Nabiloski De Pellegrini
Salamullah :)
Januari punya cerita!

            Kembali lagi dengan cerita yang doaku bisa terus menginspirasi.
Bermula dari hari Selasa kemarin 19 Januari 2016, tiba-tiba aku kedatangan tamu. Tentunya aku kaget, loh siapa ya kayaknya nggak pernah kedatangan tamu. Setelah aku ke piket ternyata ada Yunda Lily dari Pengurus Wilayah PII Yogyakarta Besar. Beliau lalu menyampaikan niatnya untuk mengundang aku di Opening Ceremony LAT (Leadership Advance Training) salah satunya ada Talk Show Pendidikan. Dalam hatiku, ini benerankah ? Seumur-umur baru kali ini diundang, hamdalah.. Semoga Allah mempermudah. Aku menyanggupi kalau madrasah mengizinkan. Tanpa babibu kita langsung ke Ummi Unnik, dan Yu Lily sendiri yang meminta izin. Dilanjutkan Yu Lily kirim surat buat lewat beberapa prosedur madrasah. Aku sedikit was-was barangkali madrasah nggak mengizinkan karena ini menyangkut organisasi di luar madrasah.

           Hari Rabu aku masih tanya-tanya ke Ummi Unnik waktu siang, ternyata masih belum ada jawaban karena beliau belum dapet disposisi dari Ustadzah Erna. Jam 2-an aku ke ruang direktur, dan alhamdulillah aku dapet izin madrasah jadi nanti bakal dianter dan didampingi.

               Momentum penting terjadi di hari Kamis 21 Januari 2016. Jam setengah 9 pagi aku diantar Pak Tanto sama Kak Nia selaku Kepala Urusan Perkaderan. Sesampainya di Pondok Pemuda Ambar Binangun masih lumayan sepi. Aku menunggu. Bertemu Mas Fuad, beliau ikut ADVANT, alhamdulillah akhirnya akan bertambah lagi instruktur PII di Temanggung. Menunggu sembari ngobrol-ngobrol bareng lainnya, kebetulan ada Yunda Rahmi, Yu Bemi, dan lain-lain. Kira-kira jam 9 lebih pembukaan baru dimulai. Dimulai sama sambutan dari Kabid Perkaderan PB PII, Ketum PW PII, dan Keluarga Besar PII Jogbes.

            Ketika Talk Show dimulai, Yunda Rofi sebagai moderator, dan interviewees 2 lainnya itu Kang Edi selaku perwakilan Balai Pemuda dan Olahraga Jogja dan Kang Ahmad Muntaha Baisa selaku perwakilan aktivis pendidikan, keduanya Keluarga Besar PII. Disandingkan dengan beliau-beliau ini hal yang luar biasa. Kali ini aku sebagai pelajar dimaknai sudut pandangnya. Pertanyaan pertama Yunda Rofi ke aku itu tentang "Bagaimana pelajar saat ini ?" Kata kunciku adalah Pelajar saat ini tergilas modernisasi, kata-kataku buat sensasi ruangan sedikit kaget dengan kata tergilas terutama. Dilanjutkan Kang Edi lalu Kang Muntaha dengan tanggapan yang luar biasa. Ada kesepakatan diantara kami integrasi pemerintah, masyarakat, dan pelajar sendiri belum bergandengan. Kang Edi sendiri pernah ke Jepang dan kagum dengan pola disana dimana orangtua merasa berhasil saat anak-anaknya tahu dan paham apa itu attitude. Di Republik ini, orangtua protes saat anaknya di TK belum bisa baca. Lalu bagaimana ini ? Karakter pelajar-pelajar Indonesia sekarang dipertanyakan. Kang Edi sendiri menyadari begitupun peserta sebetulnya pemerintah juga sudah mengupayakn berbagai hal tapi kok begini jadinya ?

         Ada lagi sesi dari pernyataan Kang Gilang dari SMA Kelautan Bantul yang menceritakan kondisi sekolahnya yang lebih banyak materi, sedangkan dulu pendidikan fisik masih berjalan dan menurutnya sangat mendidik. Tapi sekarang segalanya dipersangkutkan dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Tanyaku, seberapa dangkal orang-orang di Republik ini memahami makna HAM ?

          Kang Muntaha sendiri menyampaikan tanggapan yang lebih banyak persepsi beliau tentang proses pendidikan dan mahasiswa di tempat beliau mengajar. Kang Edi banyak sekali menuturkan cerita-cerita mengenai peristiwa-peristiwa pelajar di Jogja entah yang tawuran, sekolah mahal, dan lain-lain yang membuat kita tertawa. Aku pun menyampaikan bagaimana pendidikan yang lebih banyak kognitif dengan kepekaan pelajar sekarang.

       Momentum yang begitu mengasyikkan. Apalagi saat pertanyaan terakhir dari Kang Neo mengenai definisi sekolah menurut kami para interviewees dan kira-kira bagian apa yang hilang dari sejarah pendidikan di Indonesia yang awalnya pondok pesantren dan sekolah umum hingga Sekolah Islam Terpadu dan lain-lain sampai kondisi pelajar sekarang tergilas modernisasi? Pertanyaan yang buat aku cengar-cengir, butuh mikir dulu. Awalnya Kang Muntaha memintaku menjawab pertama tapi aku menolak. Sambil Kang Edi dan Kang Muntaha menjawab aku menyusun definisi sekolah itu apa terlepas dari wikipedia dan lain-lain. Akhirnya aku utarakan definisi sekolah di sesi paling akhir, begini,....

              Talk Show berakhir, aku udah ditunggu Mbak Zuvita pengganti Kak Nia, beliau itu alumni angkatan 86. Alhamdulillah aku dapet sertifikat dibungkus figura, yang nyerahin ke aku Kabid Kaderisasi PB PII, aku lupa namanya kanda siapa. Langsung keburu pulang soalnya Pak Tanto udah nunggu dari tadi kata Mbak Zuvita. Sekian dulu yaa :)

                Tidak ada menolak ketika kau diminta tolong untuk memberikan pesan terbaik, entah dimana pun dan kapan pun, harapannya adalah bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi yang lainnya. Bisa menjadi manusia menginspirasi bukan hanya memenuhi ekspektasi dalam diri tanpa usaha beraksi! Talk Less Do More !

      Regards,

Ulima Nabila Adinta

Haloo :)
How's Life ?

Udah lama sekali nggak menyentuh tuts. Banyak hal yang tertinggal di belakang dan lupa nggak tertulis.

Tapi sekarang aku mau cerita tentang temen-temen luar biasa yang hampir 3 tahun membersamai. Mereka itu..

Kita datang dari banyak background, banyak banget perbedaan pikiran yang kita punya. Walaupun perempuannya cuma sedikit, yang diantara yang berpose di depan itu cuma aku (kerudung coklat) sama Yu Adila sebelah kiriku. Dalam waktu satu semester kita cuma meet up sekali. Kita berjumpa kali pertama di Pelajar Islam Indonesia. Organisasi yang apa adanya kita jalankan, aku pun berstatus sebagai simpatisan. Dibilang formal ya nggak begitu formal. Foto diatas latar belakangnya tanggal 30 Desember 2016 di SMP Al-Iman Parakan Temanggung waktu Basic Training PII. Banyak banget pengalaman menarik walaupun aku cuma 2 malem nginep di lokasi. 

Beragam sekali. Mulai dari panitia sampe peserta. Tapi aku sukanya, setiap malem bahkan sampe larut banget kita begadang tapi diskusi panjang yang namanya Islam, Alam semesta, sejarah, dan banyak banget yang bikin aku juga kepusingan sendiri. Tapi dibalik itu semua aku merasa beruntung banget dipertemukan dengan orang-orang yang nggak berpangku tangan, pelajar-pelajar sembodo yang masih memikirkan Indonesia dan dunia ke depannya, pelajar yang masih mau meluangkan waktu untuk baca buku. Perjuangan paling berkeringat ya dilakuin temen-temen kaum adam yang bolak-balik cari dana kesana kemari demi tidak menelantarkan peserta Batra.

Kagum sekali aku, syukur panjang ke Allah masih ada orang-orang yang peduli diantara sekian banyak yang nggak peduli. Mengesankan ketika kita bisa mengulurkan tangan ke siapapun dan tanpa memandang apapun. Menerima segalanya tanpa memperdebatkan. Kekeluargaan. Bukan hanya di lokasi aja yang bantu banyak, ada cerita waktu malem terakhir batra kita mengkontak Keluarga Besar PII namanya Kang Pujo. Karena bener-bener kekurangan dana. Beliau masih keluargaku, tepatnya sepupu ibuku. Kita telpon beliau sekitar jam 9-an. Aku sendiri jubirnya, hehe

"Assalamu'alaikum Kang Pujo niki Nabila"

"O nggih bil, pripun ?"

"Ndak sampun di transfer Mas ?"

"Oh dereng bil, lha kurang pinten ?"

Aku tanya ke temen-temen, kita kekurang sekian lah ( nggak perlu disebut )

"Sekian Kang.. Niki enten temen-temen PII"

"Sinten mawon niku ?"

Aku sebut satu per satu..

"O nggih.. ha dikirimi nomer rekeningnya"

Kang Pujo menyanggupi. Segera langsung kita kirim nomer rekeningnya. Selang 2 jam, sekitar jam 11-an malem Kang Pujo nelpon lagi..

"Bil niku sampun tak kirim sekian (sesuai permintaan kita)"

Serentak kita bilang Terimakasih banyak ke Kang Pujo.

Hal itu yang bikin aku semakin merasa kekeluargaan antara yang sudah nggak aktif sama yang masih jadi aktivis akrab banget. Sebelumnya juga ada Keluarga Besar PII yang sekarang kerja di BAPPENAS Pusat silaturrahmi dan membantu kita.. Ya Allah, Subhanallah sekali. Aku belum menemukan organisasi selengket PII satu sama lain yang bener-bener semua kalangan itu ada.

Untuk hari terakhir, liat peserta batra IKRAR JAKARTA dan perpisahan, nostalgia masa batra 3 tahun yang lalu. Akhir kata, kita menguatkan kembali niat dan komitmen buat membangun Temanggung. Ya aku hanya bisa jadi simpatisan saat aku ada waktu ke Temanggung. Bismillah, melangkah... Pasukan bertambah lagi ada Kang Hakim, Kang Iyas, dll. Anak INTRA Temanggung pun bertambah Kang Iyas dan Yu Aimma, padalah dulunya mereka aku semua yang nganter batra dan ngajak, eh malah diselip Intranya. Sedikit nyesek.







Peserta Batra sejumlah kira-kira 70-an,
tepatnya sudah lupa hehe
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Cari Blog Ini

POPULAR POSTS

  • Hari-Hari di Pamulang (3)
  • 2024: a magic of ordinary days
  • Tentang Bisa Punya Waktu Tanpa Libur
  • pagi yang aneh

Categories

AFS Italy 2017-2018 Self Talk Hijrah Malaysia Ramadhan di Italia
Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • April 2025 (1)
  • Desember 2024 (1)
  • Juni 2024 (5)
  • Januari 2024 (1)
  • Desember 2023 (1)
  • September 2023 (1)
  • Agustus 2023 (3)
  • Februari 2023 (1)
  • Januari 2023 (1)
  • Desember 2022 (1)
  • November 2022 (1)
  • September 2022 (1)
  • Agustus 2022 (3)
  • Mei 2022 (3)
  • April 2022 (10)
  • Februari 2022 (1)
  • Desember 2021 (2)
  • November 2021 (1)
  • Oktober 2021 (2)
  • September 2021 (1)
  • Agustus 2021 (2)
  • Juli 2021 (3)
  • Juni 2021 (2)
  • Mei 2021 (1)
  • April 2021 (2)
  • Januari 2021 (2)
  • Desember 2020 (2)
  • November 2020 (1)
  • Oktober 2020 (11)
  • September 2020 (1)
  • Agustus 2020 (2)
  • Juli 2020 (2)
  • Juni 2020 (1)
  • Mei 2020 (19)
  • April 2020 (7)
  • Maret 2020 (2)
  • Januari 2020 (1)
  • Oktober 2019 (1)
  • September 2019 (1)
  • Agustus 2019 (1)
  • Juli 2019 (1)
  • Mei 2019 (1)
  • Maret 2019 (1)
  • Februari 2019 (2)
  • Januari 2019 (1)
  • November 2018 (1)
  • Agustus 2018 (1)
  • Mei 2018 (2)
  • April 2018 (4)
  • Maret 2018 (4)
  • Februari 2018 (5)
  • Januari 2018 (7)
  • Desember 2017 (9)
  • November 2017 (6)
  • Oktober 2017 (6)
  • September 2017 (7)
  • Agustus 2017 (2)
  • Juni 2017 (12)
  • Mei 2017 (11)
  • April 2017 (6)
  • Maret 2017 (3)
  • Februari 2017 (4)
  • Januari 2017 (2)
  • Desember 2016 (5)
  • November 2016 (6)
  • Oktober 2016 (6)
  • September 2016 (5)
  • Agustus 2016 (1)
  • Juli 2016 (1)
  • Juni 2016 (6)
  • April 2016 (2)
  • Februari 2016 (1)
  • Januari 2016 (2)
  • Desember 2015 (1)
  • November 2015 (3)
  • Agustus 2015 (1)
  • Juli 2015 (1)
  • Juni 2015 (4)
  • Mei 2015 (1)
  • April 2015 (2)
  • Februari 2015 (6)
  • Januari 2015 (3)
  • Desember 2014 (4)
  • November 2014 (14)
  • Oktober 2014 (2)
  • Agustus 2014 (3)
  • Juni 2014 (12)

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates