and more thankful.

Kabar tergembira yang kesekian kali lagi adalah : Peserta Peninjau yang awalnya semi-legal dapet chance BUAT JADI NOTULENSI SIDANG KONPIWIL HINGGA MUKTAMAR under the command of Mbak Linta, tamu terspesial setelah dua hari aku nyampe Samarinda. Nah, Percaya ?

What a pretty Allah’s plan my sist my broo

So, aku pikir ini ‘enough’ untuk disyukuri bagaimana pun caranya. Setiap sesuatu pasti ada hikmahnya. Setiap waktu yang kamu anggap tidak pasti sesungguhnya itu adalah kepastian yang sedang Allah persiapkan supaya kamu yakin bahwa itu yang terbaik. Ketidakpastian adalah kepastian yang terbaik, kerap kali.

Anyway, Thanks a lot. Super thanks Allah, dan buat yang tersetia membersamai mulai dari Sang Kapten Alfreda, Mas Nabhan Mbak Aul yang udah jadi kakak kita yang sangat ‘ngemong’ sejak di Airport, Mbak Linta kakak kelas dari jaman TK, Wafiq + Alwan teman se sekolah kader yang sama-sama supernya, Mas Ulin yang nyebelin tapi baiknya nggak kesangka, dan Lambang New Bro dari MUMA Jogja. Nggak lupa se-kontingen DIY dan seluruhnyaaa yang ada di Muktamar, you taught me how truly struggling by IPM.


Bocah Borneo, aiih Lutcunyaa :)



Di Pojok Studio RadioMu Muktamar XX IPM 7:43 WITA
Samarinda,


Nabiladinta
In the name of Allah

Ini adalah pesawat ke 10
Ini adalah Maskapai Lion ke 2
Perjalanan mengarungi langit
Melawan waktu, tanpa batas
Terimakasih, yang selalu membersamai  :)
Dalam rentan yang begitu menakjubkan, kali ini dalam mimpi yang hanya pernah terucapkan tanpa niat kesungguhan. Tetapi mengusahakannya jika ada kesempatan.

Karena mimpi mengatasi waktu
Ketika pesawat ini mulai landai
Ini adalah Pulau yang aku tapaki ke 2 setelah Bali, di luar Pulau Jawa (kediamanku)
Kalau ditanya, "Nabila kamu pernah terbayangkan atau memang sangat kamu niatan (?)"
"Hanya sempat tersabayangkan, terlintas sejenak setahun lalu sebelum pesawat pertama hingga ke sembilan menerbangkanku ke negeri Paman Sam"

Kalimantan, Pulau dengan segudang brilian tak terbantahkan untuk Nusantara
Yogyakarta -  Balikpapan - Samarinda

Ini adalah rentetan perjuangan yang semoga tidak pernah terlepaskan meskipun sejenak. Beberapa menit Lagi aku mulai menapaki Pulau Kalimantan. Beberapa jam lagi aku akan menikmati perjalanan darat di Pulau Kalimantan. Beberapa hari ke depan aku akan menjadi pembelajar, pengamat, dan pendengar yang baik untuk segala pertimbangan, perhitungan, konsolidasi, negosiasi dan segalanya demi Jaya-nya Pelajar Indonesia dan Pelajar Muhammadiyah pada khususnya. Amanah persyarikatan. Amalan berislam.  Aksi ber-nasionalisme. Aksi kemanusiaan.

Salam para pengepul ilmu dalam lumbung yang terbatas
Salam kaki-kaki kecil yang tak kenal lelah dan terus mengukir sejarah
Salam para pejuang yang masih percaya mimpi

Karena mimpi mengatasi waktu

Selamat dan sukses Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
"Menggerakkan Daya Kreatif Mendorong Generasi Berkemajuan"

Samarinda, 12-16 November 2016 / 12-16 Shafar 1438 H

Pelaku Sejarah Abad ke 2 Muhammadiyah - Haedar Natsir -

Terimakasih atas pagi yang menakjubkan

Adinta,

Maskapai Lion : Langit Jawa -  Kalimantan
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Cari Blog Ini

POPULAR POSTS

  • Hari-Hari di Pamulang (3)
  • 2024: a magic of ordinary days
  • Tentang Bisa Punya Waktu Tanpa Libur
  • pagi yang aneh

Categories

AFS Italy 2017-2018 Self Talk Hijrah Malaysia Ramadhan di Italia
Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • April 2025 (1)
  • Desember 2024 (1)
  • Juni 2024 (5)
  • Januari 2024 (1)
  • Desember 2023 (1)
  • September 2023 (1)
  • Agustus 2023 (3)
  • Februari 2023 (1)
  • Januari 2023 (1)
  • Desember 2022 (1)
  • November 2022 (1)
  • September 2022 (1)
  • Agustus 2022 (3)
  • Mei 2022 (3)
  • April 2022 (10)
  • Februari 2022 (1)
  • Desember 2021 (2)
  • November 2021 (1)
  • Oktober 2021 (2)
  • September 2021 (1)
  • Agustus 2021 (2)
  • Juli 2021 (3)
  • Juni 2021 (2)
  • Mei 2021 (1)
  • April 2021 (2)
  • Januari 2021 (2)
  • Desember 2020 (2)
  • November 2020 (1)
  • Oktober 2020 (11)
  • September 2020 (1)
  • Agustus 2020 (2)
  • Juli 2020 (2)
  • Juni 2020 (1)
  • Mei 2020 (19)
  • April 2020 (7)
  • Maret 2020 (2)
  • Januari 2020 (1)
  • Oktober 2019 (1)
  • September 2019 (1)
  • Agustus 2019 (1)
  • Juli 2019 (1)
  • Mei 2019 (1)
  • Maret 2019 (1)
  • Februari 2019 (2)
  • Januari 2019 (1)
  • November 2018 (1)
  • Agustus 2018 (1)
  • Mei 2018 (2)
  • April 2018 (4)
  • Maret 2018 (4)
  • Februari 2018 (5)
  • Januari 2018 (7)
  • Desember 2017 (9)
  • November 2017 (6)
  • Oktober 2017 (6)
  • September 2017 (7)
  • Agustus 2017 (2)
  • Juni 2017 (12)
  • Mei 2017 (11)
  • April 2017 (6)
  • Maret 2017 (3)
  • Februari 2017 (4)
  • Januari 2017 (2)
  • Desember 2016 (5)
  • November 2016 (6)
  • Oktober 2016 (6)
  • September 2016 (5)
  • Agustus 2016 (1)
  • Juli 2016 (1)
  • Juni 2016 (6)
  • April 2016 (2)
  • Februari 2016 (1)
  • Januari 2016 (2)
  • Desember 2015 (1)
  • November 2015 (3)
  • Agustus 2015 (1)
  • Juli 2015 (1)
  • Juni 2015 (4)
  • Mei 2015 (1)
  • April 2015 (2)
  • Februari 2015 (6)
  • Januari 2015 (3)
  • Desember 2014 (4)
  • November 2014 (14)
  • Oktober 2014 (2)
  • Agustus 2014 (3)
  • Juni 2014 (12)

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates